Latar Belakang Analisis Pola Konsumsi Mahasiswa Terhadap Pangan Asal Ternak (Studi Kasus: Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Tahun Masuk 2010)

8 lengkap. Daging dapat diolah dengan cara dimasak, digoreng, dipanggang, disate, diasap atau dapat diolah menjadi produk lain yang menarik Soeparno 1994. Daging yang biasa dikonsumsi masyarakat berupa daging sapi, daging kerbau, kambing, babi, kelinci, dan unggas seperti ayam, itik, burung, dan kalkun Tarwotjo 1998. Konsumen dalam mengonsumsi daging dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain nilai gizinya tinggi, mudah diperoleh, kesehatan, variasi, bersifat mengenyangkan dan prestise Natasasmita et al. dalam Pratiwi 2002.

2.1.2 Telur

Telur merupakan salah satu bahan makanan yang bernilai gizi tinggi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak maupun dewasa. Telur mempunyai arti penting karena mengandung bahan-bahan yang bernilai gizi tinggi, sebagai bahan pangan sumber protein, telur mengandung semua jenis asam amino esensial. Kecuali protein, di dalam telur juga terdapat aneka gizi lain terutama lemak, vitamin, dan mineral Anjarsari 2010. Telur-telur yang diperdagangkan diperoleh dari berbagai jenis unggas yang diternakkan. Macam-macam telur yang diperdagangkan di masyarakat antara lain telur ayam kampung buras, telur ayam negeri ras, telur burung puyuh, telur itik, telur angsa dan telur kalkun.

2.1.3 Susu

Susu didefinisikan sebagai sekresi normal kelenjar mamari atau ambing mamalia, atau cairan yang diperoleh dari pemerahan ambing sapi sehat, tanpa dikurangi atau ditambah sesuatu. Dari aspek kimia, susu yaitu emulsi lemak di dalam larutan air dari gula dan garam-garam mineral dengan protein dalam keadaan koloid Anjarsari 2010. Susu yang banyak dikonsumsi diperoleh dari sapi. Selain itu, susu juga diperoleh dari induk hewan lainnya, seperti kambing, kerbau, kuda, unta, domba, dan lain-lain. Selain sebagai minuman, susu juga digunakan sebagai campuran membuat kue. Hasil olahan susu, bisa berbentuk mentega, keju, yoghurt, susu skim atau susu tanpa lemak nonfat. Jenis susu yang banyak diperdagangkan di 9 pasaran yaitu susu cair segar, susu kental tidak manis, susu kental manis, susu bubuk, dan sebagainya Tarwotjo 1998. Komposisi susu bervariasi dan tergantung pada banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi susu adalah jenis ternak, waktu laktasi, waktu pemerahan, urutan pemerahan, keragaman akibat musim, pengaruh susu, umur sapi, penyakit, pakan ternak, dan faktor-faktor lain. Normalnya rata-rata susu mengandung lemak 3,8, protein 3,2, laktosa 4,7, abu mineral 0,885, air 87,25 serta bahan kering 12,75 Anjarsari 2010.

2.2 Perilaku Konsumen

Asumsi pokok tentang perilaku konsumen adalah bahwa rumah tangga memaksimumkan apa yang seringkali disebut kepuasan, kesejahteraan, kemakmuran, atau utilitas konsumen. Jika rumah tangga dihadapkan dengan pilihan antara dua kelompok alternatif konsumsi, setiap rumah tangga diasumsikan memilih sekelompok yang disukainya, atau dengan kata lain rumah tangga menentukan pilihannya dalam rangka memaksimumkan kepuasannya atau kesejahteraannya Lipsey et al. 1995. Menurut Nicholson 2002, utilitaskepuasan didefinisikan sebagai kepuasan yang diterima seseorang akibat aktivitas ekonomi yang dilakukannya. Konsep utilitas ini sendiri sebenarnya memiliki makna yang luas karena tingkat kepuasan seseorang merupakan suatu hal yang bersifat subjektif dan nilainya tidak dapat diukur secara pasti. Namun terdapat beberapa sifat mendasar mengenai preferensi individu ini, yaitu : 1. Complete Preferences Preferensi yang lengkap Sifat dasar ini diasumsikan bahwa para individu mampu menyatakan apa yang diinginkannya dari antara dua pilihan. Individu tersebut diharapkan dapat secara tegas menyatakan kelompok satu akan lebih baik dari kelompok lainnya jika terdapat dua kelompok konsumsi A dan B. 2. Transitivity of Preferences Preferensi bersifat transitif Sifat dasar ini dijelaskan bahwa jika A lebih diinginkan dari B, dan B lebih diinginkan dari C, maka A harus lebih diinginkan dari C. Jadi dalam hal ini 10 diasumsikan bahwa individu akan bersikap konsisten dalam menentukan pilihannya. 3. ‘More is better than less’ Sifat dasar ketiga ini diasumsikan bahwa individu akan lebih menyukai banyak barang daripada sedikit barang. Sebagai tambahan menurut Pindyck dan Rubinfeld 2009, konsumen tidak akan pernah puas atau kenyang dan menganggap lebih banyak konsumsi selalu lebih menguntungkan, meskipun kelebihan untungnya hanya sedikit.

2.3 Teori Permintaan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

2.3.1 Teori Permintaan

Permintaan adalah hubungan menyeluruh antara kuantitas komoditi tertentu yang akan dibeli oleh konsumen selama periode waktu tertentu dengan harga komoditi tertentu. Jumlah komoditi total yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga disebut jumlah yang diminta, konsep jumlah yang diminta ini adalah jumlah yang diinginkan, yaitu berapa banyaknya yang ingin dibeli oleh konsumen dengan mempertimbangkan harga barang itu, tingkat harga barang lain, pendapatan konsumen dan selera konsumen tersebut Lipsey et al. 1995. Deaton dan Muellbeaur 1980b telah meringkas beberapa sifat dari fungsi permintaan Hicksian dan Marshallian yaitu sebagai berikut: a Adding Up Nilai total atau penjumlahan dari permintaan baik fungsi permintaan Hicksician maupun fungsi permintaan Marshallian merupakan total pengeluaran dari suatu rumah tangga dalam mengonsumsi barang dan jasa. b Homogenitas Fungsi permintaan Hicksician akan homogen berderajat nol terhadap harga, sedangkan untuk fungsi permintaan Marshallian akan homogen berderajat nol terhadap harga dan pengeluaran rumah tangga. Hal tersebut menunjukkan bahwa untuk fungsi permintaan Marshallian apabila terjadi perubahan harga dan pengeluaran secara proporsional, maka permintaan rumah tangga terhadap suatu barang atau jasa tidak akan berubah.