Dalam instrumen pengumpulan data, peneliti akan melakukan perhitungan validitas, perhitungan daya pembeda soal, perhitungan tingkat
kesukaran, dan perhitungan reliabilitas untuk instrumen tes sebagai berikut:
a. Perhitungan Validitas Instrumen Tes
Validitas adalah derajat ketetapan suatu alat ukur tentang pokok isi atau arti sebenarnya yang diukur. Validitas dihitung dengan menggunakan
rumus product moment dari Pearson yaitu sebagai berikut:
6
√
Keterangan: : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
n : banyaknya siswa X : skor butir soal
Y : skor total Uji validitas instrumen dilakukan untuk membandingkan hasil
perhitungan dengan
pada taraf signifikansi 5, dengan terlebih
6
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2010 ,h. 72
2 Menunjukan
penyelesaian dengan
memberikan alasan
hampir semua dengan benar.
Menunjukan penarikan kesimpulan
dari sebuah pernyataan hampir semua
dengan benar Menunjukan
penemuan pola dari suatu masalah hampir
semua dengan benar.
1 Menunjukan
penyelesaian dengan memberikan alasan
hanya sebagian dengan benar.
Menunjukan penarikan kesimpulan
dari sebuah pernyataan hanya sebagian
dengan benar Menunjukan
penemuan pola dari suatu masalah hanya
sebagian dengan benar.
Tidak ada jawaban, sekalipun ada hanya menunjukan ketidak pahaman.
dahulu menetapkan degrees of freedom atau derajat kebebasan yaitu dk = n-2. Soal dikatakan valid jika nilai
, sebaliknya soal dikatakan tidak valid jika nilai
. Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas instrumen dari 7 soal yang
diujicobakan diperoleh 5 butir soal yang valid. Soal-soal yang valid tersebut adalah soal nomor 1, 2, dan 5 yang mewakili indikator
mampu memberikan alasan mengenai jawaban yang diberikan, soal nomor 4 yang
mewakili indikator mampu menarik kesimpulan dari sebuah pernyataan, dan soal nomor 6 yang mewakili indikator mampu menemukan pola dari masalah
matematika.
Untuk lebih jelasnya, hasil uji validitas instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Rekap Data Hasil Uji Validitas Instrumen
Indikator Penalaran Adaptif
No Soal
r
hitung
r
tabel
Keterangan
Mampu memberikan alasan mengenai jawaban
yang diberikan 1
0,536 0,361
Valid
2 0,455
0,361 Valid
3 0,132
0,361 Tidak valid
6
0,572 0,361
Valid Mampu menarik
kesimpulan dari sebuah
pernyataan 4
0,554 0,361
Valid Mampu menemukan pola
dari masalah matematika 5
0,543 0,361
Valid
7
0,241 0,361
Tidak Valid
b. Daya Pembeda Tes
Perhitungan daya pembeda soal dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana soal yang diberikan dapat menunjukkan siswa yang mampu
dan yang tidak mampu menjawab soal. Perhitungan daya pembeda soal dalam penelitian ini menggunakan rumus dan kriteria sebagai berikut:
7
7
Ibid, h. 213
Keterangan : D
: indeks daya beda : jumlah skor siswa kelompok atas
: jumlah skor siswa kelompok bawah : skor maksimum siswa kelompok atas
: skor maksimum siswa kelompok bawah Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
8
D :
,00 = sangat jelek
D : 0,00
– 0,20 = jelek D
: 0,21 – 0,40 = cukup
D : 0,41
– 0,70 = baik D
: 0,71 – 1,00 = sangat baik
Instrumen tes kemampuan penalaran adaptif matematik yang telah diujikan menunjukkan hasil terdapat 4 soal dengan daya pembeda cukup,
yaitu nomor 1, 2, 4 dan 5 dan 1 soal dengan daya pembeda baik yaitu nomor 6. Untuk lebih jelasnya disajikan pada tabel 3.6
Tabel 3.6 Rekap Data Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen
Indikator Penalaran Adaptif
No Soal Nilai Daya
Pembeda Keterangan
Memberikan alasan Pada Jawaban yang Diberikan
1 0,271
Cukup 2
0,208 Cukup
6 0,417
Baik Menarik Kesimpulan Dari
Sebuah Pernyataan Matematika
4 0,333
Cukup Menemukan Pola Masalah
Matematika 5
0,313 Cukup
8
Ibid, h.218
c. Uji Taraf Kesukaran Soal
Uji taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui indeks kesukaran suatu soal. Soal yang dikatakan baik adalah soal yang tidak terlalu mudah
atau tidak terlalu sukar. Rumus yang digunakan untuk mengukur taraf kesukaran suatu soal adalah
9
:
Keterangan : = indeks taraf kesukaran
= banyak siswa yang menjawab soal itu dengan betul = jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi tingkat kesukaran
10
: 0,00 P
≤ 0,30 : Soal Sukar 0,30 P
≤ 0,70 : Soal Sedang 0,70 P
≤ 1,0 : Soal Mudah
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil 3 butir soal dinyatakan memiliki indeks kesukaran sedang, dan 2 butir soal memiliki indeks
kesukaran sukar. Untuk lebih jelasnya, hasil uji taraf kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.7
Tabel 3.7 Rekap Data Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen
Indikator Penalaran Adaptif
No Soal Nilai Taraf
Kesukaran
Keterangan
Memberikan alasan pada jawaban yang diberikan
1 0,271
Sedang 2
0,208 Sukar
6 0,417
Sedang Menarik kesimpulan dari
sebuah pernyataan matematika
4 0,333
Sukar Menemukan pola masalah
matematika 5
0,313 Sedang
9
Suharsimi Arikunto, Op cit h. 208
10
Ibid., h.210
Berdasarkan hasil uji validitas, daya pembeda, dan kesukaran soal maka peneliti memilih instrumen yang akan digunakan dengan urutan
sebagai berikut:
Tabel 3.8 Rekap Data Hasil Uji Coba Instrumen
Nomor Soal Validitas
Daya Pembeda Kesukaran
1 Valid
Cukup Sedang
2 Valid
Cukup Sukar
4 Valid
Cukup Sukar
5 Valid
Cukup Sedang
6 Valid
Baik Sedang
d. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Tes
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keterpercayaan hasil tes. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika
tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas suatu tes yang berbentuk uraian
adalah dengan menggunakan formula Alpha Cronbach, yaitu
11
:
[ ] [
∑
]
Keterangan : : reliabilitas yang dicari
: varians total ∑
: jumlah varians skor tiap-tiap item Kriteria koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut:
12
0,80 ≤ 1,00
Derajat reliabilitas sangat baik 0,60
≤ 0,80 Derajat reliabilitas baik
0,40 ≤ 0,60
Derajat reliabilitas cukup 0,20
≤ 0,40 Derajat reliabilitas rendah
11
Ibid, h. 109
12
Ibid, h.75
0,00 ≤ 0,20
Derajat reliabilitas sangat rendah Berdasarkan kriteria koefisien reliabilitas, nilai
= 0,82 berada diantara kisaran 0,80
≤ 1,00, maka dari 5 butir soal yang valid, memiliki derajat reliabilitas sangat baik.
2. Instrumen Non-Tes Angket Siswa
Angket adalah sekumpulan pernyataan atau pertanyaan yang harus dilengkapi oleh responden dengan memilih jawaban atau menjawab
pertanyaan melalui jawaban yang sudah disediakan atau melengkapi kalimat dengan jalan mengisi.
13
Dalam penelitian ini digunakan Angket berupa seperangkat pernyataan tertulis yang berhubungan dengan sikap
.
Angket ini digunakan untuk mengetahui sikap siswa terhadap penggunaan Metode
Thinking Aloud Pair Problem Solving TAPPS dalam pembelajaran trigonometri
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert dalam bentuk checklist. Siswa diminta untuk menjawab Sangat Setuju SS, setuju
S, Tidak Setuju TS, Sangat Tidak Setuju STS. Masing –masing jawaban
dikaitkan dengan angka atau nilai, misalnya SS=5, S=4, TS=2, STS =1 bagi suatu pernyataan yang mendukung sifat positif dan nilai-nilai sebaliknya yaitu
SS=1, S=2, TS=4, STS =5 bagi pernyataan yang mendukung sifat negatif.
14
Alternatif jawaban netral tidak digunakan dalam angket, hal ini bertujuan agar siswa dapat menunjukkan sikap yang jelas terhadap setiap pernyataan yang
diajukan. Berikut disajikan kisi-kisi skala sikap:
Tabel 3.9 Kisi-Kisi Skala Sikap Siswa
No Indikator komponen Sikap
Nomor Butir
1 Kognitif Kepercayaan
5, 7, 9, 10, 11, 12, 14 2
Afektif Perasaan 1, 2, 3, 4
3 Konatif Perilaku
6, 8, 13
13
Ruseffendi, Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang non-eksak lainnya, Bandung, 2010, h. 121
14
Ibid,h.135
F. Teknik Analisis Data
1. Tes Kemampuan Penalaran Adaptif
Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif, yaitu suatu teknik analisis yang dilakukan dengan perhitungan mengenai tes kemampuan
penalaran adaptif yang diberikan. Setelah memperoleh data dilakukan perhitungan statistik dan perbandingan terhadap dua kelas tersebut untuk
mengetahui pengaruh metode Thinking Aloud pair Problem Solving TAPPS dalam pembelajaran Matematika terhadap kemampuan penalaran adaptif
siswa. Perhitungan statistik yang digunakan, yaitu:
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diteliti berdistribusi normal atau tidak.
15
Pengujian normalitas data hasil penelitian dengan menggunakan Chi-Square, dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
16
1 Perumusan hipotesis
H
o
: sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H
1
: sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal 2
Menentukan rata-rata dan standar deviasi 3
Data dikelompokkan ke dalam distribusi frekuensi. Dengan membuat daftar frekuensi observasi fo dan frekuensi ekspektasi fe
4 Menghitung nilai
2
hitung melalui rumus sbb:
E E
O
f f
f
2 2
5 Menentukan
2
tabel
pada derajat bebas db = k – 3, dimana k
banyaknya kelompok. Dengan taraf kepercayaan 95 atau taraf signifikan α = 5
6 Kriteria pengujian
Jika
2
≤
2
tabel
maka H diterima
15
Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial,Jakarta: PT. Rosemata Sampurna, 2010 hlm.107
16
Ibid,. hlm.111
Jika
2
2
tabel
maka H ditolak
7 Kesimpulan
2
≤
2
tabel
: sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
2
2
tabel
: sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
b. Uji Homogenitas Varians
Uji homogenitas varians digunakan untuk menguji kesamaan varians kedua kelompok sampel. Apabila hasil pengujian menunjukkan varians
homogen maka digunakan uji t dan digunakan varians gabungan. Apabila hasil pengujian menunjukkan tidak homogen maka digunakan uji t tanpa
varians gabungan. Uji homogenitas varians dua buah variabel independen dapat
dilakukan dengan Uji F, adapun langkah-langkah statistik uji F adalah sebagai berikut:
17
1 Perumusan Hipotesis
Ho : σ
1 2
= σ
2 2
Kelompok sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians sama atau homogen
H
1
: σ
1 2
σ
2 2
Kelompok sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians berbeda atau tidak homogen
2 Menghitung nilai F dengan rumus Fisher:
2 2
k b
S S
F
Keterangan:
2 b
S = varians terbesar
2 k
S = varians terkecil 3
Menentukan taraf signifikan α = 5
17
Ibid., h. 118
4 Menentukan F
tabel
pada derajat bebas db
1
= n
1
– 1 untuk pembilang dan db
2
= n
2
– 1 untuk penyebut, dimana n adalah banyaknya anggota kelompok
5 Kriteria pengujian
Jika F
hitung
≤ F
tabel
maka H diterima
Jika F
hitung
F
tabel
maka H ditolak
6 Kesimpulan
F
hit
≤ F
tab
: Kelompok sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians sama atau homogen
F
hit
F
tab
: Kelompok sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians berbeda atau tidak homogen
c. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan uji- t, apabila data populasi berdisribusi normal dan data populasi homogen
maka dilakukan uji hipotesis dengan uji-t. Hipotesis statistik uji dengan menggunakan uji-t dengan taraf
signifikan , yaitu rumus yang digunakan untuk menguji
kebenaran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Jika varians populasi homogen menggunakan rumus sebagai berikut
18
:
̅ ̅
√
dengan
√
Keterangan:
̅
Nilai rata-rata kelas eksperimen.
̅
Nilai rata-rata kelas kontrol. Simpangan baku kelas eksperimen.
Simpangan baku kelas kontrol.
18
Sudjana. Metoda Statistika. Ed. Kelima. Bandung: Tarsito, 2005, hal. 239
Kriteria pengujian: Jika
, maka �
diterima. Jika
, maka �
diterima. diperoleh dari daftar distribusi
dengan taraf signifikasi 5 dengan dk =
maka
2. Jika varians populasi heterogen menggunakan rumus sebagai berikut
19
:
̅ ̅
√
Menentukan derajat kebebasan dk dengan rumus:
3. Jika normalitas tidak terpenuhi, maka dilakukan uji non-parametrik
yaitu uji Mann-Whitney dengan rumus sebagai beikut:
20
√ Dengan
∑ Keterangan:
Peringkat sampel kelas eksperimen. Jumlah sampel kelas eksperimen.
Jumlah sampel kelas kontrol
2. Teknik Analisis Data Sikap Siswa
Untuk mengukur sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan
metode thinking aloud pair problem solver TAPPS diberikan
19
Ibid, hal. 241
20
Kadir, Statistiks untuk Penilaian Ilmu-Ilmu Sosial, Op cit, hal. 275
angket kepada siswa kelas eksperimen. Hasil angket dihitung menurut skala likert seperti pada tabel 3.10
21
Tabel 3.10 Skala Penilaian Angket
Alternatif Jawaban Bobot Penilaian Pernyataan
Positif Negatif
Sangat Tidak Setuju STS 1
5 Tidak Setuju TS
2 4
Setuju S 4
2 Sangat Setuju SS
5 1
Langkah-langkah dalam menganalisis angket skala sikap siswa yaitu: 1.
Memberian skor pada setiap item, kemudian dihitung skor totalnya, sehingga didapat rata-rata dari tiap siswa
2. Membandingkan skor rata-rata siswa dengan skor alternatif jawaban netral
3, dengan kriteria: 1
Jika rata-rata skornya 3, maka siswa tersebut memiliki respon negatif terhadap penggunaan
metode Thinking Aloud Pair Problem Solver TAPPS
dalam pembelajaran matematika. 2
Jika rata-rata skornya 3, maka siswa tersebut memiliki sikap positif terhadap penggunaan
metode Thinking Aloud Pair Problem Solver TAPPS
dalam pembelajaran matematika 3.
Menghitung presentase jawaban siswa pada setiap item, terlebih dahulu data yang diperoleh dipersentasekan dengan menggunakan rumus :
P = Keterangan :
P = persentase jawaban f = frekuensi jawaban
n = banyak responden
21
Ruseffendi, Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan Bidang Non-Eksakta lainnya, Bandung: Tarsito, 2010, edisi cetak pertama, h. 135.
4. Menginterpretasikan data dengan menggunakan kriteria persentase angket
Tabel 3.11 Interpretasi Persentase Angket
G. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang digunakan adalah: H
:
2 1
H
1
:
2 1
Keterangan :
1
μ
:
Rata-rata kemampuan penalaran adaptif matematik siswa pada kelompok eksperimen
2
μ
:
Rata-rata kemampuan penalaran adaptif matematik siswa pada kelompok kontrol
H : Rata-rata kemampuan penalaran adaptif matematik siswa pada
kelompok eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan penalaran adaptif matematik siswa pada kelompok kontrol
H
1
: Rata-rata kemampuan penalaran adaptif matematik siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan penalaran
adaptif matematik siswa pada kelompok kontrol Adapun kriteria pengujian yaitu:
Jika t
hitung
≤ t
tabel
, maka H diterima dan H
1
ditolak Jika t
hitung
t
tabel
, maka H ditolak dan H
1
diterima
Besar Persentase Interpretasi
Tak seorangpun 0 P 25
sebagian kecil 25
≤ P 50 hampir setengahnya
50 Setengahnya
50 ≤ P 75
Sebagian besar 75
≤ P 100 Hampir seluruhnya
100 Seluruhnya
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian tentang kemampuan penalaran adaptif matematik di SMA Muhammadiyah 25 Pamulang ini dilakukan terhadap dua kelas yang menjadi
sampel penelitian yaitu kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen, yang terdiri dari 30 orang siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode Thinking Aloud Pair
Problem Solving TAPPS dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol, yang terdiri dari 33 orang siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Penelitian
ini dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan dengan rincian 7 kali pertemuan untuk memberikan perlakuan dan 1 kali pertemuan untuk posttest. Materi yang diajarkan
pada penelitian ini adalah materi trigonometri. Instrumen yang diberikan mengacu pada indikator penalaran adaptif
matematik. Jenis tes yang diberikan adalah essay. Sebelum instrument digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba sebanyak 7 butir soal penalaran adaptif
matematik. Uji coba tersebut dilakukan pada kelas yang pernah mendapatkan materi trigonometri yaitu kelas XII IPA 2. Setelah dilakukan uji coba instrumen
selanjutnya dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, uji taraf kesukaran butir soal, dan uji daya pembeda butir soal. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh 5 butir
soal yang valid untuk digunakan dalam posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Berikut ini disajikan data hasil perhitungan akhir dari tes kemampuan penalaran adaptif matematik siswa setelah pembelajaran dilaksanakan.
1. Kemampuan Penalaran Adaptif Matematik Siswa Kelompok Eksperimen
Data hasil posttes yang diberikan kepada kelompok eksperimen dengan jumlah siswah sebanyak 30 orang yang
dalam pembelajarannya
menggunakan metode Thinking Aloud Pair Problem Solving TAPPS
diperoleh nilai terendah
40 dan nilai tertinggi 93. Untuk lebih jelasnya, data hasil tes kemampuan
penalaran adaptif matematik kelompok eksperimen disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berikut.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kemampuan Penalaran Adaptif Matematik Siswa
Kelas Eksperimen
Tabel 4.1 menunjukkankan bahwa banyak kelas interval adalah 6 kelas dengan panjang tiap interval kelas adalah 9. Nilai yang paling banyak
diperoleh siswa kelompok eksperimen terletak pada interval 67-75 yaitu sebesar 26,67 8 orang siswa dari 30 siswa. Sedangkan nilai yang paling
sedikit diperoleh siswa yaitu terletak pada interval 76-84 yaitu sebesar 6,67 2 siswa dari 30 siswa. Skor rata-rata yang diperoleh pada kelompok
eksperimen yaitu 63,80. Siswa yang mendapat skor di atas rata-rata sebanyak 43,33, yaitu siswa pada kelas interval nomor 4, 5, dan 6 pada kelas interval
nomor 3, tidak ada siswa yang memperoleh nilai di atas rata-rata. Siswa yang mendapat skor di bawah rata-rata sebanyak 56,67, yaitu siswa pada kelas
interval nomor 1, 2 dan 3 pada kelas interval nomor 3 yang memperoleh nilai di bawah rata-rata adalah 7 siswa.
Sebaran dari kemapuan penalaran adaptif matematik pada kelas eksperimen tidak terlalu besar, ditunjukan dengan skor varians adalah 186,58
dan skor simpangan baku adalah 13,66. Secara visual penyebaran data
No. Interval
Nilai Tengah
Frekuensi Frekuensi
Kumulatif f
i
f
1 40-48
44 5
16.67 5
2 49-57
53 5
16.67 10
3 58-66
62 7
23.33 17
4 67-75
71 8
26.67 25
5 76-84
80 2
6.67 27
6 85-93
89 3
10.00 30
JUMLAH
30 100
-
kemampuan penalaran adaptif matematik kelas eksperimen pada pembelajaran dengan menggunakan Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving TAPPS
dapat dilihat pada histogram gambar 4.1.
Gambar 4.1 Histogram Frekuensi
Kemampuan Penalaran Adaptif Matematik Siswa Kelas Eksperimen
2. Kemampuan Penalaran Adaptif Matematik Siswa Kelompok Kontrol
Hasil tes yang diberikan kepada kelompok kontrol yang menggunakan metode konvensional dengan jumlah siswa 33 orang memiliki nilai terendah
adalah 20 dan nilai tertinggi adalah 80. Untuk lebih jelasnya, data hasil tes kemampuan penalaran adaptif matematik kelompok kontrol disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi berikut.
1 2
3 4
5 6
7 8
9
44 53
62 71
80 89
Fr e
k uensi
Nilai
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Penalaran Adaptif Matematik Siswa
Kelas Kontrol
Tabel 4.2 menunjukan bahwa banyak kelas adalah 7 dengan panjang tiap interval kelas adalah 9. Nilai pada interval 47-55 merupakan nilai yang paling banyak
diperoleh siswa pada kelompok kontrol, yaitu sebanyak 36,36 12 siswa dari 33 siswa. Sedangkan yang paling sedikit diperoleh siswa yaitu pada interval 74-82
sebesar 3,03 1 siswa dari 33 siswa. Skor rata-rata yang diperoleh pada kelas kontrol yaitu 47,18. Siswa yang mendapat skor di atas rata-rata sebanyak 54,54,
yaitu siswa pada kelas interval nomor 4, 5 dan 6 pada kelas interval nomor 4 siswa yang memperoleh nilai di atas rata-rata sebanyak 8 orang dengan persentase sebesar
24,24. Siswa yang mendapat skor di bawah rata-rata sebanyak 45,46, yaitu siswa pada kelas interval nomor 1, 2, 3 dan 4 pada kelas interval nomor 4 siswa yang
memperoleh nilai di bawah rata-rata sebanyak 4 orang dengan persentase sebesar 12,12.
Sebaran dari kemampuan penalaran adaptif matematik pada kelas kontrol cenderung besar, ditunjukan dengan skor simpangan baku adalah
14,59.
No. Interval
Nilai Tengah
Frekuensi Frekuensi
Kumulatif f
i
f
1 20-28
24 5
15.15 5
2 29-37
33 3
9.09 8
3 38-46
42 6
18.18 14
4 47-55
51 12
36.36 26
5 56-64
60 2
6.06 28
6 65-73
69 4
12.12 32
7 74-82
78 1
3.03 33
JUMLAH 33
100 -