Konsep Elastisitas Analisis Pola Konsumsi Mahasiswa Terhadap Pangan Asal Ternak (Studi Kasus: Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Tahun Masuk 2010)
21 Ramdhiani 2008 melakukan penelitian tentang permintaan telur ayam ras
dan ayam buras di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, analisis AIDS, analisis penduga proyeksi konsumsi sebagai alat
analisisnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeluaran untuk konsumsi telur tertinggi oleh kelas pendapatan rendah, diikuti pendapatan sedang, dan
pendapatan tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan telur ayam ras dan ayam buras di DKI Jakarta
dan erpengaruh nyata pada taraf α=10 p0,1 yaitu harga telur ayam ras, harga telur ayam buras dan jumlah anggota rumah
tangga. Budiwinarto 2011 melakukan penelitian tentang pola konsumsi pangan
rumah tangga nelayan di Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas dengan menggunakan model AIDS melalui metode Seemingly Unrelated Regression
SUR. Komoditas pangan yang disurvei adalah komoditi daging sapi, kerbau, dan kambing, ikan laut, ayam broiler dan ayam kampong, telur ayam ras dan
buras, dan itik, dan makanan lainnya. Permintaan kelima komoditas tersebut semuanya bersifat inelastis yang menunjukkan bahwa komoditas-komoditas
tersebut merupakan kebutuhan pokok. Semua elastisitas pendapatan bernilai positif dan kurang dari satu sehingga dapat dikatakan bahwa komoditas-
komoditas tersebut merupakan barang normal. Pada umumnya, hubungan kedua komoditas adalah bersifat komplementer kecuali hubungan komoditas daging dan
ayam, ikan laut dan ayam serta ikan laut dan telur yang bersifat substitusi. Hadini et al. 2011 melakukan penelitian tentang permintaan dan prediksi
konsumsi serta produksi daging broiler di Kota Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini menggunakan data sekunder time series tahun 1994-
2008 meliputi jumlah penduduk, pendapatan, harga daging broiler, daging sapi, daging ayam buras, telur, ikan bandeng, minyak goreng, dan beras. Fungsi
permintaan daging broiler diestimasi menggunakan analisis regresi linier berganda dalam logaritma. Secara parsial jumlah penduduk, pendapatan, harga daging
broiler, harga daging sapi, harga telur, harga ikan bandeng, harga minyak goreng dan harga beras, masing-masing berpengaruh terhadap permintaan daging broiler.
Elastisitas pendapatan terhadap permintaan daging broiler masyarakat Kota Kendari bernilai positif dan kurang dari satu, menunjukkan bahwa daging broiler
22 termasuk barang superior yang merupakan barang kebutuhan pokok. Elastisitas
harga daging broiler sendiri bersifat inelastis yang menunjukkan daging broiler merupakan barang kebutuhan pokok. Daging broiler merupakan barang substitusi
bagi daging sapi dan ikan bandeng, sedangkan minyak goreng dan beras termasuk barang komplementer.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah membahas mengenai pola konsumsi pangan hewani asal ternak dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya dengan menggunakan model AIDS, sedangkan perbedaannya adalah lokasi penelitian yang lebih sempit dan penelitian ini tidak menggunakan
data Survey Sosial Ekonomi Nasional Susenas.
23
III KERANGKA PEMIKIRAN
Pangan asal ternak berperan dalam meningkatkan konsentrasi belajar dan memenuhi kebutuhan gizi seseorang. Harga pangan asal ternak yang relatif tinggi
dibandingkan pangan lainnya sangat berkaitan dengan tingkat pendapatan atau karakteristik mahasiswa FEM Institut Pertanian Bogor yang beragam. Oleh karena
itu perlu diteliti bagaimana pola konsumsi pangan asal ternak mahasiswa FEM. Pola konsumsi pangan asal ternak mahasiswa FEM dihadapkan pada proses
membuat keputusan untuk konsumsi pangan asal ternak. Pola konsumsi dapat dilihat dari frekuensi konsumsi, proporsi konsumsi berdasarkan jenis kelamin,
status tempat tinggal, asal daerah, kelas pendapatan, dan rata-rata pengeluaran untuk konsumsi suatu pangan asal ternak. Keputusan untuk konsumsi pangan asal
ternak juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi harga daging sapi Rpkg, harga daging ayam ras Rpkg, harga telur ayam ras
Rpkg, harga susu sapi Rpkg, jenis kelamin, status tempat tinggal, asal daerah, dan pendapatan mahasiswa Rp bulan.
Untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka untuk tujuan mengidentifikasi pola konsumsi akan digunakan metode analisis deskiptif,
yaitu untuk melihat bagaimana perkembangan tingkat konsumsi dan proporsi pengeluaran mahasiswa FEM IPB untuk komoditi pangan asal ternak seperti
daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, dan susu sapi berdasarkan karakteristik yang beragam. Untuk merumuskan fungsi permintaan pangan asal
ternak dan pengaruhnya jika terjadi perubahan harga dan pengeluaran, maka akan digunakan model Almost Ideal Demand System AIDS dengan metode Seemingly
Unrelated Regression SUR. Secara skematis alur kerangka berpikir penelitian ini, dapat dilihat pada Gambar 1.
24
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir Karakteristik mahasiswa FEM
yang Beragam
Perilaku konsumsi pangan asal ternak:
Frekuensi konsumsi Proporsi konsumsi
Kelas pendapatan Jenis kelamin
Status tempat tinggal Asal daerah desa-kota
Faktor - faktor yang mempengaruhi
pengeluaran konsumsi pangan asal ternak:
Harga daging sapi Harga daging ayam
ras Harga telur ayam ras
Harga susu sapi Tingkat pendapatan
Jenis kelamin Status tempat tinggal
Asal daerah Konsumsi pangan
asal ternak seperti daging sapi, daging
ayam ras, telur ayam ras, dan susu
sapi.
Analisis Deskriptif Analisis Model Almost
Ideal Demand System AIDS
Analisis tingkat konsumsi dan proporsi pengeluaran
mahasiswa untuk konsumsi pangan asal
ternak Metode SUR Seemingly
Unrelated Regression
Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap pengeluaran untuk konsumsi pangan asal ternak
pada mahasiswa FEM Institut Pertanian Bogor Identifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan pangan asal ternak dan analisis elastisitas
harga dan pengeluaran Harga pangan asal ternak yang
relatif tinggi dibandingkan pangan lain