memberikan alasan mengenai jawaban yang diberikan, menarik kesimpulan dari sebuah pernyataan, dan menemukan pola dari suatu
masalah matematika.
2. Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving TAPPS
a. Pengertian Masalah dan Pemecahan Masalah
Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah merupakan pertanyaan yang harus dijawab atau direspon. Namun
mereka menyatakan juga bahwa tidak semua pertanyaan otomatis akan menjadi masalah. Suatu pertanyaan akan menjadi masalah apabila
pertanyaan itu menunjukan adanya suatu tantangan challenge yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin routine procedure yang
sudah diketahui pelaku. Masalah atau problem adalah suatu kesenjangan antara diamana anda
berada sekarang dengan tujuan yang anda inginkan, sedangkan anda tidak tahu proses apa yang akan dikerjakan.
14
W.W Sawyer menyatakan bahwa pengetahuan yang diberikan atau ditransformasikan langsung kepada para
siswa akan kurang meningkatkan kemampuan bernalar reasoning mereka. W.W Sawyer menyebutnya hanya meningkatkan kemampuan
untuk mengingat saja. Padahal di era global dan era perdagangan bebas, kemampuan bernalarlah serta kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
akan sangat menentukan keberhasilan mereka. Karenanya, pemecahan masalah akan menjadi hal yang sangat menentukan keberhasilan
pendidikan matematika, sehingga pengintegrasian pemecahan masalah problem solving selama proses pembelajaran berlangsung hendaknya
menjadi suatu keharusan.
15
14
Erna Suwangsih dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, Cet.I, Bandung: UPI PRESS, 2006, h.126
15
Fajar Shadiq, “Pemecahan masalah, Penalaran dan Komunikasi”, Makalah disampaikan
pada Diklat InstrukturPengembangan Matematika SMA Jenjang Dasar, Yogyakarta, 6-19 Agustus 2004, h.16
Masalah merupakan pertanyaan yang membingungkan atau sulit. Sedangkan masalah dalam matematika adalah segala sesuatu yang
memerlukan pengerjaan atau dengan kata lain segala sesuatu yang memerlukan pemecahan. Pemecahan masalah matematika adalah usaha
seseorang dalam menggunakan berbagai konsep yang telah dipelajarinya untuk memecahkan masalah matematika bahkan untuk memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari. Adapun pengertian pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah suatu proses dalam menyelesaikan
masalah yang tidak rutin yaitu masalah yang tidak dapat diselesaikan secara langsung atau tidak dapat diselesaikan dengan metode biasa,
pemecahan masalahnya menggunakan metode Thinking Aloud Pair Problem Solving TAPPS.
b. Pengertian Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving TAPPS
Thinking Aloud artinya berpikir yang diverbalkan, Pair artinya berpasangan dan Problem Solving artinya pemecahan atau penyelesaian
masalah. Jadi Thinking Aloud Pair Problem Solving TAPPS dapat diartikan sebagai teknik berpikir yang diverbalkan secara berpasangan
dalam menyelesaikan masalah. Saat siswa memecahkan suatu permasalahan, siswa dapat langsung menyampaikan pemikirannya kepada
teman sebaya. Kesempatan ini mengajarkan siswa untuk menjadi problem solver yang baik. TAPPS merupakan salah satu metode pembelajaran yang
dapat menciptakan kondisi belajar aktif. Sehingga metode TAPPS memberikan tantangan kepada siswa untuk belajar dan berpikir sendiri.
Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Claparade, yang kemudian digunakan oleh Bloom dan Bloder untuk meneliti proses
pemecahan masalah pada siswa SMA. Art Whimbey dan Jack lochhead telah mengembangkan metode ini pada pengajaran matematika dan fisika.
Pada metode TAPPS, siswa dibagi menjadi beberapa tim, setiap tim terdiri
dari dua orang. Satu orang siswa berperan menjadi problem solver dan satu orang lagi berperan menjadi listener.
16
c. Pelaksanaan Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving
TAPPS
Menurut Whimbbey dan Lochhead, metode TAPPS menggambarkan pasangan yang bekerja sama sebagai problem Solver dan listener untuk
memecahkan suatu permasalahan, dan setelah selesai bertukar peran. Setiap siswa mempunyai tugas masing-masing, dan guru dianjurkan untuk
mengarahkan siswa Proses ini telah terbukti efektif dalam membantu siswa belajar.
17
Tugas dari problem solver dan listener adalah sebagai berikut:
18
a Tugas Problem Solver :
1. Membacakan soal dengan suara lantang agar listener dapat
mengetahui permasalahan yang akan diselesaikan
2. Memulai penyelesaian soal dengan caranya sendiri. Problem solver
mengemukakan semua pendapat dan gagasannya kepada listener. Dalam menganalisa soal, problem solver harus menganalisa sesuai
fakta dan konsep yang telah dipahami. Selain itu, ia juga menyampaikan
langkah-langkah penyelesaian
yang akan
dilakukannya dan juga menyertakan apa, mengapa, dan bagaimana penyelesaian itu diambil. Diharapkan dengan cara itu, listener
dapat mengerti penyelesaian yang dilakukan oleh problem solver.
3. Problem solver harus lebih berani mengungkapkan segala hasil
pemikirannya. Anggaplah
bahwa listener
tidak sedang
mengevaluasi.
16
Stice, J. E. 1987. Teaching problem Solving [Online]. Tersedia: http:wwwcsi.Unian.iteducaproblemsolvingstice_ps.html
17
Scott D. Johnson, The Effect of Thinking Aloud Pair Problem Solving TAPPS on The Troubleshooting
Ability of
Aviation Technician
Students [Online].
Tersedia :
http:scholar.lib.vt.eduejournalsJITEv37n1john.html
18
Elizabeth F Barkley. Student Engagement Techniques: A Handbook For College Faculty. 2010. USA: PB Printing.
4. Mencoba untuk menyelesaikan masalah sekalipun problem solver
menganggap masalah tersebut sulit
b Tugas Listener :
1. Mendengarkan dan menganalisa pendapat yang diberikan oleh
problem solver 2.
Memahami secara detail setiap langkah, jawaban, dan analisa yang diberikan oleh Problem solver
3. Meminta problem solver untuk tetap menyampaikan sampai
masalah terselesaikan. 4.
Bertanya ketika problem solver mengatakan sesuatu yang kurang jelas. Jangan biarkan problem solver melanjutkan penjelasannya
jika listener tidak mengerti yang problem solver lakukan, atau jika listener merasa bahwa yang dijelaskan terjadi kesalahan, dengan
meminta problem solver mengecek kembali langkah penyelesaian yang ditempuhnya.
5. Tidak memecahkan masalah yang dihadapi problem solver. Jika
problem solver terus membuat kesalahan dalam berfikir atau menghitung, tunjukkan kesalahannya, tetapi jangan membantu
memberi jawaban ataupun penjelasan. Setelah suatu masalah terselesaikan, kedua siswa saling bertukar
peran. Hal ini berguna agar setiap siswa dapat memberikan analisa mereka sebagai pembicara dan pada tugas lainnya siswa tersebut juga dapat belajar
menganalisa suatu pekerjaan dari temannya. Adapun pada proses pembelajaran ini, Guru berperan untuk
memonitor siswa sehingga dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa. Peran guru sangatlah terbatas. Guru tidak diberi wewenang untuk
membantu problem solver dalam memberi penjelasan. Jika guru mendengarkan terjadi kesalahan dalam penyampaian oleh problem solver,
maka guru hanya boleh meluruskan sedikit saja agar kesalahan tersebut tidak berkepanjangan. Tugas guru hanya mengamati kegiatan diantara