63
peningkatan  pemahaman  konsep  “Memegang  Anggota  Tubuh”. Peningkatan  pemahaman  konsep  “Memegang  Anggota  Tubuh”
terdapat  pada  item  nomor  2.    Peningkatan  pada  1  item  tersebut yaitu  pada  anggota  tubuh  bagian  mata.    Hasil  tes  dan  observasi
pencatatan frekuensi pada
baseline
1 yang dilaksanakan selama 3 sesi dapat diketahui pada bagian lampiran.
Tabel  9.  Data  Frekuensi  Peningkatan  Pemahaman  Konsep pada  Tes  Mengenal  Konsep  Anggota  Tubuh
Manusia Subjek ITS pada Fase
Baseline
1.
Tanggal Sesi
ke Waktu menit
Terjadinya Peningkatan
Tally
No Item
Frekuensi Peningkatan
10 Agustus 2015
1 07.45-08.00 15
menit
I
2 1
11 Agustus 2015
2 07.45-08.00 15
menit
I
2 1
12 Agustus 2015
3 07.45-08.00 15
menit
I
2 1
Berdasarkan  tabel  di  atas,  frekuensi  peningkatan  pemahaman konsep “Mengenal Konsep Anggota Tubuh” yaitu memegang anggota
tubuh  yang  dapat  diketahui  pada  subjek  terhitung  stabil.  Frekuensi peningkatan  yang  dilakukan  pada  sesi  pertama  sampai  ketiga
memperlihatkan peningkatan yang sama dan tidak ada perubahan atau penambahan  item  soal  yang  mampu  dipahami  oleh  subjek,  selain  itu
peningkatan  yang  dilakukan  oleh  subjek  tergolong  masih  rendah. Subjek  masih  mengalami  kebingungan  dalam  memahami  instruksi
untuk  memegang  bagian  tubuh  yang  diminta  oleh  peneliti  atau memberikan  respon  yang  sesuai.  Subjek  hanya  dapat  menunjukkan
64
anggota  tubuh  bagian  mata.  Ketika  diberikan  tes  untuk  memegang anggota tubuh yang lain, subjek masih memberikan respon yang tidak
tepat  dengan  instruksi  peneliti,  yaitu  misalnya  peneliti  memberikan arahan kepada subjek untuk  memegang anggota tubuh bagian hidung
subjek  memberikan  respon  dengan  memegang  anggota  tubuh  bagian mulut. Peneliti memberikan 9 item tes kepada subjek, terdapat 8 item
yang belum mampu dituntaskan oleh subjek dan hanya terdapat 1 item peningkatan  pemahaman  konsep.  Peningkatan  pemahaman  konsep
“Memegang  Anggota  Tubuh”  terdapat  pada  item  nomor  2. Peningkatan  pada  1  item  tersebut  yaitu  pada  anggota  tubuh  bagian
mata.  Berikut ini adalah grafik
display
kemampuan mengenal konsep anggota tubuh pada subjek ITS.
Gambar 2
Display
Peningkatan Pemahaman Konsep Kemampuan Mengenal Konsep Anggota Tubuh Manusia pada
Baseline
1
Display
grafik  di  atas  menunjukkan  bahwa  kemampuan  subjek dalam mengenal konsep anggota tubuh manusia masih rendah. Grafik
di  atas  dapat  dibaca  dengan  cara  melihat  tinggi  batang  yang  terukur
0.2 0.4
0.6 0.8
1 1.2
Sesi 1 Sesi 2
Sesi 3
Frekuensi Peningkatan
Frekuensi Peningkatan
65
dengan  titik  angka  pada  grafik.  Semakin  tinggi  batangnya,  maka frekuensi  peningkatan  pemahaman  konsep  anggota  tubu  yang
dilakukan  subjek  menunjukkan  banyak  terjadi  kesalahan  dan  belum mencapai skor kriteria ketuntasan minimal. Hal tersebut dapat terlihat
pada peningkatan yang dialami subjek dalam mengenal anggota tubuh manusia dengan benar tergolong masih rendah. Frekuensi peningkatan
pemahaman konsep pada sesi ke 1, ke 2 dan ke 3 sama atau konstan, sehingga  dapat  dikatakan  bahwa  frekuensi  peningkatan  pemahaman
konsep  pada  subjek  cenderung  menetap  atau  stabil.  Data  pada  grafik tersebut menunjukkan bahwa dari 9 item tes yang diberikan terdapat 8
item tes yang belum mampu dituntaskan oleh subjek, 9 item tes yang diberikan terdiri dari 1. Rambut, 2. Mata, 3. Telinga, 4. Hidung, 5.
Mulut, 6. Tangan, 7. Jari tangan, 8. Kaki, 9. Jari kaki. Selanjutnya, dari  9  item  pertanyaan  yang  diberikan  hanya  terdapat  1  item
peningkatan  pemahaman  konsep.    Peningkatan  pada  1  item  tersebut yaitu  pada  anggota  tubuh  bagian  mata.      No  item  yang  mampu  di
pahami subjek dengan benar terulang selama pelaksanaan 3 sesi pada saat
baseline
1 yaitu pada nomor item 2. Jumlah item yang salah lebih banyak  dibandingkan  jumlah  item  tes  yang  benar.  Sehingga  dapat
disimpulkan  bahwa  subjek  belum  dapat  mengenal  konsep  anggota tubuh.
66
2. Deskripsi Pelaksanaan Intervensi pada saat pemberian
treatment
dengan multimedia berbasis flash
Peneliti  akan  memberikan  intervensi  berupa  multimedia  berbasis flash untuk mengenalkan konsep anggota tubuh yang akan di terapkan
kepada  subjek  sebanyak  5  kali  dalam  penelitian  ini,  dengan  setiap pertemuan  dilaksanakan  dengan  alokasi  waktu  yang  berbeda-beda
karena  disesuaikan  dengan  kondisi  atau  mood  anak.  Intervensi  yang diberikan  kepada  subjek  terkait  dengan  penggunaan  multimedia
berbasis  flash  untuk  mempengaruhi  kemampuan  mengenal  konsep anggota  tubuh  pada  subjek  dan  dengan  memanfaatkan  media  laptop.
Adapun  deskripsi  pelaksanaan  intervensi  dapat  dijelaskan  sebagai berikut:
1 Intervensi ke 1
Intervensi  sesi  ke  1  dalam  penelitian  ini  dilaksaksanakan sekitar  10  menit  pada  pukul  08.15
–  08.25,  karena  penelitian dilaksanakan setelah  upacara bendera 17 Agustus di  sekolah dan
juga  ada  acara  pembagian  hadiah  lomba  sehingga  tidak  efektif untuk  melaksanakan  penelitian  dalam  jangka  waktu  yang  lama,
selain itu penelitian tetap dilaksanakan karena anak sudah melihat laptop  yang  dibawa  oleh  peneliti  dan  menginginkan  untuk
bermain  dengan  laptop.  Sebelum  peneliti  memberikan  intervensi kepada  subjek,  pada  mulanya  pembelajaran  diawali  dengan
berdoa,  kemudian  peneliti  menyiapkan  perlengkapan  yang
67
dibutuhkan  seperti  laptop  lalu  dan  menyiapkan  lembar pengamatan, kemudian peneliti membuka file aplikasi multimedia
berbasis  flash  yang  sudah  ada  di  laptop,  tetapi  aplikasi  yang  ada pada  laptop  belum  diperlihatkan  kepada  subjek,  karena  peneliti
menunggu  subjek  benar-benar  siap  untuk  memulai  dan  untuk melihat  didepan  laptop.  Setelah  subjek  sudah  bisa  dikondisikan
untuk  duduk  tenang  dan  mau  mengikuti  arahan  peneliti,  peneliti pun memulai mengoperasikan aplikasi multimedia berbasis flash.
Subjek  ITS  dapat  mengikuti  kegiatan  belajar  mengajar  di dalam  kelas  yang  telah  di
setting
oleh  peneliti.  Pada  mulanya subjek  yang  belum  terbiasa  menggunakan  multimedia  berbasis
flash hanya mendengarkan suara yang dihasilkan dari multimedia ini  dan  baru  sekedar  asal  tunjuk,  namun  setelah  mengikuti  isi
materi  yang terdapat  pada media  yang digunakan, subjek terlihat sangat  senang  pada  saat  mengikuti  kegiatan  belajar.  Pada  saat
pembelajaran  berlangsung  subjek  terlibat  aktif  dalam  instruksi yang  ditampilkan  dari  multimedia  berbasis  flash  ini,  selain  itu
subjek  sangat  tertarik  dengan  suara  yang  dihasilkan  oleh multimedia  ini  dan  subjek  sangat  tertarik  dengan  animasi  pada
tampilan  awal  media.  Dalam  multimedia  ini  terdapat  3  menu utama  dan  1  menu  tambahan  pada  multimedia  berbasis  flash  ini,
namun  fokus  penerapannya  untuk  anak  tunagrahita  kategori sedang terdapat pada menu materi dan latihan.
68
Tahapan  pemberian  intervensi  yang  dilakukan  ini  masih dalam  bimbingan  peneliti.  Subjek  masih  dibantu  dan  diarahkan
ketika  mengklik  karena  pada  saat  subjek  melihat
mouse
yang dipegang  oleh  peneliti  subjek  sering  mengalihkan  peneliti  agar
subjek  dapat  mengambil
mouse
dan  digunakan  untuk  bermain, dan subjek hanya menunjuk gambar yang sesuai dengan instruksi
peneliti.  Pertama-tama  peneliti  membimbing  subjek  agar  mau fokus  untuk  beberapa  menit  pada  bagian  materi.  Subjek
memperhatikan  materi  dengan  sangat  antusias  terutama  pada bagian  materi,  pada  saat  pembelajaran  terkadang  diselingi
candaan  antara  peneliti  dan  subjek,  karena  subjek  masih  dalam tahap  belajar  dan  bermain.  Kemudian  peneliti  melanjutkan  pada
bagian  latihan  untuk  melihat  respon  subjek.  Berdasarkan  hasil pengamatan,  subjek  sangat  tertarik  dengan  gambar  pada
multimedia  ini  dan  cukup  memahami  instruksi  yang  diberikan oleh peneliti untuk menunjuk gambar pada anggota tubuh, namun
terkadang subjek juga masih bingung atau terbalik saat menunjuk gambar  dan  mencocokkan  dengan  anggota  tubuhnya  sendiri.
Sehingga  peneliti  melakukan  pengulangan  latihan  sebanyak  2 kali.  Pada  saat  dilakukan  pengulangan,  masih  terdapat  beberapa
kesalahan yang dilakukan oleh subjek saat menunjuk pada bagian rambut,  telinga,  tangan,  jari  tangan,  kaki  dan  jari  kaki,  namun
subjek sudah mampu dan mengalami peningkatan saat menunjuk
69
anggota  tubuhnya  pada  bagian  mata,  hidung  dan  mulut.  Setelah subjek menunjukkan anggota tubuh dengan benar dengan bantuan
peneliti,  peneliti  membimbing  subjek  untuk  memegang  bagian tubuhnya sesuai  dengan  gambar  yang terdapat  dalam multimedia
berbasis  flash  untuk  mengenal  konsep  anggota  tubuh,  hal  itu bertujuan  untuk  menyamakan  persepsi  subjek  dalam  mengenal
konsep  anggota  tubuh  yang  ada  pada  gambar  dengan  anggota tubuhnya  secara  langsung.  Setiap  subjek  mampu  menebak  dan
setelah  subjek  selesai  belajar  mengenal  anggota  tubuh  dengan menggunakan  multimedia  berbasis  flash  untuk  mengenal  konsep
anggota  tubuh,  peneliti  memberikan  pujian  kepada  subjek kemudian  mengajak  subjek  serta  mengacungkan  jari  jempol
kepada subjek, karena telah berhasil menyelesaikan pembelajaran. Selanjutnya  peneliti  memberikan  tes  secara  langsung  kepada
subjek  dengan  menyebutkan  anggota  tubuh  dan  anak  diminta untuk  memegang  anggota  tubuhnya.  Kemudian  memberikan
kesempatan kepada
subjek untuk
beristirahat setelah
pembelajaran.
Tabel  10.  Data  Frekuensi  Peningkatan  Pemahaman  Konsep pada  Tes  Mengenal  Konsep  Anggota  Tubuh
Manusia Subjek ITS pada Fase Intervensi ke
1
Tanggal Sesi
ke Waktu
menit Terjadinya
Peningkatan
Tally
No Item
Frekuensi Peningkatan
18 Agustus 2015
1 08.15-08.25
10 menit
III
2, 4, 5 3
Berdasarkan tabel di atas, frekuensi peningkatan pemahaman konsep
“Mengenal  Konsep  Anggota  Tubuh”  yaitu  memegang