Perencanaan Deskripsi Penelitian Siklus I
52 jam pelajaran yang dilaksanakan oleh guru kelas. Peneliti sebagai observer
dibantu oleh rekan untuk mendokumentasikan proses pembelajaran. Kegiatan awal, guru menyiapkan ruang kelas dan alat pembelajaran.
Observer dan rekan melakukan perkenalan singkat kemudian duduk di kursi belakang. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan dilanjutkan
dengan apersepsi. Guru melakukan apersepsi dengan menggunakan seikat pulpen berisi 15 yang ukurannya sama besar. Kemudian guru mengambil 5
pulpen dan diletakkan di tangan kiri, sedangkan sisanya ada di tangan kanan. Siswa ditanya oleh guru, “Berapa banyak pulpen yang ada di tangan kiri bu guru?
Berapa sisa pulpen setelah ibu ambil 5?” Setelah siswa menjawab guru langsung membagikan pulpen kepada masing-masing siswa sebagai reward. Siswa sangat
antusias dalam kegiatan apersepsi. Kondisi kelas menjadi kurang kondusif untuk memulai materi pembelajaran karena siswa lebih terpusat perhatiannya
pada pulpen yang telah diberikan. Pada pertemuan pertama ini guru tidak menyampaikan kompetensi dan
tujuan pembelajaran akan tetapi langsung menyampaikan indikator kompetensi. Guru menuliskan indikator yang akan dicapai di papan tulis dan mulai
menjelaskan materi
mengenai mengenal pecahan sederhana dengan
menghubungkan pada kegiatan apersepsi. Guru kemudian menjelaskan konsep pecahan yang menyatakan bagian dari yang utuh dengan menggunakan alat
peraga kertas berbentuk segitiga sama sisi. Guru melipat menjadi dua bagian yang sama besar, dilanjutkan mengarsir salah satu bagian lipatan. Siswa
diterangkan bahwa bagian yang diarsir tersebut mewakili nilai pecahan dari sesuatu yang utuh. Karena yang diarsir 1 bagian dari 2 bagian yang sama besar
53 suatu keseluruhan, maka nilai pecahannya adalah satuperdua atau setengah, dan
ditulis dengan lambang pecahan yaitu
ଵ ଶ
. Guru kemudian membuat kelompok untuk mengerjakan LKS lampiran 2
hlm 92-93. Masing-masing kelompok beranggotakan 3 anak dan diberi waktu untuk mengerjakan 25 menit. Perwakilan kelompok mengambil LKS di meja
guru lalu memulai membaca langkah kerja. Setiap kelompok melipat kertas sesuai yang ada di LKS kemudian mengarsirnya kertas yang sudah dilipatnya.
Setelah itu, siswa menuliskan pecahan sesuai arsiran yang ada pada kertas lipat. Jika telah selesai, siswa mendemonstrasikan hasil kerja secara bergantian. Guru
melakukan tanya jawab bergantian lalu guru memberikan reward kepada kelompok yang memiliki keterlibatan anggota paling baik.
Dalam pembelajaran ini guru kurang dapat memantau siswa secara keseluruhan sehingga kondisi kelas kurang kondusif serta ada beberapa siswa
yang membuat kegaduhan. Hal tersebut membuat kurang efektifnya waktu. Siswa dan guru kemudian bertanya jawab untuk memperdalam pengetahuan
materi ini. Namun pada sesi tanya jawab, hanya sedikit siswa yang aktif bertanya. Setelah selesai, guru menyimpulkan materi dengan melibatkan siswa.
Selanjutnya guru menutup pelajaran dengan salam.
2 Pertemuan Kedua Siklus I
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 27 Mei 2015. Penelitian dilaksanakan pada jam pelajaran pertama 07.00-08.10. Pada awal
pembelajaran, guru menyiapkan ruang kelas dan alat pembelajaran, lalu memberikan salam dan meminta salah satu
siswa untuk memimpin
doa.
54 Selanjutnya guru mengecek kehadiran siswa, dan dalam pertemuan kali ini ada
dua siswa yang tidak hadir, yaitu Dicky dan Dicko. Setelah itu guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai materi pada pertemuan sebelumnya. Tanya
jawab tersebut menggunakan alat peraga kertas berbentuk segitiga sama sisi, persegi panjang, dan segi lima beraturan yang digunakan pada pertemuan
sebelumnya. Tujuan tanya jawab itu untuk mengingat kembali materi yang sudah diajarkan, disamping itu materi pada pertemuan kedua masih berkaitan dengan
materi pertemuan pertama. Setelah siswa paham, guru melanjutkan indikator berikutnya yaitu
pecahan sebagai bentuk hasil bagi. Guru menyampaikan materi dengan bantuan alat peraga kertas berbentuk bangun datar segi delapan beraturan. Guru melipat
segi delapan beraturan menjadi delapan bagian yang sama besar. Setelah selesai melipat, guru kemudian mengarsir dua bagian, sehingga hanya tersisa enam
bagian yang tidak diarsir. Bagian yang diarsir dipotong menggunankan gunting oleh guru kemudian diberikan kepada ketua kelas yaitu Rozaq. Guru memberi
penjelasan bahwa bagian yang diarsir kemudian dipotong dan dibagikan kepada rozaq tersebut adalah yang mewakili nilai pecahan. Karena bagian yang diarsir
atau diberikan adalah dua bagian dari delapan bagian yang sama besar suatu keseluruhan, maka nilai pecahannya adalah dua per delapan, dan ditulis dalam
lambang pecahan yaitu
ଶ ଼
. Guru lalu melanjutkan indikator berikutnya yaitu pecahan sebagai bentuk
perbandingan. Siswa diminta untuk mengeluarkan semua bangun datar dari kertas kemudian memilah antara bangun datar yang sudah diarsir dan yang belum
diarsir. Dari sembilan bangun datar, terdapat empat bangun datar yang sudah