25
keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran, dan pelatihan agar
keimanan dan ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
2 Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat.
3 Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
4 Perbaikan, yaitu
untuk memperbaiki
kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam
keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-sehari.
5 Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya
atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
6 Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum alam
nyata dan nirnyata, sistem dan fungsionalnya.
7 Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khusus di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan
bagi orang lain.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi pendidikan agama Islam adalah untuk mengembangkan dan menanamkan nilai-nilai ajaran agama
Islam kepada anak didik untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaanny serta menjadikannya sebagai pedoman hidup untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan anak didik dalam keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-sehari.
c. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam di sekolahmadrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan
pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal
keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
36
36
Ibid. h.16
26
Tujuan pendidikan agama Islam di atas merupakan turunan dari tujuan pendidikan nasional. Sebagaimana yang tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II, pasal 3 yang berbunyi: Pendidikan nasional berujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
37
Dengan demikian, tujuan pendidikan Islam merupakan usaha dalam membangun manusia yang utuh dalam rangka pembentukan kepribadian,
moralitas, sikap ilmiah dan keilmuan, kemampuan berkarya, profesionalisasi sehingga mampu menunjukkan iman dan amal shaleh sesuai nilai-nilai keagamaan
dan kehidupan.
B. Kerangka Berfikir
Pada dasarnya, guru adalah seorang motivator bagi para siswanya dalam melakukan proses kegiatan belajar
– mengajar, guru sebagai seorang pemimpin melakukan dua usaha utama: 1 memperkokoh motivasi siswa. 2 memilih
strategi yang tepat. Motivasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu; 1 Motivasi intrinsik yang
mengacu kepada faktor-faktor dari dalam, tersirat baik dari tugas itu sendiri maupun pada diri siswa. Motivasi intrinsik merupakan pendorong bagi aktivitas
dalam pengajaran dan dalam pemecahan soal. Keinginan untuk menambah pengetahuan dan untuk menjelajah pengetahuan merupakan faktor intrinsik semua
orang. 2 Motivasi ekstrinsik yaitu mengacu kepada faktor-faktor dari luar dan ditetapkan pada tugas atau pada diri siswa oleh guru atau orang lain. Motivasi
ekstrinsik dapat berupa penghargaan, pujian, hukuman atau celaan. Dalam proses pembelajaran, pemilihan metode mengajar yang tepat akan
membawa prestasi belajar siswa yang maksimal. Pemilihan metode mengajar ini harus disesuaikan dengan mata pelajaran yang diajarkan dan juga standar
37
Undang-undang Sisdiknas, Loc. Cit.