65 persen,
jumlah daging
ayam ras
yang diminta
akan berubah
menurunmeningkat sebesar 5 persen pada mahasiswa asal daerah perkotaan.
6.3.2.2 Elastisitas Harga Silang
Berdasarkan Tabel 29 diketahui bahwa sebagian besar elastisitas harga silang bernilai kurang dari satu dan terdapat variasi arah koefisien. Pada tabel
terlihat bahwa daging ayam ras secara umum mempunyai hubungan komplementer dengan daging sapi dan susu sapi. Tetapi memiliki hubungan yang
bersifat substitusi antara daging ayam ras dengan telur ayam ras. Hubungan komplementer terkuat terjadi pada hubungan daging ayam ras
terhadap daging sapi pada mahasiswa kelas pendapatan I. Interpretasinya adalah peningkatan harga daging sapi akan diikuti dengan penurunan permintaan daging
ayam ras. Hubungan substitusi terkuat terjadi pada hubungan daging ayam ras terhadap telur ayam ras pada mahasiswa kelas pendapatan III. Interpretasinya
adalah peningkatan harga telur ayam ras akan diikuti dengan peningkatan permintaan daging ayam ras pada mahasiswa yang tinggal di rumah orangtuawali.
6.3.2.3 Elastisitas Pendapatan
Hasil perhitungan elastisitas pendapatan yang disajikan pada Tabel 29 menunjukkan bahwa daging ayam ras bersifat barang normal, yang berarti jika
terdapat peningkatan pendapatan maka jumlah permintaan daging ayam ras akan meningkat. Nilai elastisitas pendapatan daging ayam ras secara umum tanpa
pengelompokan sebesar 0,465 artinya peningkatanpenurunan pendapatan mahasiswa sebesar 10 persen menyebabkan peningkatanpenurunan jumlah
permintaan daging ayam ras sebesar 4,65 persen. Berdasarkan tingkat pendapatan, secara konsisten ditunjukkan bahwa nilai
elastisitas pendapatan daging ayam ras akan semakin elastis dengan semakin tingginya tingkat pendapatan mahasiswa. Tingkat konsumsi daging ayam ras
meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatan walaupun proporsi pengeluarannya menurun. Hal ini dikarenakan peningkatan pendapatan
mahasiswa menyebabkan mahasiswa mengalokasikan untuk kebutuhan lain. Namun apabila terjadi perubahan harga daging ayam ras maka permintaannya
66 akan memperoleh respon permintaan yang lebih kuat dari mahasiswa kelas
pendapatan III. Berdasarkan jenis kelamin, nilai elastisitas pendapatan daging ayam ras
lebih elastis pada mahasiswa laki-laki. Kesadaran mahasiswa laki-laki terhadap kesehatangizi yang terkandung dalam daging ayam ras menyebabkan mahasiswa
laki-laki cenderung lebih cepat merespon perubahan pendapatan terhadap jumlah permintaan daging ayam ras. Nilai elastisitas pendapatan daging ayam ras pada
mahasiswa laki-laki sebesar 1,008 artinya peningkatanpenurunan pendapatan mahasiswa laki-laki sebesar 10 persen menyebabkan peningkatanpenurunan
jumlah permintaan daging ayam ras sebesar 10,08 persen. Berdasarkan status tempat tinggal, nilai elastisitas pendapatan daging ayam
ras lebih elastis pada mahasiswa yang tinggal di rumah orangtuawali. Mahasiswa yang kos cenderung menghemat pengeluarannya sehingga perubahan pendapatan
akan direspon lebih cepat terhadap jumlah permintaan daging ayam ras. Elastisitas pendapatan daging ayam ras pada mahasiswa yang kos sebesar 0,43 artinya
peningkatanpenurunan pendapatan mahasiswa yang kos sebesar 10 persen menyebabkan peningkatanpenurunan jumlah permintaan daging ayam ras sebesar
4,3 persen. Berdasarkan asal daerah, nilai elastisitas pendapatan daging ayam ras lebih
elastis pada mahasiswa asal daerah pedesaan. Mahasiswa asal daerah pedesaan cenderung memilih pangan lain seperti pangan nabati dibandingkan mengonsumsi
daging ayam ras namun apabila terjadi perubahan pendapatan maka permintaan daging ayam ras direspon lebih kuat dari mahasiswa asal daerah pedesaan.
Elastisitas pendapatan daging ayam ras pada mahasiswa asal daerah pedesaan sebesar 1,112 artinya peningkatanpenurunan pendapatan mahasiswa asal daerah
perkotaan sebesar 10 persen menyebabkan peningkatanpenurunan jumlah permintaan daging ayam ras sebesar 11,12 persen
6.3.3 Permintaan Telur Ayam Ras
Besaran dan arah elastisitas permintaan harga sendiri, elastisitas harga silang, dan elastisitas pendapatan telur ayam ras, tercantum dalam Tabel 30. Berdasarkan
tabel tersebut dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut:
67 Tabel 30 Elastisitas permintaan harga sendiri, elastisitas harga silang, dan
elastisitas pendapatan telur ayam ras berdasarkan kategori sosial ekonomi
Kategori sosial ekonomi Elastisitas
harga sendiri Eii
Elastisitas harga silang Eij terhadap:
Elastisitas pendapatan
Eiy Daging
sapi Daging
ayam ras Susu sapi
1. Pendapatan
a. Kelas I -1.669
-1.497 -0.608
-1.049 0.029
b. Kelas II -0.533
-0.162 -0.132
-0.359 0.361
c. Kelas III -0.698
-0.296 0.146
0.045 -1.690
2. Jenis Kelamin
a. Laki-laki -0.534
-0.094 -0.294
-0.103 0.435
b. Perempuan -0.547
-0.190 0.015
-0.373 0.023
3. Status tempat tinggal
a. Koskontrak
-0.529 -0.190
-0.020 -0.381
0.312 b. Rumah orangtua
wali -0.692
-0.010 -0.265
-0.083 -0.901
4. Asal daerah
a. Perkotaan -0.585
-0.150 -0.035
-0.346 0.446
b. Pedesaan 0.029
-0.175 -0.505
-0.531 -0.529
Rata-rata -0.564
-0.151 -0.060
-0.332 0.237
Sumber: Data primer, diolah 2014
6.3.3.1 Elastisitas Harga Sendiri
1 Tabel 30 menunjukkan bahwa seluruh nilai elastisitas harga sendiri untuk telur
ayam ras bertanda negatif. Hal ini sesuai dengan hukum permintaan yang menunjukkan adanya korelasi negatif antara harga suatu komoditas dengan
jumlah permintaannya. Nilai elastisitas harga sendiri telur ayam ras secara umum sebesar -0,564 artinya setiap perubahan harga telur ayam
menurunmeningkat sebesar 10 persen maka jumlah telur ayam yang diminta berubah meningkatmenurun sebesar 5,64 persen.
2 Berdasarkan pengelompokan menurut pendapatan, nilai elastisitas harga
sendiri telur ayam ras lebih elastis pada mahasiswa kelas pendapatan I. Pendapatan yang rendah memberikan batasan pada mahasiswa untuk
mengonsumsi suatu barang sehingga ketika terjadi perubahan harga telur ayam ras maka permintaan telur ayam ras akan direspon lebih kuat oleh mahasiswa
kelas pendapatan I. Nilai elastisitas harga sendiri telur ayam ras pada mahasiswa kelas pendapatan I sebesar -1,669 artinya jika terdapat perubahan