58 Tabel 28 Elastisitas permintaan harga sendiri, elastisitas harga silang, dan
elastisitas pendapatan daging sapi berdasarkan kategori sosial ekonomi
Kategori sosial ekonomi Elastisitas
harga sendiri Eii
Elastisitas harga silang Eij terhadap:
Elastisitas pendapatan
Eiy Daging
ayam ras Telur
ayam ras Susu sapi
1. Pendapatan
a. Kelas I -1.305
-0.622 -0.609
-0.950 1.214
b. Kelas II -1.054
-0.043 0.095
-0.098 1.952
c. Kelas III -0.696
-0.150 0.201
-0.051 0.886
2. Jenis Kelamin
a. Laki-laki -0.511
-0.250 0.014
-0.266 1.202
b. Perempuan -0.836
-0.140 0.086
-0.190 1.866
3. Status tempat tinggal
a. Koskontrak
-0.733 -0.115
-0.005 -0.213
1.537 b. Rumah orangtua
wali -0.826
-0.567 0.652
-0.340 3.643
4. Asal daerah
a. Perkotaan -0.693
-0.185 0.025
-0.240 1.593
b. Pedesaan -1.179
0.052 0.215
-0.152 1.958
Rata-rata -0.711
-0.204 0.067
-0.229 1.660
Sumber: Data primer, diolah 2014
6.3.1.1 Elastisitas Harga Sendiri
Elastisitas harga sendiri untuk daging sapi secara umum seragam, baik dari analisis secara keseluruhan maupun pengelompokan serta arah elastisitas, namun
terdapat beberapa perbedaan dalam besaran elastisitas. Secara lebih rinci pembahasannya sebagai berikut:
1 Elastisitas harga sendiri daging sapi secara umum menunjukkan tanda negatif
dan bernilai kurang dari satu. Hal ini sesuai dengan hukum permintaan yang mempunyai arah negatif, dimana bila terjadi kenaikan harga daging sapi
menyebabkan permintaan terhadap daging sapi menurun. Nilai elastisitas harga sendiri daging sapi secara umum sebesar -0,711 artinya setiap perubahan harga
daging sapi menurunmeningkat sebesar 10 persen maka jumlah daging sapi yang diminta berubah meningkatmenurun sebesar 7,11 persen.
2 Berdasarkan pengelompokan menurut pendapatan dapat diketahui bahwa nilai
elastisitas harga sendiri daging sapi lebih elastis pada mahasiswa kelas pendapatan I. Nilai elastisitas harga sendiri daging sapi pada mahasiswa kelas
pendapatan I sebesar -1,305 artinya setiap perubahan harga daging sapi
59 menurunmeningkat sebesar 10 persen maka jumlah daging sapi yang diminta
berubah meningkatmenurun dengan persentase yang lebih besar daripada perubahan harganya yaitu 13,05 persen. Harga daging sapi yang relatif lebih
mahal menyebabkan mahasiswa kelas pendapatan I mengalokasikan proporsi pengeluaran terkecilnya untuk konsumsi daging sapi dapat dilihat pada Tabel
26. Hal ini juga menyebabkan bahwa perubahan harga daging sapi akan memperoleh respon permintaan yang lebih kuat dari mahasiswa kelas
pendapatan I. 3
Berdasarkan pengelompokan menurut jenis kelamin, elastisitas permintaan daging sapi pada mahasiswa perempuan lebih elastis. Mahasiswa perempuan
cenderung lebih mementingkan kesehatannilai gizi yang terkandung dalam daging sapi dibandingkan mahasiswa laki-laki sehingga perubahan harga
daging sapi akan memperoleh respon permintaan yang lebih kuat dari mahasiswa perempuan. Nilai elastisitas harga sendiri daging sapi pada
mahasiswa perempuan sebesar -0,836 artinya jika terdapat perubahan harga daging sapi meningkatmenurun sebesar 10 persen permintaan daging sapi
akan berubah menurunmeningkat sebesar 8,36 persen. 4
Berdasarkan pengelompokan menurut status tempat tinggal, elastisitas harga sendiri daging sapi pada mahasiswa yang tinggal di rumah orangtuawali lebih
elastis. Mahasiswa yang tinggal di rumah orangtuawali cenderung terbiasa mengonsumsi daging sapi saat di rumah sehingga ketika terjadi perubahan
harga mahasiswa kelompok ini memberikan respon permintaan yang lebih kuat. Nilai elastisitas harga sendiri daging sapi pada mahasiswa yang tinggal di
rumah orangtuawali sebesar -0,826 artinya setiap perubahan harga daging sapi menurunmeningkat sebesar 10 persen maka jumlah daging sapi yang diminta
berubah meningkatmenurun sebesar 8,26 persen. 5
Berdasarkan pengelompokan menurut asal daerah, elastisitas permintaan daging sapi lebih elastis pada mahasiswa asal daerah pedesaan. Proporsi
pengeluaran daging sapi pada mahasiswa asal daerah pedesaan sangat rendah dikarenakan daging sapi dianggap pangan yang hanya dikonsumsi pada waktu
tertentu seperti acara adat, syukuran, dan keagamaan. Namun apabila terjadi perubahan harga daging sapi maka permintaan direspon lebih kuat dari
60 mahasiswa asal daerah pedesaan. Nilai elastisitas harga sendiri daging sapi
pada mahasiswa asal daerah pedesaan sebesar -1,179 artinya setiap perubahan harga daging sapi menurunmeningkat perubahan harga daging sapi sebesar
10 persen maka jumlah daging sapi yang diminta akan berubah meningkatmenurun dengan persentase yang lebih besar dari perubahan
harganya yaitu 11,79 persen.
6.3.1.2 Elastisitas Harga Silang
Berdasarkan Tabel 28 diketahui bahwa seluruh elastisitas harga silang daging sapi bernilai rendah yang menyebabkan keeratan hubungan daging sapi
dengan komoditas lainnya menjadi sangat lemah. Besaran nilai yang bertanda positif dan negatif bervariasi menyebabkan terjadinya hubungan searah dalam
hubungan komplementer maupun substitusinya untuk hubungan timbal balik. Pada tabel terlihat bahwa daging sapi secara umum mempunyai hubungan
komplementer E
ij
bertanda negatif dengan susu sapi. Tetapi di sisi lain juga memiliki hubungan substitusi dengan daging ayam ras dan telur ayam ras E
ij
bertanda positif. Hubungan komplementer terkuat terjadi pada hubungan daging sapi
terhadap susu sapi pada mahasiswa kelas pendapatan I. Hubungan komplementer menunjukkan apabila terjadi peningkatan harga susu sapi akan diikuti oleh
penurunan permintaan daging sapi. Tabel 28 juga menunjukkan nilai elastisitas harga silang yang bertanda positif atau bersifat substitusi. Hubungan substitusi
terkuat terjadi pada hubungan daging sapi terhadap telur ayam ras pada mahasiswa yang tinggal di rumah orangtuawali. Hal ini berarti bahwa kenaikan
harga telur ayam ras akan menyebabkan mahasiswa yang tinggal di rumah orangtuawali lebih memilih meningkatkan konsumsi daging sapi.
6.3.1.3 Elastisitas Pendapatan
Hasil perhitungan elastisitas pendapatan yang disajikan pada Tabel 28 menunjukkan bahwa elastisitas pendapatan pada mahasiswa FEM umumnya
bernilai positif dan lebih besar dari satu. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi daging sapi akan meningkat dengan persentase perubahan permintaan yang lebih
besar jika terjadi peningkatan pengeluaran daging sapi atau cenderung bersifat