Sikap dan Teori Pengukurannya
terlihat bahwa kemampuan penalaran merupakan salah satu aspek yang harus dikuasai oleh siswa baik pada tingkat dasar maupun tingkat menengah.
Kemampuan penalaran melatih siswa untuk ikut terlibat berpikir dan mempertimbangkan sesuatu. Saat siswa diberi sebuah permasalahan, siswa
dituntut untuk memberikan dan mengembangkan ide matematikanya melalui kemampuan penalarannya. Jadi siswa tidak hanya sekedar menerima dari guru dan
tidak hanya sekedar memahami konsep ataupun rumus saja. Ide matematika yang dimiliki oleh siswa dapat dikembangkan menjadi sebuah penyelesaian menurut
kemampuan siswa itu sendiri dalam menangani persoalan yang diberikan oleh guru. Dengan penalaran siswa dirasa mampu lebih mandiri dalam menggunakan
daya pikirnya. Salah satu kemampuan penalaran adalah penalaran adaptif yang mencakup
kemampuan induktif dan deduktif. Pembelajaran yang mengacu pada kemampuan penalaran adaptif ini tidak hanya menekankan siswa untuk menyelesaikan sebuah
permasalahan saja, tetapi menuntut siswa untuk menggunakan pemikirannya secara logis, sistematis, dan kritis. Pembuktian yang dikemukakan oleh siswa
harus sesuai dengan situasi dan konsep yang berlaku serta alasannya harus jelas. Penalaran adaptif bukan hanya mampu berpikir dan bernalar secara logis
saja yang ditingkatkan. Penalaran ini juga menekankan siswa untuk mampu memperkirakan jawaban yang akan diambil saat mendapatkan persoalan. Selain
itu, siswa juga harus bisa memberi penjelasan tentang konsep dan prosedur penyelesaian permasalahannya.
Untuk mengembangkan kemampuan penalaran adaptif siswa perlu digunakan metode pembelajaran yang efektif dan aktif. Metode pembelajaran
konvensional yang sering kali digunakan oleh guru-guru di sekolah dirasa kurang efektif untuk membangun kemampuan penalaran adaptif. Metode konvensional
hanya menekankan pada pemberian informasi dari seorang guru kepada sekelompok siswa. Hal ini membuat siswa menjadi pasif dalam pembelajaran di
kelas. Metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving TAPPS dirasa mampu memfasilitasi siswa dalam manyampaikan ide-ide matematikanya
dan menjadikan siswa mampu menggunakan daya nalarnya.
Metode TAPPS merupakan suatu metode pembelajaran yang melibatkan dua orang siswa bekerja sama menyelesaikan suatu masalah. Satu siswa
memecahkan masalah kemudian memaparkannya dan satu siswa lain mendengar. Hal ini akan meningkatkan vokalisasi dan akurasi serta kemampuan komunikasi
lisan siswa. Selin itu juga dapat membantu siswa mengamati dan memahami proses berpikir mereka sendiri dan pasangannya.
29
Kelebihan dari metode TAPPS adalah melibatkan siswa dalam memeriksa penjelasan dari pasangannya. Jadi pada
pembelajaran ini diberikan 2 permasalahan yang harus dinalarkan oleh pasangan tersebut. Tiap siswa bebas mengeluarkan ide dan pendapatnya dalam penyelesaian
soal. Bahkan tiap siswa harus memaparkan kepada pasangannya tentang cara penyelesaiannya sambil dikoreksi oleh pasangannya tersebut.
Melalui metode TAPPS siswa belajar untuk bertanggung jawab dalam kegiatan pembelajaran. Siswa tidak sekedar menjadi penerima yang pasif saja
tetapi siswa juga dituntut untuk mampu menemukan sendiri penyelesaian dari suatu masalahnya. Siswa dilatih untuk aktif mencari informasi sendiri dan dituntut
terampil bertanya dan mengemukakan pendapat. Siswa juga harus menemukan informasi yang relevan dari sumber yang ada dan harus mampu mencari solusi
yang efektif
sehingga ketika
siswa tersebut
mampu memecahkan
permasalahannya sendiri maka ia akan menemukan kepuasan dan kebanggaan. Secara rinci, metode TAPPS memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
1. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menganalisa suatu permasalahan
2. Mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan suatu permasalahan
3. Meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep belajar
4. Melatih siswa berpikir secara sistematik
5. Meningkatkan keahlian mendengarkan aktif
6. Melatih konsentrasi siswa dalam menyimak dan mengoreksi penjelasan dari
teman sebaya Menurut Casuro dan Tudge, metode TAPPS efektif dan efisien
membangun kemampuan menjelaskan analitis siswa karena metode ini melibatkan
29
David H. Jonassen, Learning to Solve Problem An Instructional Design Guide, San Francisco: Pfeiffer,2004, h. 139.
pertukaran konsepsi antar siswa yang membantu mereka meningkatkan pembelajaran dan pemahaman mereka terhadap materi pelajaran sehingga
membantu mereka dalam memahami konsep dengan pemahaman yang lebih baik.
30
Elizabeth juga mengemukakan bahwa TAPPS dapat meningkatkan kemampuan analisis dengan cara membantu siswa untuk merumuskan ide-ide,
melatih konsep, memahami tahapan-tahapan pokok dalam proses berfikir dan mengetahui kesalahan dari hasil penalaran seseorang. Metode TAPPS
menekankan pada proses pemecahan masalah dari pada hasil. Setelah itu dijabarkan prosesnya dan membantu siswa berlatih kemampuan memecahkan
masalah dan belajar untuk mendiagnosa kesalahan dalam logika.
31
Pembelajaran dengan menggunakan metode TAPPS selain bertujuan untuk menghindari jawaban sederhana dalam pemecahan masalah, juga bertujuan untuk
meningkatkan daya pikir siswa. Saat siswa melakukan proses sebagai problem solver ataupun listener, siswa harus menalarkan dan memutuskan langkah-
langkah penyelesaian suatu permasalahan matematika. Pembelajaran akan terasa lebih bermakna untuk siswa apabila ia mampu menemukan sendiri solusi dari
permasalahan yang diberikan. Sehingga membuat anak mandiri dalam menggunakan daya pikir dan analisanya.