9 Listener bertugas untuk mendengarkan apa yang disampaikan oleh
problem solver dan memahami setiap langkah, jawaban, dan analisa yang diberikan
10 Listener tidak diperkenankan menambahkan jawaban problem solver
karena listener disini hanya berhak untuk memberitahukan apa bila terjadi kekeliruan dalam analisa problem solver
11 Apabila suatu soal atau masalah telah terselesaikan oleh problem
solver maka mereka segera bertukar tugas. Problem solver menjadi listener dan listener menjadi problem solver.
12 Setelah mereka bertukar tugas lalu guru memberikan masalah yang
baru yang harus diselesaikan oleh problem solver yang baru. Hal ini dilakukan agar setiap siswa berkesempatan untuk memberikan hasil
analisa mereka dan berkesempatan juga menjadi pendengar. Lebih khusus lagi dalam penelitian ini, metode Thinking Aloud Pair
Problem Solving TAPPS adalah metode pembelajaran yang dilakukan melalui tahapan : Siswa mendapatkan permasalahan yang berbeda dengan
pasangannya. Siswa menjalani peran sebagai problem solver untuk menyelesaikan permasalahannya kemudian memaparkan kepada listenernya.
Setelah selesai, dilanjutkan untuk permasalahan kedua dengan bertukar peran.
3. Pembelajaran Konvensional
Seorang guru harus menguasai metode pembelajaran yang dapat memberikan nilai tambah bagi anak didiknya. Selanjutnya yang tidak kalah
pentingnya dari nilai proses pembelajarannya adalah hasil belajar yang optimal atau maksimal.
19
Salah satu metode pembelajaran yang masih berlaku dan sangat banyak digunakan oleh guru adalah metode pembelajaran
konvensional. Pembelajaran konvensional menjadikan siswa belajar secara pasif karena disini guru dianggap sebagai penyedia pelajaran dan siswa hanya
sebagai penerima. Segala aktifitas pembelajaran dikendalikan oleh guru.
19
Wina Wijaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Jakarta: 2009
Menurut beberapa para ahli, berikut pengertian pembelajaran konvensional:
1 Djamarah, metode pembelajaran konvensional adalah metode
pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan
antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam pembelajaran sejarah metode konvensional ditandai dengan
ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan.
2 Freire, memberikan istilah terhadap pengajaran seperti itu sebagai suatu
penyelenggaraan pendidikan ber”gaya bank” penyelenggaraan pendidikan hanya dipandang sebagai suatu aktivitas pemberian informasi yang harus
“ditelan” oleh siswa, yang wajib diingat dan dihapal.
20
Secara umum, ciri-ciri pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut:
1 Siswa adalah penerima informasi secara pasif, dimana siswa menerima
pengetahuan dari guru dan pengetahuan diasumsinya sebagai badan dari informasi dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan standar.
2 Belajar secara individual
3 Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis
4 Perilaku dibangun atas kebiasaan
5 Kebenaran bersifat absolut dan pengetahuan bersifat final
6 Guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran
7 Perilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik
8 Interaksi diantara siswa kurang
9 Guru sering bertindak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam
kelompok-kelompok belajar Namun perlu diketahui bahwa pengajaran metode ini dipandang efektif
atau mempunyai keunggulan, terutama: 1
Berbagai informasi yang tidak mudah ditemukan di tempat lain.
20
Ibid
2 Menyampaikan informasi dengan cepat
3 Membangkitkan minat akan informasi
4 Mengajari siswa yang yang cara belajar terbaiknya dengan mendengarkan
5 Mudah digunakan dalam proses belajar mengajar
Pembelajaran konvensional memiliki kelemahan adalah sebagai berikut: 1
Tidak semua siswa memiliki cara belajar terbaik dengan mendengarkan 2
Sering terjadi kesulitan untuk menjaga agar siswa tetap tertarik dengan apa yang dipelajari
3 Para siswa tidak mengetahui apa tujuan mereka belajar pada hari itu
4 Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas
5 Daya serapnya rendah dan cepat hilang karena bersifat menghapal
21
4. Sikap dan Teori Pengukurannya
Sikap dapat dikatakan sebagai ekspresi derajat suka atau tidak suka terhadapa berbagai hal. Sikap mewakili penilaian atau kecenderungan
kesukaan kita terhadap berbagai jenis objek sikap.
22
Melalui sikap, seseorang dapat menyatakan penilaiannya terhadap suatu objek dalam kategori suka atau
tidak suka. Selain itu, beberapa ahli psikologi sosial dan kepribadian berpendapat bahwa sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi
terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksudkan merupakan kecenderungan potensial untuk
bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon.
23
Sikap dikatakan sebagai suatu respons evaluative yang hanya akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki
adanya reaksi individual. reaksi yang dinyatakan timbul berdasarkan proses evaluasi dan kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik-buruk,
21
www.google.co.id,http:yasphunkalfreth.blogspot.com201006perbandingan metode
pembelajaran.htlm
22
Morgan, The Commitemn-Trust Teory of Relationship Marketing. Journal of Marketing, 1999
23
Saifuddin Azwar, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Pustaka Pelajar, 1995, h.5