69
anggota tubuhnya pada bagian mata, hidung dan mulut. Setelah subjek menunjukkan anggota tubuh dengan benar dengan bantuan
peneliti, peneliti membimbing subjek untuk memegang bagian tubuhnya sesuai dengan gambar yang terdapat dalam multimedia
berbasis flash untuk mengenal konsep anggota tubuh, hal itu bertujuan untuk menyamakan persepsi subjek dalam mengenal
konsep anggota tubuh yang ada pada gambar dengan anggota tubuhnya secara langsung. Setiap subjek mampu menebak dan
setelah subjek selesai belajar mengenal anggota tubuh dengan menggunakan multimedia berbasis flash untuk mengenal konsep
anggota tubuh, peneliti memberikan pujian kepada subjek kemudian mengajak subjek serta mengacungkan jari jempol
kepada subjek, karena telah berhasil menyelesaikan pembelajaran. Selanjutnya peneliti memberikan tes secara langsung kepada
subjek dengan menyebutkan anggota tubuh dan anak diminta untuk memegang anggota tubuhnya. Kemudian memberikan
kesempatan kepada
subjek untuk
beristirahat setelah
pembelajaran.
Tabel 10. Data Frekuensi Peningkatan Pemahaman Konsep pada Tes Mengenal Konsep Anggota Tubuh
Manusia Subjek ITS pada Fase Intervensi ke
1
Tanggal Sesi
ke Waktu
menit Terjadinya
Peningkatan
Tally
No Item
Frekuensi Peningkatan
18 Agustus 2015
1 08.15-08.25
10 menit
III
2, 4, 5 3
Berdasarkan tabel di atas, frekuensi peningkatan pemahaman konsep
“Mengenal Konsep Anggota Tubuh” yaitu memegang
70
anggota tubuh terdapat pada item nomor 2, 4, dan 5 yaitu pada anggota tubuh bagian mata, hidung, dan mulut, pada sesi ini
peningkatan yang terjadi pada 2 nomor item pada item nomor 4 dan 5. Kesalahan subjek ketika memegang anggota tubuh terdapat
pada item nomor 1, 3, 6, 7, 8, dan 9 yang menyatakan subjek belum mampu memegang anggota tubuh bagian rambut, telinga,
tangan, jari tangan, kaki, dan jari kaki. Sedangkan untuk kriteria penilaian pada 6 aspek tersebut masih pada tingkatan skor 2 dan
belum memenuhi syarat ketuntasan minimal, sedangkan untuk kriteria ketuntasan minimal ada pada skor 3 yaitu apabila anak
dapat melaksanakan namun masih memerlukan sedikit bantuan guru atau mendapatkan skor 4 apabila anak dapat melaksanakan
perintah tanpa bantuan guru. Untuk beberapa aspek kemampuan mengenal anggota tubuh dengan multimedia ini, ada beberapa
aspek yang menunjukkan bahwa kemampuan anak sudah meningkat 1 skor yang tadinya tidak mau memegang sama sekali
atau tidak mau melaksanakan sesuai dengan perintah menjadi dapat melaksanakan namun masih banyak mendapatkan bantuan
guru, misalnya subjek menunjuk anggota tubuh pada bagian hidung dan mulut. Pada saat peneliti meminta subjek untuk
memegang bagian telinga, subjek memegang anggota tubuh bagian pipi, ketika peneliti meminta subjek untuk memegang
anggota tubuh lainnya seperti rambut, tangan, jari tangan, kaki,
71
dan jari kaki, subjek tidak memberikan respon, sehingga peneliti mengarahkan untuk memegang sesuai perintah yang diberikan
sebelumnya dengan mencocokkan sesuai gambar, misalnya ini gambar tangan kemudian peneliti mengatakan ini tangan serta
memegang tangan subjek. Setelah pemberian tes, peneliti memberikan
pujian bagus
kepada subjek
kemudian mengacungkan jari jempol kepada subjek, karena telah berhasil
menyelesaikan pembelajaran. 2
Intervensi ke 2 Intervensi ke 2 dilaksanakan pada pukul 07.50
– 08.15 atau sekitar 25 menit. Kegiatan yang dilakukan pada intervensi ke 2
sama dengan kegiatan yang dilaksanakan pada intervensi ke 1. Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengkondisikan subjek
untuk duduk tenang di kursi dan berdoa bersama, kemudian peneliti menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan seperti laptop
lalu dan menyiapkan lembar pengamatan. Sebelum memulai pembelajaran dengan multimedia flash, peneliti mengajak subjek
untuk menyanyikan lagu dua mata saya sebagai apersepsi. Kemudian pada saat peneliti meletakkan laptop di atas meja,
subjek langsung antusias untuk belajar dan mengisyaratkan dengan bahasa tubuhnya misalnya subjek menunjuk laptop dan
menunjuk mejanya yang berarti subjek menginginkan laptop diletakkan di depannya. Sehingga kegiatan penelitian pada
72
intervensi ke 2 ini berjalan dengan cukup baik, dan subjek cukup lama untuk fokus saat pembelajaran. Pada 10 menit pertama
subjek mau fokus memperhatikan gambar-gambar yang ada pada laptop terutama gambar bergerak pada menu utama dan subjek
mengikuti gerakan pada gambar tersebut, serta memperhatikan anggota tubuh yang dijelaskan. Saat subjek memperhatikan,
peneliti mengarahkan tangan subjek untuk menunjuk bagian- bagian
anggota tubuh dimulai dari rambut, misalnya “ini gambar rambut”. Kemudian peneliti mengarahkan tangan subjek untuk
menunjuk bagian rambut, dan seterusnya sampai materi yang ada pada laptop selesai ditampilkan. Kemudian setelah pemutaran
materi, peneliti melanjutkan pada bagian latihan selama 10 menit dan peneliti mengeluarkan
mouse
.
Mouse
yang digunakan oleh peneliti pada awalnya akan digunakan oleh subjek, namun karena
subjek yang masih suka bermain
mouse
dan mengklik secara asal selain itu subjek akan susah fokus karena terlalu asyik bermain
mouse
, maka
mouse
dipegang oleh peneliti.
Mouse
tersebut digunakan oleh peneliti untuk mengarahkan arah
cursor
saat subjek berhasil menunjuk gambar sesuai dengan arahan atau
instruksi yang diberikan oleh peneliti, selain itu subjek terkadang penasaran untuk mengklik
mouse
yang ada pada laptop karena subjek sering melihat peneliti saat menggunakan
mouse
yang terdapat pada laptop. Sehingga peneliti sedikit demi sedikit
73
mengarahkan anak dalam menggunakan
mouse
dan mengajarkan cara mengkliknya. Setelah pemberian materi mengenal konsep
anggota tubuh menggunakan multimedia berbasis flash selesai dilaksanakan, peneliti memberikan tes kepada subjek. Jumlah
item soal yang benar pada intervensi ke 2 menunjukkan kemajuan dan lebih banyak dibandingkan jumlah item pada intervensi ke 1
atau yang berarti jumlah kesalahan yang dilakukan subjek saat memegang anggota tubuhnya pada intervensi ke 2 lebih sedikit
dibandingkan dengan intervensi ke 1. Untuk Frekuensi Peningkatan Pemahaman Konsep subjek dapat digambarkan
sebagai berikut:
Tabel 11. Data Frekuensi Peningkatan Pemahaman Konsep pada Tes Mengenal Konsep Anggota Tubuh
Manusia Subjek ITS pada Fase Intervensi ke
2
Tanggal Sesi
ke Waktu
menit Terjadinya
Perilaku Sasaran
Tally
No Item Frekuensi
Peningkatan
19 Agustus 2015
2 07.50-08.15
25 menit
IIIII I
2, 3, 4, 5, 6, 8
6
Berdasarkan tabel di atas, frekuensi peningkatan pemahaman konsep “Mengenal Konsep Anggota Tubuh” yaitu memegang dan
menunjukkan anggota tubuh terdapat pada item soal nomor 2, 3, 4, 5, 6, dan 8 yaitu subjek mampu memegang anggota tubuh
bagian mata, telinga, hidung, mulut, tangan, dan kaki, pada sesi ini peningkatan yang terjadi pada 3 nomor item yaitu pada item
nomor 3, 6, dan 8, namun subjek masih belum mampu memahami anggota tubuh pada bagian rambut, jari tangan dan jari kaki. Pada
74
saat peneliti meminta subjek untuk memegang jari tangan dan jari kaki, subjek tidak memberikan respon, sedangkan untuk bagian
rambut peneliti mengarahkan dengan menunjuk gambar yang ada pada laptop dan memegang rambut anak. Peneliti mengulangi
instruksi sebanyak 2 kali, akan tetapi subjek tidak memberikan respon karena subjek sudah merasa capek dan meminta minum.
Sehingga penelitian untuk intervensi ke 2 selesai dilaksanakan. 3
Intervensi ke 3 Intervensi ke 3 dilaksanakan pada pukul 08.10
– 08.30 yaitu sekitar 20 menit. Kegiatan yang dilakukan pada intervensi ke 3
sama dengan kegiatan yang dilaksanakan pada intervensi sebelumnya.
Kegiatan pembelajaran
diawali dengan
mengkondisikan subjek untuk duduk tenang di kursi dan berdoa bersama. Namun pada penelitian ini, subjek sejak pagi saat tiba di
sekolah sudah mengambek, sehingga peneliti bersama guru memerlukan waktu untuk mengalihkan perhatian subjek agar mau
belaja dengan cara peneliti mengajak subjek untuk bernyanyi bersama lagu “Dua mata saya”. Pada saat pembelajaran
berlangsung, subjek masih sering mengambek dan subjek terkadang tidak mau menunjuk gambar pada laptop sesuai dengan
instruksi yang diberikan peneliti, sehingga peneliti mengulang instruksi beberapa kali, selain itu terkadang subjek hanya mau
menunjuk anggota tubuhnya sendiri sesuai dengan keinginannya
75
misalkan subjek menunjuk anggota tubuh bagian mata, seperti yang telah diajarkan sebelumnya. Alokasi waktu pembelajaran
saat intervensi ke 3 ini dimulai dari pemutaran materi dan pemutaran bagian latihan hanya disesuaikan dengan kondisi anak
yang sedang mengambek dan juga tidak dibatasi waktu. Pada intervensi ke 3 ini, pembelajaran mengenal anggota tubuh lebih
ditekankan pada bagian rambut, jari tangan dan jari kaki. Peneliti melakukan pengulangan sebanyak 3-4 kali pada bagian rambut,
jari tangan dan jari kaki, karena subjek yang terkadang tidak mau mendengarkan instruksi peneliti.
Setelah penyajian materi mengenal anggota tubuh manusia menggunakan multimedia berbasis flash selesai dilaksanakan,
peneliti memberikan tes kepada subjek. Jumlah item soal yang benar pada intervensi ke 3 ini lebih banyak dibandingkan dengan
jumlah item pada intervensi sebelumnya dan lebih baik dibandingkan dengan intervensi sebelumnya atau jumlah
kesalahan yang dilakukan subjek saat memegang dan menunjukkan anggota tubuh pada intervensi ke 3 lebih sedikit
dibandingkan dengan intervensi sebelumnya. Hal itu dapat dibuktikan dengan skor yang dicapai oleh siswa meningkat 1 skor
di atas skor yang didapat pada intervensi sebelumnya, pada intervensi sebelumnya subjek hanya mendapatkan skor 2 dengan
indikator penilaian subjek dapat melaksanakan namun masih
76
banyak mendapatkan bantuan guru, sedangkan pada intervensi ke 3 ini subjek mendapatkan skor 3 dengan indikator penilaian
subjek dapat melaksanakan namun masih memerlukan sedikit bantuan guru.
Frekuensi Peningkatan Pemahaman Konsep subjek dapat digambarkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 12. Data Frekuensi Peningkatan Pemahaman Konsep pada Tes Mengenal Konsep Anggota Tubuh
Manusia Subjek ITS pada Fase Intervensi ke
3
Tanggal Sesi
ke Waktu
menit Terjadinya
Perilaku Sasaran
Tally
No Item Frekuensi
Peningkatan
24 Agustus 2015
3 08.10-08.30
20 menit
IIIII III
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8
8
Berdasarkan tabel di atas, frekuensi peningkatan pemahaman konsep “Mengenal Konsep Anggota Tubuh” yaitu memegang dan
menunjukkan anggota tubuh terdapat pada item soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 yaitu pada anggota tubuh bagian rambut, mata,
telinga, hidung, mulut, tangan, jari tangan,dan kaki, pada sesi ini peningkatan yang terjadi pada 2 nomor item pada item nomor 1
dan 7. Sedangkan kesalahan yang dilakukan subjek ketika menunjukkan anggota tubuh manusia hanya terdapat pada item
soal nomor 9 yaitu subjek belum mampu memegang anggota tubuh bagian jari kaki. Pada saat peneliti meminta subjek untuk
memegang jari kaki, subjek tidak memberikan respon saat itu karena subjek sudah lelah dan masih sering mengambek, sehingga
77
peneliti mengakhiri pembelajaran dan mengajak subjek keluar kelas.
4 Intervensi ke 4
Intervensi ke 4 dilaksanakan pada pukul 08.10 – 08.30.
Kegiatan yang dilakukan pada intervensi ke 4 sama dengan kegiatan yang dilaksanakan pada intervensi sebelumnya. Sebelum
memulai pembelajaran intervensi ke 4 ini, subjek mengikuti guru kelas yang sedang menerapi salah satu teman dari subjek, karena
subjek sudah terlanjur ikut keluar kelas sehingga subjek sekalian ikut terapi dengan berjalan-jalan sebentar sekaligus mengenalkan
lingkungan sekitar sekolah seperti di sungai kecil disamping sekolah yang dialiri air, setelah berjalan-jalan sebentar sekaligus
terapi kepada subjek, subjek terlihat lebih fresh dan terapi ini juga dapat membangkitkan semangat subjek sebelum belajar sehingga
subjek mau belajar dengan peneliti. Kegiatan pembelajaran di dalam kelas diawali dengan mengkondisikan subjek untuk duduk
tenang di kursi dan berdoa bersama, kemudian peneliti mengajak subjek untuk melakukan komunikasi sederhana yaitu peneliti
mengucapkan salam “Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh” kemudian membimbing subjek untuk menjawab
salam dan subjek menjawab salam dengan suara yang belum jelas serta mengikuti gerakan bibir peneliti mengatakan “salam” yang
bera rti Wa’alaikumsalam. Selanjutnya peneliti menjelaskan
78
kepada subjek bahwa materi pembelajaran saat ini mengenai anggota tubuh manusia, mula-mula peneliti mengajak subjek
untuk bernyanyi dan tepuk tangan bersama. Setelah bernyanyi bersama peneliti mengajak
subjek untuk melakukan “tos” dan peneliti mengacungkan jari jempol serta mengajak subjek untuk
mengacungkan jari jempol, kemudian peneliti mengarahkan anak untuk mengenal nama jari seperti jari jempol, jari telunjuk, jari
tengah, jari manis dan jari kelingking. Kegiatan selanjutnya, peneliti mulai memutarkan multimedia berbasis flash untuk
mengenalkan konsep anggota tubuh dan subjek mau fokus memperhatikan materi. Pada saat subjek mau memperhatikan,
kemudian peneliti mengarahkan subjek untuk memegang bagian anggota tubuhnya sesuai dengan instruksi atau gambar yang
ditampilkan pada multimedia berbasis flash. Pemutaran materi dilakukan selama 10 menit, dan pemutaran bagian latihan selama
10 menit serta diselingi dengan peneliti membimbing subjek untuk menunjuk anggota tubuhnya sesuai dengan yang
ditampilkan pada multimedia berbasis flash, selain itu peneliti juga mengajarkan subjek cara mengklik
mouse
dan mengarahkan pada media.
Intervensi ke 4 ini, pembelajaran mengenal konsep anggota tubuh masih ditekankan pada bagian jari kaki. Hal tersebut
dilakukan karena subjek masih kesulitan dan ragu-ragu saat
79
memegang anggota tubuh bagian jari kaki, sehingga peneliti membimbing subjek dengan memegang anggota tubuh bagian
kaki nya dan kaki peneliti dengan pengulangan sebanyak 3 kali. Setelah pemutaran materi mengenal konsep anggota tubuh
menggunakan multimedia berbasis flash selesai dilaksanakan, peneliti memberikan tes kepada subjek. Hasil tes pada fase
intervensi ke 4 ini lebih baik dibandingkan dengan intervensi sebelumnya, subjek tidak melakukan kesalahan pada saat
memegang anggota tubuh, atau semua anggota tubuh yang ditunjukkan subjek sesuai dengan instruksi dari peneliti dan
terkadang subjek masih memerlukan sedikit bantuan dari peneliti. Frekuensi Peningkatan Pemahaman Konsep subjek digambarkan
pada tabel berikut ini:
Tabel 13. Data Frekuensi Peningkatan Pemahaman Konsep pada Tes Mengenal Konsep Anggota Tubuh
Manusia Subjek ITS pada Fase Intervensi ke
4
Tanggal Sesi
ke Waktu
menit Terjadinya
Perilaku Sasaran
Tally
No Item Frekuensi
Peningkatan
25 Agustus 2015
4 08.10-08.30
20 menit
IIIII IIII
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
9
Dilihat dari tabel di atas, frekuensi peningkatan pemahaman konsep “Mengenal Konsep Anggota Tubuh” yaitu memegang dan
menunjukkan anggota tubuh terdapat pada item soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 yaitu pada anggota tubuh bagian rambut,
mata, telinga, hidung, mulut, tangan, jari tangan, kaki dan jari kaki, pada sesi ini peningkatan yang terjadi pada 1 nomor item
80
pada item nomor 9, sehingga dapat disimpulkan pada sesi ini subjek mampu memahami konsep anggota tubuh dengan benar
pada semua nomor item tes yang telah disediakan dan sesuai dengan instruksi oleh peneliti.
5 Intervensi ke 5
Intervensi ke 5 dilaksanakan pada pukul 07.50 – 08.30.
Kegiatan yang dilakukan pada intervensi ke 5 sama dengan kegiatan yang dilaksanakan pada intervensi sebelumnya, untuk
kegiatan penelitian pada intervensi ke 5 cukup lama yaitu dengan durasi 40 menit. Selama kegiatan intervensi ke 5, peneliti tidak
mengalami hambatan dan kegiatan pembelajaran dilaksanakan seperti kegiatan sebelumnya. Kegiatan pembelajaran diawali
dengan mengkondisikan subjek untuk duduk tenang di kursi dan berdoa bersama, kemudian peneliti mengajak subjek untuk
melakukan komunikasi sederhana yaitu peneliti mengucapkan salam “Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”
kemudian membimbing subjek untuk menjawab salam dan subjek seperti biasa menjawab salam dengan suara yang belum jelas serta
mengikuti gerakan bibir peneliti mengatakan “salam” yang berarti Wa’alaikumsalam, selanjutnya peneliti menyiapkan perangkat
laptop dan menyiapkan multimedia berbasis flash untuk mengenalkan konsep anggota tubuh. Penggunaan multimedia
berbasis flash masih dengan pengawasan serta bimbingan dari
81
peneliti. Pada beberapa bagian, subjek terlihat asyik dan mampu mengklik
mouse
bagian kiri yang ada pada laptop secara mandiri, namun untuk mengarahkan
mouse
masih dibimbing oleh peneliti yaitu dengan cara peneliti memegang
mouse
tambahan yang telah dihubungkan pada
usb
laptop dan disembunyikan di belakang layar laptop, kemudian subjek diminta untuk menunjuk gambar
yang ada pada laptop apabila anak mampu menunjuk sesuai dengan instruksi maka peneliti mengarahkan
mouse
ke arah gambar dan anak mengklik. Pada intervensi ke 5 ini,
pembelajaran lebih di fokuskan pada latihan mengenal anggota tubuh, subjek belajar mengenal anggota tubuh melalui bagian
latihan dengan diulangi sebanyak 3 kali. Saat instruksi diberikan untuk mengklik gambar yang dimaksud, peneliti membimbing
subjek untuk memegang anggota tubuh secara langsung sesuai dengan yang diinstruksikan pada multimedia berbasis flash ini.
Setelah peneliti menyajikan materi mengenal konsep anggota tubuh menggunakan multimedia berbasis flash ini, subjek masih
terlihat asyik untuk mengoperasikan perangkat laptop yang masih menampilkan gambar anggota tubuh. Subjek sangat tertarik
dengan animasi awal media ini serta subjek sangat tertarik dengan suara yang dihasilkan oleh media ini sehingga peneliti menunggu
subjek sampai subjek benar-benar merasa lelah, karena peneliti tidak bisa mengalihkan agar subjek mau memberikan laptop
82
tersebut dan juga tidak bisa meminta secara paksa. Hasil tes pada fase intervensi ke 5 ini sama dengan hasil tes pada intervensi ke 4,
subjek tidak melakukan kesalahan pada saat memegang anggota tubuhnya, atau semua anggota tubuh yang ditunjuk oleh subjek
sesuai dengan instruksi dari peneliti. Berdasarkan hasil tersebut, subjek tidak diberikan intervensi lanjutan pada pertemuan
berikutnya. Adapun lembar hasil tes dan observasi pencatatan Frekuensi Peningkatan Pemahaman Konsep dapat dilihat pada
lampiran. Frekuensi Peningkatan Pemahaman Konsep subjek dapat digambarkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 14. Data Frekuensi Peningkatan Pemahaman Konsep pada Tes Mengenal Konsep Anggota Tubuh
Manusia Subjek ITS pada Fase Intervensi ke
5
Tanggal Sesi
ke Waktu
menit Terjadinya
Perilaku Sasaran
Tally
No Item Frekuensi
Peningkatan
26 Agustus 2015
5 07.50-08.30
40 menit
IIIII IIII
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
9
Dilihat dari tabel di atas, frekuensi peningkatan pemahaman konsep “Mengenal Konsep Anggota Tubuh” yaitu subjek mampu
memegang dan menunjukkan anggota tubuh terdapat pada item soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 yaitu pada anggota tubuh
bagian rambut, mata, telinga, hidung, mulut, tangan, jari tangan, kaki dan jari kaki, pada sesi ini subjek mampu melakukan dengan
benar pada semua nomor item sehingga dapat disimpulkan pada sesi ini subjek mampu memahami konsep anggota tubuh dengan
83
benar pada semua nomor item tes yang telah disediakan dan sesuai dengan instruksi oleh peneliti.
Guna memperjelas data yang diperoleh tiap sesi pada intervensi ke 1 sampai dengan ke 5, berikut penyajian display data dan
grafik batang frekuensi peningkatan pemahaman konsep subjek ITS mengenal konsep anggota tubuh.
Tabel 15. Data Frekuensi Peningkatan Pemahaman Konsep pada Tes Mengenal Konsep Anggota Tubuh
Manusia Subjek ITS pada Fase Intervensi
Tanggal Sesi
ke Waktu
menit Terjadinya
Perilaku Sasaran
Tally
No Item Frekuensi
Peningkatan
18 Agustus
2015
1 08.15-08.25
10 menit
III
2, 4, 5 3
19 Agustus
2015
2 07.50-08.15
25 menit
IIIII I
2, 3, 4, 5, 6,
8
6 24 Agustus
2015 3
08.10-08.30 20 menit
IIIII III
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8
8 25 Agustus
2015 4
08.10-08.30 20 menit
IIIII IIII
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
9 26 Agustus
2015 5
07.50-08.30 40 menit
IIIII IIII
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
9
Berikut display grafik batang perkembangan kemampuan
mengenal konsep anggota tubuh subjek ITS pada sesi intervensi:
84
Gambar 3.
Display
Frekuensi Peningkatan Pemahaman Konsep pada Tes Mengenal Konsep Anggota
Tubuh Manusia Subjek ITS pada Fase Intervensi Berdasarkan tabel dan grafik batang Frekuensi Peningkatan
Pemahaman Konsep menunjukkan anggota tubuh pada subjek di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi peningkatan pemahaman konsep
terendah yaitu pada intervensi sesi ke 1. Sedangkan untuk frekuensi peningkatan pemahaman konsep paling tinggi yaitu pada intervensi
sesi ke 4 dan ke 5, karena pada tahap ini sudah tidak terdapat kesalahan yang dilakukan subjek dan pada kedua sesi ini stabil tidak
terjadi kesalahan yang dilakukan oleh subjek. Subjek sudah terbiasa dengan materi mengenal konsep anggota tubuh yang terdapat pada
multimedia berbasis flash. Guna memperjelas perbedaan kemampuan subjek ITS dalam mengenal konsep anggota tubuh manusia sebelum
dan selama diberikan intervensi, berikut akan disajikan tabel serta grafik batang yang menggambarkan data mengenai kemampuan
subjek mengenal konsep anggota tubuh manusia.
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Frekuensi Peningkatan
Frekuensi Peningkatan
85
Tabel 16. Data Frekuensi Peningkatan Pemahaman Konsep pada Tes Mengenal Konsep Anggota Tubuh Manusia
Subjek ITS pada Fase Baseline 1 dan Fase Intervensi
Perilaku Sasaran target behavior Frekuensi Peningkatan
Total Kejadian
Frekuensi Peningkatan Pemahaman Konsep pada saat melaksanakan tes kemampuan
mengenal konsep anggota tubuh
Baseline 1 A
Intervensi B
1 1
1 3
6 8
9 9
Gambar 4.
Display
Frekuensi Peningkatan Pemahaman Konsep Kemampuan Mengenal Konsep Anggota Tubuh
Manusia Subjek ITS pada Fase Baseline 1 dan Fase Intervensi
Berdasarkan data yang disajikan melalui tabel dan
display
grafik batang di atas, cara membaca grafik di atas yaitu dengan melihat
tinggi batang yang terukur dengan titik angka pada grafik. Semakin tinggi batangnya maka peningkatan pemahaman berdasarkan tes yang
benar dan mampu dilakukan oleh subjek semakin meningkat. Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa frekuensi peningkatan
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Frekuensi Peningkatan Baseline 1 A
Frekuensi Peningkatan Intervensi B
86
pemahaman subjek setelah diberikan perlakuan atau setelah diberi intervensi
menggunakan multimedia
berbasis flash
untuk mengenalkan konsep anggota tubuh semakin meningkat yang
ditunjukkan dari jumlah item tes yang benar semakin banyak dan jumlah item tes salah yang dilakukan oleh subjek semakin berkurang.
3. Deskripsi
Baseline-
2 kemampuan akhir tanpa Intervensi
Data kemampuan akhir atau
baseline
2 mengenai kemampuan mengenal konsep anggota tubuh pada subjek ITS yang diperoleh
melalui observasi dan pemberian tes yang berupa tes perbuatan. Tes tersebut dilakukan sama dengan pemberian tes saat fase
baseline
1 dan intervensi yaitu dengan cara subjek diminta untuk memegang anggota
tubuh seperti yang diinstruksikan oleh peneliti. Peneliti akan mengamati kemampuan pemahaman yang dilakukan oleh subjek pada
saat memegang anggota tubuh. Penilaian yang dilakukan oleh peneliti pada
baseline
2 ini sama halnya dengan penilaian yang dilakukan pada
baseline
1, yaitu peneliti mengamati respon subjek saat diberikan instruksi. Pemberian skor juga sama dengan
baseline
1 yaitu, untuk kriteria penilaian pada panduan observasi pemberian skornya seperti
subjek mendapatkan skor 1 apabila subjek tidak tahu dan tidak mau melaksanakan atau mengerjakan sesuai perintah, mendapatkan skor 2
apabila subjek
dapat melaksanakan
namun masih
banyak mendapatkan bantuan guru, skor 3 apabila subjek dapat melaksanakan
namun masih memerlukan sedikit bantuan guru, skor 4 apabila subjek