Hasil-hasil Penelitian yang Relevan Kerangka Berpikir

pertukaran konsepsi antar siswa yang membantu mereka meningkatkan pembelajaran dan pemahaman mereka terhadap materi pelajaran sehingga membantu mereka dalam memahami konsep dengan pemahaman yang lebih baik. 30 Elizabeth juga mengemukakan bahwa TAPPS dapat meningkatkan kemampuan analisis dengan cara membantu siswa untuk merumuskan ide-ide, melatih konsep, memahami tahapan-tahapan pokok dalam proses berfikir dan mengetahui kesalahan dari hasil penalaran seseorang. Metode TAPPS menekankan pada proses pemecahan masalah dari pada hasil. Setelah itu dijabarkan prosesnya dan membantu siswa berlatih kemampuan memecahkan masalah dan belajar untuk mendiagnosa kesalahan dalam logika. 31 Pembelajaran dengan menggunakan metode TAPPS selain bertujuan untuk menghindari jawaban sederhana dalam pemecahan masalah, juga bertujuan untuk meningkatkan daya pikir siswa. Saat siswa melakukan proses sebagai problem solver ataupun listener, siswa harus menalarkan dan memutuskan langkah- langkah penyelesaian suatu permasalahan matematika. Pembelajaran akan terasa lebih bermakna untuk siswa apabila ia mampu menemukan sendiri solusi dari permasalahan yang diberikan. Sehingga membuat anak mandiri dalam menggunakan daya pikir dan analisanya.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi teoritik dan kerangka berpikir yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian adalah “Kemampuan penalaran adaptif matematik siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan metode Thinking Aloud Pair Problem Solving TAPPS lebih tinggi daripada kemampuan penalaran adaptif matematik siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan metode konvensional”. 30 Arthur Whimbey and Jack lochhead, Problem Solving Comprehension. 1999 31 Elizabeth F Barkley. Student Engagement Techniques: A Handbook For College Faculty. 2010. USA: PB Printing 26

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 25 Pamulang pada semester ganjil bulan Oktober sampai dengan November tahun ajaran 2013-2014 dengan objek penelitian siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 pada materi Trigonometri. Jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 Tabel 3.1 Jadwal Penelitian No Jenis Kegiatan Sep Okt Nov Des 1 Perencanaan √ 2 Observasi √ 3 Penelitian √ √ 4 Analisis Data √ √ 5 Laporan Penelitian √

B. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode quasi eksperimen, dimana metode ini tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan penuh terhadap faktor lain yang mempengaruhi variabel dan kondisi eksperimen. 1 Desain eksperimen ini memiliki dua kelompok yaitu: kelompok pertama yang mendapatkan perlakukan treatment sedangkan kelompok kedua merupakan pengendali kontrol. Desain ini menggunakan Posttest-Only Control Group Design. Dalam desain penelitian ini objek yang akan diteliti akan diberikan tes akhir setelah kedua kelas mendapatkan perlakuan. Kelas eksperimen diberikan perlakuan treatment berupa penggunaan metode pembelajaran Thinking Aloud 1 Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RD, Cet.X, Bandung: Alfabeta, 2010, h.114 Pair Problem Solving TAPPS sedangkan kelas kontrol diberikan pembelajaran konvensional. Desain ini digambarkan pada tabel 3.2 Tabel. 3.2 Desain Penelitian Posttest-Only Control Group Design 2 Kelompok Perlakuan Test Akhir R E X 1 O R K X 2 O Keterangan: R E = Proses pemilihan subyek pada kelas eksperimen R k = Proses pemilihan subyek pada kelas kontrol X 1 = Perlakuan dengan penggunaan metode pembelajaran TAPPS X 2 = Perlakuan dengan penggunaan pembelajaran konvensional O = Tes akhir Posttest Pada pelaksanaannya, peneliti terlibat langsung dalam mengumpulkan, mengolah, menganalisis, serta menarik suatu kesimpulan dari data yang diperoleh. Dalam penelitian ini, sebelum memberikan tes akhir peneliti mengajarkan materi dengan menggunakan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving TAPPS pada kelas eksperimen. Pada tahap akhir peneliti memberikan soal posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau dapat juga disebut wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. 3 Populasi dalam sebuah penelitian terbagi lagi menjadi populasi target dan populasi terukur. Populasi target adalah populasi yang yang menjadi sasaran keberlakuan dalam suatu penelitian dan populasi terukur adalah yang secara nyata menjadi dasar dalam penentuan sampel dan menjadi sasaran 2 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, hal. 206 3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Bandung: Alfabeta, 2010, hal. 117 penelitian. 4 Populasi target dalam penelitian ini adalah siswa SMA Muhammadiyah 25 Pamulang, sedangkan populasi terukur adalah siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 25 Pamulang sebanyak 3 kelas. Selain menentukan populasi, ditentukan pula sampel dalam sebuah penelitian. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. 5 Sampel ini diambil dari populasi terjangkau dengan teknik Cluster Random Sampling, yaitu pengambilan 2 unit kelas dari kelas XI IPA. Kelas eksperimen berasal dari kelas XI IPA 1 sebanyak 30 orang dan kelas kontrol berasal dari kelas XI IPA 2 sebanyak 33 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini diambil dari hasil tes kemampuan penalaran adaptif matematika di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes yang dikerjakan oleh kedua kelas tersebut adalah sama. Instrumen tes yang digunakan adalah tes berbentuk essay sebanyak 5 soal yaitu soal nomor 1, 2, 4, 5, dan 6. Diberikan tes dalam bentuk essay dikarenakan siswa dituntut menjawab secara teliti, analisis dan sistematik teratur. Selain itu dilakukan juga penyebaran angket untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving TAPPS. Tetapi penyebaran angket ini hanya dilakukan pada kelas eksperimen.

E. Instrumen Penelitian

1. Tes Kemampuan Penalaran Adaptif matematik

Instrumen tes kemampuan penalaran adaptif matematik yang diberikan sesuai dengan indikator penalaran adaptif matematik. Tes uji coba tersebut, terlebih dahulu diberikan kepada 32 siswa kelas XII IPA di SMA Muhammadiyah 25. Tes uji coba ini dilakukan untuk mengetahui apakah tes 4 Nana Syaodih,. Op cit h. 250. h. 251 5 Ibid,. h. 118

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE TAPPS TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA

3 27 213

Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematik Siswa Dengan Metode Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (Tapps)

8 37 157

Pengaruh Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (Tapps) Terhadap Kemampuan Berpikir Analitis Matematis Berdasarkan Level Kognitif Siswa Di Mts Hidayatul Umam

2 14 203

Pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap kemampuan penalaran adaptif matematis siswa eksperimen di salah satu SMP Negeri di Depok

9 47 208

Pengaruh metode penemuan terbimbing (guided discovery method) dalam pembelajaran matematika terhadap kemampuan penalaran adaptif siswa kelas xi IPA: penelitian quasi eksperimen di SMAN 5 Kota Tangerang Selatan

6 70 244

PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA SISWA

34 139 204

Pengaruh metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dan gender terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa

2 17 0

Pengaruh Model Pembela jaran Creative Problem Solving (CPS) Terhadap Kemampuan Penalaran Analogi Matematik Siswa

1 27 309

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTASI SISWA KELAS XI AK DI SMK NEGERI I PEMATANGSIANTAR TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017.

0 7 30

PENGARUH STRATEGI THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) TERHDAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP.

6 17 132