Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran untuk Konsumsi Bahan Makanan

42 Rata-rata konsumsi mahasiswa terhadap daging ayam ras berdasarkan kelas pendapatan pada Tabel 15 menunjukkan bahwa semakin tinggi pendapatan, maka semakin tinggi pula konsumsi daging ayam ras. Berdasarkan jenis kelamin, rata- rata konsumsi daging ayam ras lebih tinggi pada mahasiswa laki-laki. Hal ini didukung bahwa mahasiswa laki-laki cenderung lebih mementingkan kesehatannilai gizi yang terkandung dalam daging ayam ras dibandingkan mahasiswa perempuan. Berdasarkan status tempat tinggal, rata-rata konsumsi daging ayam ras lebih tinggi pada mahasiswa yang tinggal di rumah orangtuawali. Hal ini dikarenakan daging ayam ras merupakan makanan kesukaan bagi sebagian besar mahasiswa yang tinggal di rumah orangtuawali. Berdasarkan asal daerah, rata-rata konsumsi daging ayam ras lebih tinggi pada mahasiswa asal daerah perkotaan. Hal ini didukung bahwa daging ayam ras merupakan makanan kesukaan bagi sebagian besar mahasiswa asal daerah perkotaan. Alasan Mengonsumsi Daging Ayam Ras Motif mahasiswa FEM mengonsumsi daging ayam ras yang dilihat dalam penelitian ini yaitu kesehatannilai gizi yang terkandung dalam daging ayam ras, makanan kesukaan, harga murah, perubahan selera dalam waktu singkat mood, dan alasan lainnya. Tabel 16 menyajikan alasan mahasiswa FEM mengonsumsi daging ayam ras. Tabel 16 Alasan mahasiswa FEM mengonsumsi daging ayam ras Alasan mengonsumsi Frekuensi pilihan responden Persentase Kesehatannilai gizi 48 36,09 Makanan kesukaan 53 39,85 Harga murah 17 12,78 Perubahan selera dalam waktu singkat 5 3,76 Lainnya 10 7,52 Total 133 100,00 Keterangan : Responden dapat memilih lebih dari satu jawaban Tabel 16 menunjukkan bahwa makanan kesukaan menjadi alasan utama yang paling banyak dipilih mahasiswa FEM dalam mengonsumsi daging ayam ras, yaitu sebanyak 53 responden 39,85 dari total frekuensi pilihan responden. Alasan kedua untuk mengonsumsi daging ayam ras adalah karena kesehatan atau nilai gizi yang terkandung dalam daging ayam ras yaitu sebanyak 48 responden 36,09. Sebanyak 17 responden 12,78 beralasan mengonsumsi daging ayam 43 ras dikarenakan harganya yang murah dan sebanyak lima responden 3,76 beralasan mengonsumsi dikarenakan perubahan selera dalam waktu singkat mood. Alasan lainnya disebabkan kesadaran pribadi untuk melakukan diversifikasi pangan, faktor gengsi, keadaan keuangan yang baik pada awal bulan, dan banyaknya ketersediaan olahan daging ayam ras di rumah makan yaitu sebanyak sepuluh responden 7,52.

5.2.3 Pola Konsumsi Telur Ayam Ras

Pola konsumsi telur ayam ras mahasiswa FEM dapat dilihat dari frekuensi konsumsi, pengeluaran konsumsi, dan alasan mengonsumsi telur ayam ras. Konsumsi telur ayam ras dihitung dengan satuan rupiah per kilogram kg yang sudah diolah menjadi makanan siap saji. Konsumsi diasumsikan homogen dengan konversi satuan mengikuti ukuran rumah tangga menurut Daftar Komposisi Bahan Makanan DKBM, yaitu satu butir telur ayam ras = 60 gram. Frekuensi Konsumsi Telur Ayam Ras Frekuensi konsumsi telur ayam ras adalah tingkat keseringan mahasiswa mengonsumsi telur ayam ras yang dibeli oleh mahasiswa dalam satuan butir per bulan. Frekuensi konsumsi telur ayam ras dibagi tiga kategori. Kategori pertama, mahasiswa yang mengonsumsi kurang dari 10 butir per bulan. Kategori kedua, mahasiswa yang mengonsumsi 10-19 butir per bulan. Kategori ketiga, mahasiswa yang mengonsumsi lebih dari 19 butir per bulan. Tabel 17 Distribusi jumlah responden berdasarkan frekuensi konsumsi telur ayam ras Frekuensi konsumsi telur ayam ras butir bulan Jumlah responden mahasiswa Persentase ≤ 10 51 41,80 10-19 45 36,89 ≥ 19 26 21,31 Total 122 100,00 Sumber: Data primer, diolah 2014 Berdasarkan hasil analisis, terdapat mahasiswa yang tidak mengonsumsi telur ayam ras dan frekuensi konsumsi telur ayam ras terbanyak yaitu 50 butir per bulan. Rata-rata frekuensi konsumsi telur ayam ras responden yaitu 14 butir per bulan. Tabel 17 menunjukkan bahwa sebanyak 51 responden 41,80 dari total