43 ras dikarenakan harganya yang murah dan sebanyak lima responden 3,76
beralasan mengonsumsi dikarenakan perubahan selera dalam waktu singkat mood. Alasan lainnya disebabkan kesadaran pribadi untuk melakukan
diversifikasi pangan, faktor gengsi, keadaan keuangan yang baik pada awal bulan, dan banyaknya ketersediaan olahan daging ayam ras di rumah makan yaitu
sebanyak sepuluh responden 7,52.
5.2.3 Pola Konsumsi Telur Ayam Ras
Pola konsumsi telur ayam ras mahasiswa FEM dapat dilihat dari frekuensi konsumsi, pengeluaran konsumsi, dan alasan mengonsumsi telur ayam ras.
Konsumsi telur ayam ras dihitung dengan satuan rupiah per kilogram kg yang sudah diolah menjadi makanan siap saji. Konsumsi diasumsikan homogen dengan
konversi satuan mengikuti ukuran rumah tangga menurut Daftar Komposisi Bahan Makanan DKBM, yaitu satu butir telur ayam ras = 60 gram.
Frekuensi Konsumsi Telur Ayam Ras
Frekuensi konsumsi telur ayam ras adalah tingkat keseringan mahasiswa mengonsumsi telur ayam ras yang dibeli oleh mahasiswa dalam satuan butir per
bulan. Frekuensi konsumsi telur ayam ras dibagi tiga kategori. Kategori pertama, mahasiswa yang mengonsumsi kurang dari 10 butir per bulan. Kategori kedua,
mahasiswa yang mengonsumsi 10-19 butir per bulan. Kategori ketiga, mahasiswa yang mengonsumsi lebih dari 19 butir per bulan.
Tabel 17 Distribusi jumlah responden berdasarkan frekuensi konsumsi telur ayam ras
Frekuensi konsumsi telur ayam ras butir
bulan Jumlah responden mahasiswa Persentase
≤ 10 51
41,80 10-19
45 36,89
≥ 19 26
21,31 Total
122 100,00
Sumber: Data primer, diolah 2014
Berdasarkan hasil analisis, terdapat mahasiswa yang tidak mengonsumsi telur ayam ras dan frekuensi konsumsi telur ayam ras terbanyak yaitu 50 butir per
bulan. Rata-rata frekuensi konsumsi telur ayam ras responden yaitu 14 butir per bulan. Tabel 17 menunjukkan bahwa sebanyak 51 responden 41,80 dari total
44 responden mengonsumsi telur ayam ras kurang dari 10 butir per bulan. Hal
tersebut juga menunjukkan bahwa sebanyak 71 responden 58,20 mengonsumsi telur ayam ras lebih dari 10 butir per bulan.
Pengeluaran Konsumsi Telur Ayam Ras
Pengeluaran konsumsi telur ayam ras adalah besaran yang dialokasikan mahasiswa FEM dari total pendapatannya untuk mengonsumsi telur ayam ras.
Hasil perhitungan pengeluaran konsumsi telur ayam ras dapat digunakan untuk mengetahui proporsi pengeluaran telur ayam ras dari total pengeluaran untuk
konsumsi pangan asal ternak. Konsumsi telur ayam ras yang dihitung dalam bentuk fisik kg kapita bulan dan nominal rupiah per bulan disajikan pada Tabel
18. Tabel 18 Rata-rata pengeluaran konsumsi telur ayam ras berdasarkan kategori
sosial ekonomi
Kategori sosial ekonomi Konsumsi kgkapitabulan Rata-rata pengeluaran Rp per bulan
1.Pendapatan a. Kelas I
0.78 33.285
b. Kelas II 0.86
38.900 c. Kelas III
0.79 31.275
2.Jenis Kelamin a. Laki-laki
1.02 47.083
b. Perempuan 0.71
30.006 3.Status tempat tinggal
a. Rumah orangtua wali
0.65 23.931
b. Koskontrak 0.87
39.245 4.Asal daerah
a. Perkotaan 0.80
33.762 b. Pedesaan
0.95 47.813
Rata-rata 0.82
35.605 Sumber: Data primer, diolah 2014
Berdasarkan kelas pendapatan, peningkatan pendapatan mahasiswa dari kelas pendapatan I ke II menyebabkan pengeluaran konsumsi telur ayam ras
meningkat. Kondisi tersebut berlaku sebaliknya apabila terjadi peningkatan pendapatan mahasiswa dari kelas pendapatan II ke III. Hal ini dikarenakan
mahasiswa kelas pendapatan III cenderung mengurangi konsumsi telur ayam ras dengan mengonsumsi pangan lain yang kualitasnya lebih baik. Berdasarkan jenis
kelamin, rata-rata konsumsi telur ayam ras lebih tinggi pada mahasiswa laki-laki. Hal ini didukung bahwa mahasiswa laki-laki cenderung lebih mementingkan