11
apalagi materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Pada tipe ini seluruh siswa dilibatkan dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada
siswa yang lainnya”.
11
Dengan kegiatan siswa mengajari siswa maka kondisi seperti ini dapat memotivasi siswa lain untuk mengungkapkan gagasannya serta
bertukar pendapat. Adanya pencapaian tujuan bersama juga mendorong siswa saling membantu setiap anggota dalam kelompoknya agar dapat mencapai
penguasaan materi. Jhonson and Jhonson, seperti dikutip dalam bukunya Rusman, Model-
model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, melakukan penelitian tentang pembelajaran kooperatif model jigsaw yang hasilnya
menunjukkan bahwa interaksi kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif terhadap perekembangan anak. Pengaruh positif tersebut adalah:
1 Meningkatkan hasil belajar; 2 Meningkatkan daya ingat;
3 Dapat digunakan untuk mencapai tarap penalaran tigkat tinggi; 4 Mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik kesadaran individu;
5 Meningkatkan hubungan antarmanusia yang heterogen; 6 Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah;
7 Meningkatkan sikap positif terhadap guru; 8 Meningkatkan harga diri anak;
9 Meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif; dan 10 Meningkatkan keterampilan hidup bergotong-royong.
12
Kegiatan yang dilakukan dalam metode jigsaw adalah sebagai berikut: 1 Melakukan kegiatan membaca untuk menggali informasi. Siswa memperolah
topik-topik permasalahan untuk dibaca, sehingga mendapatkan informasi dari permasalahan tersebut.
2 Diskusi kelompok ahli. Siswa yang telah mendapatkan topik permasalahan yang sama bertemu dalam satu kelompok atau kita sebut dengan kelompok
ahli untuk membicarakan topik permasalahan tersebut. 3 Laporan kelompok. Kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan
menjelaskan hasil yang didapat dari diskusi tim ahli. 4 Kuis dilakukan mencakup semua topik permasalahan yang dibicarakan tadi.
5 Perhitungan skor kelompok dan menentukan penghargaan kelompok.
13
11
Hisyam Zainin, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Insan Madani, 2008, h.56
12
Rusman, Op. Cit., h.219
13
Ibid.
12
c. Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan
kepada proses kerja sama dalam kelompok. Di setiap kelompoknya bersifat heterogen dimana kelompok terdiri atas anggota yang memiliki kemampuan
akademik, jenis kelamin, dan latar belakang yang berbeda. Salah satu ciri yang membedakan dari metode-metode pembelajaran
kooperatif yaitu pembelajaran model jigsaw yang dikenal juga dengan kooperatif para ahli. Karena anggota setiap kelompok dihadapkan pada permasalahan yang
berbeda. Tetapi permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama, setiap utusan dalam kelompok yang berbeda membahas materi yang sama, kita sebut tim ahli
yang bertugas membahas permasalahan yang dihadapi, selanjutnya hasil pembahasan itu dibawa ke kelompok asal dan disampaikan pada anggota
kelompoknya. Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif ini menandakan bahwa pembelajaran kooperatif berbeda dengan pembelajaran kelompok biasa, karena
pada pembelajaran ini siswa tidak hanya bertanggung jawab pada dirinya sendiri tetapi juga bertanggung jawab terhadap kelompoknya. Siswa juga dapat
berpartisipasi secara aktif serta saling terkait satu sama lain di dalam kelompok. Pembelajaran kooperatif juga dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan
penghargaan kooperatif. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif di dorong dan di kehendaki untuk bekerja sama pada suatu tugas
bersama dan mereka harus mengoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya. Dalam pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling
tergantung satu sama lain untuk mencapai penghargaan bersama.
d. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran kooperatif
Upaya belajar adalah segala aktivitas siswa untuk meningkatkan kemampuannya yang telah dimiliki maupun meningkatkan kemampuan baru, baik
kemampuan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Aktivitas pemebelajaran tersebut dilakukan dalam kegiatan kelompok, sehingga antar
13
peserta dapat saling membelajarkan melalui bertukar pikiran, pengalaman, maupun gagasan-gagasan.
Aspek tujuan dimaksudkan untuk memberikan arah perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Melalui tujuan yang jelas, setiap anggota kelompok
dapat memahami sasaran setiap kegiatan belajar. Tujuan penting lain dari pembelajaran kooperatif adalah untuk
mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan ini amat penting untuk di miliki di dalam masyarakat di mana sebagian besar
orang dewasa banyak melakukan pekerjaan di dalam organisasi yang saling bergantung satu sama lain dan di mana masyarakat secara budaya semakin
beragam. Adapun menurut Warsono dan Hariyanto, keuntungan atau manfaat
bersama yang di dapat dalam pembelajaran kooperatif, antara lain: 1 Saling memperoleh hasil usaha orang lain suksesmu menguntungkan aku dan
suksesku menguntungkan kamu; 2 Kesadaran bahwa semua anggota kelompok akan saling berbagi manfaat yang
sama kita semua berenang atau tenggelam bersama di sini; 3 Merasa bangga dan mau bergabung untuk merayakan keberhasilan semua
anggota kelompok.
14
e. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Menurut Priyanto, seperti yang telah dikutip oleh Made Wena, dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ada beberapa langkah yang harus
dilaksanakan, yaitu sebagai berikut:
15
1 Pembentukan Kelompok Asal Setiap kelompok asal terdiri dari 4-6 orang anggota dengan kemampuan
yang heterogen. 2 Pembelajaran pada Kelomok Asal
Setiap anggota dari kelompok asal mempelajari submateri pelajaran yang akan menjadi keahliannya, kemudian masing-masing mengerjakan tugas
secara individual.
14
Warsono dan Hariyanto, Op. Cit., h. 166
15
Made Wena, Op. Cit., h. 194