Dampak Kontrol Diri yang Rendah

69 memengaruhi kualitas hubungan sosial remaja tersebut. Hal ini sangat berlawanan dengan salah satu tugas perkembangan remaja yaitu mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.

b. Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif remaja berdasarkan pada teori Piaget. Dalam teorinya, Piaget menekankan bahwa remaja terdorong untuk memahami dunianya karena tindakannya tersebut merupakan bentuk penyesuaian diri biologis. Pada tahapan perkembangan ini remaja mulai memisahkan gagasan yang kurang penting dari gagasan-gagasan yang penting. Santrock, 2003: 105. Remaja yang duduk di bangku SMP masuk pada tahapan remaja awal. Mereka mengalami perkembangan kognitif. Tahapan perkembangan kognitif pada usia remaja awal adalah pemikiran operasional formal atau tahapan operasi formal. Dalam tahap ini Santrock 2007: 126 mengungkapkan bahwa karakteristik yang paling menonjol dari pemikiran formal adalah remaja berpikir lebih abstrak dibandingkan dengan pemikiran pada masa anak-anak. Remaja tidak lagi terbatas pada pengalaman-pengalaman yang aktual atau konkret dalam proses pemikirannya. Remaja mulai menciptakan situasi-situasi fantasi dan mencoba bernalar dengan logis untuk mengatasi fantasi- fantasinya tersebut. 70 Pemikiran yang merupakan sifat dasar abstrak dalam tahap pemikiran formal operasional adalah pemikiran yang mengandung banyak kemungkinan dan idealisme. Cara berpikir ini akan membawa remaja untuk membandingkan dirinya dengan orang lain menurut standar yang telah ia tetapkan.

c. Perkembangan Sosio-Emosional

Selain perkembangan fisik dan kognitif, remaja juga mengalami perkembangan sosio-emosional. Hurlock 1980: 212 menyatakan bahwa masa remaja sebagai periode “badai dan tekanan” suatu masa di mana ketegangan emosi meningkat sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Untuk mencapai kematangan emosi, remaja harus belajar dari situasi-situasi yang dapat menimbulkan reaksi emosional dalam kehidupan sehari-harinya. Kematangan emosi pada remaja juga dapat diperoleh dari rasa aman yang didapatkan dalam sebuah hubungan sosial. Hal ini menunjukkan bagaimana hubungan antara perubahan emosi dan sosial pada remaja memengaruhi kehidupan sehari-harinya. Jika remaja tidak mendapatkan hubungan sosial yang baik, perkembangan emosinya pun dapat terganggu. Seperti pada hakikat remaja menurut tugas perkembangan remaja yaitu mampu membangun hubungan sosial, oleh karena itu, suatu hubungan sosial memiliki arti penting bagi seorang remaja.