Analisis Permintaan Pangan Asal Ternak

60 mahasiswa asal daerah pedesaan. Nilai elastisitas harga sendiri daging sapi pada mahasiswa asal daerah pedesaan sebesar -1,179 artinya setiap perubahan harga daging sapi menurunmeningkat perubahan harga daging sapi sebesar 10 persen maka jumlah daging sapi yang diminta akan berubah meningkatmenurun dengan persentase yang lebih besar dari perubahan harganya yaitu 11,79 persen.

6.3.1.2 Elastisitas Harga Silang

Berdasarkan Tabel 28 diketahui bahwa seluruh elastisitas harga silang daging sapi bernilai rendah yang menyebabkan keeratan hubungan daging sapi dengan komoditas lainnya menjadi sangat lemah. Besaran nilai yang bertanda positif dan negatif bervariasi menyebabkan terjadinya hubungan searah dalam hubungan komplementer maupun substitusinya untuk hubungan timbal balik. Pada tabel terlihat bahwa daging sapi secara umum mempunyai hubungan komplementer E ij bertanda negatif dengan susu sapi. Tetapi di sisi lain juga memiliki hubungan substitusi dengan daging ayam ras dan telur ayam ras E ij bertanda positif. Hubungan komplementer terkuat terjadi pada hubungan daging sapi terhadap susu sapi pada mahasiswa kelas pendapatan I. Hubungan komplementer menunjukkan apabila terjadi peningkatan harga susu sapi akan diikuti oleh penurunan permintaan daging sapi. Tabel 28 juga menunjukkan nilai elastisitas harga silang yang bertanda positif atau bersifat substitusi. Hubungan substitusi terkuat terjadi pada hubungan daging sapi terhadap telur ayam ras pada mahasiswa yang tinggal di rumah orangtuawali. Hal ini berarti bahwa kenaikan harga telur ayam ras akan menyebabkan mahasiswa yang tinggal di rumah orangtuawali lebih memilih meningkatkan konsumsi daging sapi.

6.3.1.3 Elastisitas Pendapatan

Hasil perhitungan elastisitas pendapatan yang disajikan pada Tabel 28 menunjukkan bahwa elastisitas pendapatan pada mahasiswa FEM umumnya bernilai positif dan lebih besar dari satu. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi daging sapi akan meningkat dengan persentase perubahan permintaan yang lebih besar jika terjadi peningkatan pengeluaran daging sapi atau cenderung bersifat 61 elastis terhadap perubahan pegeluaran daging sapi. Ini berarti daging sapi merupakan komoditas superior atau barang mewah. Hasil ini sejalan dengan Budiar 2000, Kariyasa 2005, dan Budiwinarto 2011 yang mengatakan bahwa elastisitas pendapatan daging sapi lebih besar dari satu mengartikan daging sapi merupakan komoditas superior. Berdasarkan tingkat pendapatan, nilai elastisitas pendapatan daging sapi pada mahasiswa kelas pendapatan II lebih elastis dibandingkan dengan mahasiswa kelas pendapatan lainnya. Proporsi pengeluaran daging sapi pada mahasiswa kelas ini lebih rendah dikarenakan mahasiswa cenderung mengonsumsi pangan asal ternak lain dengan proporsi yang lebih besar. Namun apabila terjadi perubahan harga daging sapi maka permintaan daging sapi akan memperoleh respon permintaan yang lebih kuat dari mahasiswa kelas pendapatan II. Nilai elastisitas pendapatan daging sapi pada mahasiswa kelas pendapatan II sebesar 1,952 artinya setiap terjadi perubahan peningkatanpenurunan pendapatan sebesar 10 persen akan menyebabkan perubahan peningkatanpenurunan permintaan daging sapi sebesar 19,52 persen. Lain halnya dengan mahasiswa kelas pendapatan III yang cenderung terbiasa mengonsumsi daging sapi, nilai elastisitas pendapatannya positif dan bersifat inelastis. Hal ini berarti bahwa apabila terjadi perubahan pendapatan maka jumlah daging sapi yang diminta lebih rendah daripada proporsi perubahan pendapatannya. Berdasarkan jenis kelamin, nilai elastisitas pendapatan daging sapi lebih elastis pada mahasiswa perempuan. Mahasiswa perempuan memiliki kebutuhan bukan bahan makanan yang lebih banyak dibandingkan mahasiswa laki-laki sehingga perubahan pendapatan lebih cepat direspon terhadap jumlah permintaan daging sapi. Nilai elastisitas pendapatan daging sapi pada mahasiswa perempuan sebesar 1,866 artinya peningkatan pendapatan sebesar 10 persen menyebabkan peningkatan permintaan daging sapi dengan persentase yang lebih besar dari perubahan pendapatannya yaitu sebesar 18,66 persen. Berdasarkan status tempat tinggal, nilai elastisitas pendapatan daging sapi pada mahasiswa yang tinggal di rumah orangtuawali lebih elastis. Daging sapi merupakan salah satu pangan yang paling digemari mahasiswa yang tinggal di rumah orangtuawali sehingga perubahan pendapatan cenderung direspon lebih 62 cepat terhadap jumlah permintaan daging sapi. Nilai elastisitas pendapatan daging sapi pada mahasiswa yang tinggal di rumah orangtuawali sebesar 3,643 artinya peningkatan pendapatan pada mahasiswa yang tinggal di rumah orangtuawali sebesar 10 persen menyebabkan peningkatan permintaan daging sapi dengan persentase yang lebih besar dari perubahan pendapatannya yaitu sebesar 36,43 persen. Berdasarkan asal daerah, nilai elastisitas pendapatan daging sapi lebih elastis pada mahasiswa asal daerah pedesaan. Daging sapi yang biasa dikonsumsi pada waktu tertentu pada mahasiswa asal daerah pedesaan menyebabkan perubahan pendapatan cenderung lebih cepat direspon terhadap jumlah permintaan daging sapi. Nilai elastisitas pendapatan daging sapi pada mahasiswa asal daearah pedesaan sebesar 1,958 artinya peningkatan pendapatan pada mahasiswa asal daerah pedesaan sebesar 10 persen menyebabkan peningkatan permintaan daging sapi dengan persentase yang lebih besar dari perubahan pendapatannya yaitu sebesar 19,58 persen.

6.3.2 Permintaan Daging Ayam Ras

Besaran dan arah elastisitas permintaan harga sendiri, elastisitas harga silang, dan elastisitas pendapatan daging ayam ras, tercantum pada Tabel 29. Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut:

6.3.2.1 Elastisitas Harga Sendiri

Hasil perhitungan pada komoditas daging ayam ras menunjukkan tanda dan arah elastisitas harga sendiri yang sama dan hanya berbeda pada besarannya. Pembahasan secara lebih terincinya ialah sebagai berikut: 1 Tabel 29 menunjukkan bahwa nilai elastisitas harga sendiri untuk daging ayam ras sebagian besar bertanda negatif dan bersifat inelatis. Tanda negatif sesuai dengan hukum permintaan yang menunjukkan adanya korelasi negatif antara harga suatu komoditas dengan jumlah permintaannya. Nilai elastisitas harga sendiri daging ayam ras secara umum sebesar -0,254 artinya setiap perubahan harga daging ayam ras menurunmeningkat sebesar 10 persen maka jumlah daging ayam ras yang diminta berubah meningkatmenurun sebesar 2,54 persen. 63 Nilai elastisitas harga sendiri daging ayam ras secara umum lebih rendah dibandingkan dengan nilai elastisitas harga sendiri komoditas lainnya. Daging ayam ras merupakan salah satu pangan asal ternak yang banyak tersedia di warung makan maupun restoran dan memiliki produk olahan yang bervariasi. Hal ini menyebabkan mahasiswa menganggap daging ayam ras sebagai kebutuhan pokok sehingga permintaan daging ayam ras cenderung lebih stabil terhadap perubahan harga. Hasil ini sejalan dengan penelitian Hadini 2011 yang menyatakan bahwa elastisitas harga daging ayam broiler bersifat inelastis yang berarti barang kebutuhan pokok. Tabel 29 Elastisitas permintaan harga sendiri, elastisitas harga silang, dan elastisitas pendapatan daging ayam ras berdasarkan kategori sosial ekonomi Kategori sosial ekonomi Elastisitas harga sendiri Eii Elastisitas harga silang Eij terhadap: Elastisitas pendapatan Eiy Daging sapi Telur ayam ras Susu sapi 1. Pendapatan a. Kelas I -1.655 -4.007 -2.567 -1.867 0.598 b. Kelas II -0.231 -0.539 0.052 -0.713 0.446 c. Kelas III -0.779 -0.068 1.285 -0.774 1.184 2. Jenis Kelamin a. Laki-laki -0.406 -0.344 -0.027 -0.277 1.008 b. Perempuan -0.220 -0.623 0.324 -0.739 0.260 3. Status tempat tinggal a. Koskontrak -0.289 -0.413 0.165 -0.724 0.430 b. Rumah orangtua wali 0.239 -2.006 0.584 -0.029 0.254 4. Asal daerah a. Perkotaan -0.243 -0.544 0.103 -0.630 0.332 b. Pedesaan -0.500 -0.342 0.169 -0.622 1.112 Rata-rata -0.254 -0.570 0.186 -0.629 0.465 Sumber: Data primer, diolah 2014 2 Berdasarkan pengelompokan menurut pendapatan, nilai elastisitas harga sendiri daging ayam ras lebih elastis pada mahasiswa kelas pendapatan I. Pendapatan yang rendah memberikan batasan pada mahasiswa untuk mengonsumsi suatu barang sehingga ketika terjadi perubahan harga daging ayam ras maka permintaan daging ayam ras akan direspon lebih kuat oleh mahasiswa kelas pendapatan I. Nilai elastisitas harga sendiri daging ayam ras pada mahasiswa kelas pendapatan I sebesar -1,655 artinya jika terdapat perubahan harga daging 64 ayam ras meningkatmenurun sebesar 10 persen, permintaan daging ayam ras akan berubah menurunmeningkat sebesar 16,55 persen. 3 Berdasarkan pengelompokan menurut jenis kelamin, mahasiswa laki-laki memiliki nilai elastisitas harga sendiri daging ayam ras yang lebih elastis. Mahasiswa laki-laki cenderung lebih mementingkan kesehatannilai gizi yang terkandung dalam daging ayam ras sehingga perubahan harga daging ayam ras akan direspon lebih kuat oleh mahasiswa laki-laki. Nilai elastisitas harga sendiri daging ayam ras pada mahasiswa laki-laki sebesar -0,406 artinya jika terdapat perubahan harga daging ayam ras meningkatmenurun sebesar 10 persen, permintaan daging ayam ras akan berubah menurunmeningkat sebesar 4,06 persen. 4 Berdasarkan pengelompokan menurut status tempat tinggal, nilai elastisitas harga sendiri daging ayam ras pada mahasiswa yang tinggal di rumah orangtuawali kecil dan bertanda positif. Daging ayam ras merupakan makanan kesukaan bagi sebagian besar mahasiswa yang tinggal di rumah orangtuawali sehingga perubahan harga tidak terlalu mempengaruhi perubahan jumlah permintaannya. Nilai elastisitas harga sendiri daging ayam ras pada mahasiswa yang tinggal di rumah orangtuawali sebesar 0,239 artinya jika terdapat perubahan harga daging ayam ras meningkatmenurun sebesar 10 persen, permintaan daging ayam ras hanya berubah menurunmeningkat sebesar 2,39 persen. Lain halnya dengan mahasiswa yang kos cenderung menghemat pengeluarannya sehingga ketika terjadi penurunan harga maka permintaan daging ayam ras meningkat dengan persentase yang lebih kecil. 5 Berdasarkan pengelompokan menurut asal daerah, nilai elastisitas harga sendiri daging ayam ras lebih elastis pada mahasiswa asal daerah pedesaan. Mahasiswa asal daerah pedesaan cenderung memilih pangan lain seperti pangan nabati dibandingkan mengonsumsi daging ayam ras namun apabila terjadi perubahan harga maka permintaan daging ayam ras direspon lebih kuat dari mahasiswa asal daerah pedesaan. Nilai elastisitas harga sendiri daging ayam ras pada mahasiswa asal daerah pedesaan sebesar -0,5 artinya jika terdapat perubahan harga meningkatmenurun daging ayam ras sebesar 10