Faktor Eksternal Faktor-faktor Penyebab Kesepian

54 sebanyak dua kali, beresiko empat kali mengalami serangan jantung dan mengalami kematian akibat serangan jantung tersebut, juga beresiko meningkatkan mortalitas dan kejadian stroke dibanding yang tidak kesepian. Adapun dampak dari kesepian menurut Robinson dalam Rara Oktaria, 2010: 13 yaitu: a. Mengalami rendah diri, bergantung pada teman untuk membangun harga dirinya. b. Selalu menyalahkan diri sendiri. c. Tidak ingin berusaha untuk terlibat pada kegiatan sosial. d. Mempunyai kesulitan untuk memperlihatkan diri dalam berkelakuan dan takut untuk berkata ya atau tidak untuk hal yang tidak sesuai. e. Takut bertemu orang lain dan menghindari situasi baru. f. Mempunyai persepsi negatif tentang diri sendiri. g. Merasakan keterasingan, kesendirian dan perasaan tidak bahagia terhadap lingkungan sekitar. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dampak dari kesepian adalah munculnya perasaan depresi, kecemasan, bosan, pasrah, rendah diri, merasa terasing, takut bertemu dengan orang-orang baru serta tidak pernah bahagia. Selain itu orang yang kesepian juga selalu menyalahkan diri sendiri, memandang negatif diri sendiri, menjadi tidak sabar, dan tidak ingin berusaha untuk terlibat pada kegiatan sosial. 55

C. Kontrol Diri 1. Pengertian Kontrol Diri

Kontrol diri merupakan suatu kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi diri dan lingkungannya serta kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi. Kemampuan untuk mengendalikan perilaku, kecenderungan untuk menarik perhatian, keinginan untuk mengubah perilaku agar sesuai untuk orang lain, menyenangkan orang lain, selalu nyaman dengan orang lain, menutup perasaannya. Roosianti, dalam Zulkarnain, 2002: 10. M. Nur Ghufron Rini Risnawita S, 2010: 25 mengemukakan bahwa kontrol diri adalah suatu aktivitas pengendalian tingkah laku. Pengendalian tingkah laku mengandung makna yaitu melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu untuk bertindak. Semakin tinggi pengendalian tingkah laku, semakin intens pengendalian terhadap tingkah laku. Sedangkan Fuad Nashori 2004: 129 menyimpulkan kontrol diri sebagai kendali diri yang diartikan sebagai kemampuan individu untuk memandu, mengarahkan dan mengatur perilakunya dalam menghadapi stimulus melalui pertimbangan kognitif sehingga dapat membawa ke arah konsekuensi positif dan bebas dari konsekuensi negatif. Kontrol diri menurut Thompson dalam Smet, 1994: 38 adalah suatu keyakinan bahwa seseorang dapat mencapai hasil-hasil yang 56 diinginkan lewat tindakan diri sendiri. Karena itulah menurutnya, perasaan dan kontrol dapat dipengaruhi oleh keadaan situasi, tetapi persepsi kontrol diri terletak pada pribadi orang tersebut, bukan pada situasi. Nela Regar Ursia, Ide Bagus Siaputra dan Nadia Sutanto, 2013: 4 mengungkapkan bahwa kontrol diri adalah kemampuan individu mengendalikan diri dalam menentukan prioritas yang telah dibuat dan mengarahkan perilakunya ke arah yang positif dengan memperhatikan konsekuensi jangka panjang terkait bidang akademik. Pendapat lain dari Taylor dalam Arifah Nur Basyiroh, 2011: 4 mengatakan bahwa kontrol diri adalah kondisi di mana individu ingin belajar mengubah perilaku dengan cara memodifikasi perilaku sebelum penyebab dan setelah konsekuensi dari perilaku tujuan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kontrol diri adalah kemampuan individu untuk mengarahkan, mengontrol dan mengelola tingkah laku dengan cara mempertimbangkan terlebih dahulu setiap tindakan yang akan dilakukan sehingga dapat membawa individu ke arah konsekuensi yang positif.

2. Aspek-aspek Kontrol Diri

Berdasarkan konsep Averill dalam M. Nur Ghufron Rini Risnawita S., 2010: 29, terdapat beberapa aspek dalam kontrol diri yaitu: 57

a. Kontrol Perilaku Behavioral Control

Merupakan kesiapan tersedianya suatu respon yang dapat secara langsung memengaruhi atau memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Kemampuan mengontrol perilaku ini diperinci menjadi dua komponen, yaitu: 1 Kemampuan mengatur pelaksanaan regulated administration. Merupakan kemampuan individu untuk menentukan siapa yang mengendalikan situasi atau keadaan, dirinya sendiri atau sesuatu diluar dirinya. Individu dengan kontrol diri yang baik akan mampu mengatur perilaku dengan menggunakan kemampuan dirinya dan bila tidak mampu individu akan menggunakan sumber eksternal. 2 Kemampuan mengatur stimulus stimulus modifiability . Merupakan kemampuan untuk mengetahui bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki dihadapi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan, yaitu mencegah atau menjauhi stimulus, menempatkan tenggang waktu antara rangkaian stimulus yang sedang berlangsung, menghentikan stimulus sebelum waktunya berakhir, dan membatasi intensitasnya.

b. Kontrol Kognitif Cognitive Control

Merupakan kemampuan individu dalam mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai, atau menghubungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif sebagai