57
a. Kontrol Perilaku Behavioral Control
Merupakan kesiapan tersedianya suatu respon yang dapat secara langsung memengaruhi atau memodifikasi suatu keadaan yang
tidak menyenangkan. Kemampuan mengontrol perilaku ini diperinci menjadi dua komponen, yaitu:
1 Kemampuan mengatur pelaksanaan regulated administration. Merupakan kemampuan individu untuk menentukan siapa yang
mengendalikan situasi atau keadaan, dirinya sendiri atau sesuatu diluar dirinya. Individu dengan kontrol diri yang baik akan mampu
mengatur perilaku dengan menggunakan kemampuan dirinya dan bila tidak mampu individu akan menggunakan sumber eksternal.
2 Kemampuan mengatur
stimulus stimulus
modifiability .
Merupakan kemampuan untuk mengetahui bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki dihadapi. Ada beberapa cara
yang dapat digunakan, yaitu mencegah atau menjauhi stimulus, menempatkan tenggang waktu antara rangkaian stimulus yang
sedang berlangsung, menghentikan stimulus sebelum waktunya berakhir, dan membatasi intensitasnya.
b. Kontrol Kognitif Cognitive Control
Merupakan kemampuan individu dalam mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai, atau
menghubungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif sebagai
58
adaptasi psikologis atau untuk mengurangi tekanan. Aspek ini terdiri atas dua komponen, yaitu:
1 Kemampuan mengantisipasi peristiwa information gain. Berpijak pada informasi yang dimiliki oleh individu mengenai suatu
keadaan yang tidak menyenangkan, individu dapat mengantisipasi keadaan tersebut dengan berbagai pertimbangan.
2 Kemampuan menafsirkan peristiwa appraisal. Kemampuan menafsirkan peristiwa berarti individu berusaha menilai dan
menafsirkan suatu
keadaan atau
peristiwa dengan
cara memperhatikan segi-segi positif secara subjektif.
c. Kemampuan Mengambil Keputusan Decisional control
Merupakan kemampuan seseorang untuk memilih hasil atau suatu
tindakan berdasarkan
pada sesuatu
yang diyakini
atau disetujuinya. Kontrol diri dalam menentukan pilihan akan berfungsi
dengan adanya suatu kesempatan, kebebasan, atau kemungkinan pada diri individu untuk memilih berbagai kemungkinan tindakan.
Tangney, Baumeister, dan Boone dalam Nela Regar Ursia, Ide Bagus Siaputra dan Nadia Sutanto, 2013: 4 mengemukakan bahwa
kontrol diri terdiri atas lima aspek berikut:
a. Disiplin Diri Self-Discipline
Mengacu pada kemampuan individu dalam melakukan disiplin diri. Hal ini berarti individu mampu memfokuskan diri saat melakukan
59
tugas. Individu dengan self-discipline mampu menahan dirinya dari hal-hal yang dapat mengganggu konsentrasinya.
b. Kehati-hatian Deliberate atau Nonimpulsive
Kecenderungan individu untuk melakukan sesuatu dengan pertimbangan tertentu, bersifat hati-hati, dan tidak tergesa-gesa. Ketika
individu sedang bekerja, ia cenderung tidak mudah teralihkan. Individu yang tergolong nonimpulsive dapat bersifat tenang dalam mengambil
keputusan dan bertindak.
c. Kebiasaan Sehat Healthy Habits
Kemampuan mengatur pola perilaku menjadi kebiasaan yang menyehatkan bagi individu. Oleh karena itu, individu dengan healthy
habits akan menolak sesuatu yang dapat menimbulkan dampak buruk
bagi dirinya
meskipun hal
tersebut menyenangkan.
Ia akan
mengutamakan hal-hal yang memberikan dampak positif bagi dirinya meski dampak tersebut tidak diterima secara langsung.
d. Etika Kerja Work Ethic
Berkaitan dengan penilaian individu terhadap regulasi diri mereka di dalam layanan etika kerja. Individu mampu menyelesaikan
pekerjaan dengan baik tanpa dipengaruhi oleh hal-hal di luar tugasnya meskipun hal tersebut bersifat menyenangkan. Ia mampu memberikan
perhatiannya pada pekerjaan yang sedang dilakukan.