Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
2
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga siap dan mampu bersaing dalam menghadapi era globalisasi.
Proses pembelajaran di sekolah pada umumnya belum menampakkan sistem belajar mengajar yang mengajak siswa untuk aktif berfikir dan bertindak
melakukan penggalian potensi yang ada padanya. Sikap yang demikian mungkin disebabkan karena metode pembelajaran yang kurang bervariasi, serta materi
pelajaran yang relatif lebih sukar. Hal ini secara tidak langsung sangat mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa.
Salah satu mata pelajaran khusus yang diberikan kepada siswa adalah Pendidikan Agama Islam. Pendidikan Agama Islam PAI sebagai salah satu mata
pelajaran di sekolah mempunyai peranan yang sangat strategis dan signifikan dalam pembentukan akhlak dan pribadi siswa. Pendidikan Agama Islam secara
umum dapat dipahami sebagai upaya untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman siswa tentang agama Islam. Sehingga
menjadi pribadi muslim yang beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pada umumnya, pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan metode konvensional yaitu metode ceramah dan mengharapkan siswa duduk, diam,
dengar, catat dan hafal. Sehingga kegiatan belajar mengajar masih monoton dan kurang menarik perhatian siswa. Kondisi seperti itu akan menyebabkan
menurunnya motivasi belajar siswa dan kurangnya pemahaman siswa pada mata pelajaran PAI. Berdasarkan penelitian, permasalahan tersebut tidak jauh berbeda
terjadi di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta. Perhatian siswa yang rendah terhadap mata pelajaran PAI disebabkan karena tidak adanya peningkatan motivasi belajar
siswa saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Seorang guru yang profesional dituntut untuk dapat menampilkan
keahliannya sebagai guru didepan kelas. Komponen yang harus dikuasai adalah menggunakan bermacam-macam model pembelajaran yang bervariasi yang dapat
menarik minat belajar siswa dan guru tidak hanya cukup dengan memberikan ceramah di depan kelas. Hal ini tidak berarti bahwa metode ceramah tidak baik,
melainkan pada suatu saat siswa akan menjadi bosan apabila hanya guru sendiri
3
yang berbicara, sedangkan mereka duduk, diam dan mendengarkan. Kebosanan dalam mendengarkan uraian guru dapat mematikan semangat belajar siswa. Oleh
karena itu, guru perlu menguasai model pembelajaran. Perlu adanya usaha untuk memperbaiki hasil belajar siswa dengan
berbagai cara antara lain: perbaikan model pembelajaran, penggunaan model pembelajaran yang bervariasi, peningkatan sarana dan pra sarana, memberi
motivasi siswa supaya semangat belajar, mengingatkan orang tua agar memberi motivasi belajar dirumah.
Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada siswa adalah model pembelajaran kooperatif cooperative learning.
Menurut Rusman, “Model pembelajaran ini bisa melatih siswa aktif. Pembelajaran kooperatif cooperative
learning merupakan pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk salin berinteraksi
”.
3
Penggunaan secara efektif keterampilan-keterampilan kooperatif menjadi semakin penting untuk mengembangkan sikap saling bekerja sama, mempunyai
rasa tanggung jawab dan mampu bersaing secara sehat. Menurut Artzt Newman, sebagaimana dikutip Trianto, menyatakan bahwa dalam belajar
kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas- tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
4
Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah tipe Jigsaw. Model pembelajaran Jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Beberapa alasan lain yang menyebabkan model
jigsaw perlu diterapkan sebagai model pembelajaran yaitu tidak adanya persaingan antar siswa atau kelompok. Mereka bekerjasama untuk menyelesaikan
masalah dalam mengatasi cara pikir yang berbeda. Siswa dalam kelompok bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar yang ditugaskan padanya lalu
mengajarkan bagian tersebut pada anggota yang lain. Siswa juga senantiasa tidak hanya mengharapkan bantuan guru serta siswa termotivasi untuk belajar cepat dan
3
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, hal.203
4
Trianto, Op. Cit., h.56
4
akurat seluruh materi. Dengan demikian, jika model pembelajaran ini diterapkan dalam proses pembelajaran, maka akan terjadi pembelajaran student center, bukan
teacher center. Dengan adanya faktor kesamaan tersebut, maka dalam pencapaian
keberhasilan siswa dapat pula dikombinasikan antara model pembelajaran jigsaw dengan peningkatan motivasi belajar siswa. Yang diharapakan dapat
meningkatkan mutu pembelajaran pada mata pelajaran PAI. Motivasi sebagai salah satu faktor psikologis adalah sangat penting dalam
proses kegiatan belajar. Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa. Asumsi ini sejalan dengan pendapat Sardiman
yang mengatakan bahwa seseorang itu akan mendapat hasil yang diinginkan dalam belajar bila dalam dirinya terdapat keinginan untuk belajar.
5
Ini berarti bahwa motivasi memiliki pengaruh terhadap keberhasilan siswa untuk mencapai
hasil yang optimal. Sebaliknya rendahnya motivasi siswa dalam belajar maka akan rendah pula hasil yang dicapai.
Motivasi juga dapat berfungsi sebagai pendorong untuk pencapaian prestasi. Seseorang akan melakukan suatu kegiatan karena adanya motivasi dalam
dirinya. Adanya motivasi yang tinggi dalam belajar akan mencapai hasil yang optimal. Seperti firman Allah SWT dalam Q.S. Ar-
Ra’du ayat 11 :
Artinya :
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Dalam ayat lain juga Allah berfirman :
5
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007, h.40
5
Artinya :
2. apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, Maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah
dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang
yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar.
3. dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
keperluannya.
Sesungguhnya Allah
melaksanakan urusan
yang dikehendakiNya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-
tiap sesuatu. Q.S. At-Thalaq : 2-3
6
Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun terutama yang didasari oleh adanya motivasi maka seseorang itu akan dapat melahirkan prestasi yang
baik. Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian mengenai:
“PENERAPAN METODE
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA
PADA MATA
PELAJARAN PAI
DI SMP
MUHAMMADIYAH 8 JAKARTA”.