34 Panjang Pada Siswa Kelas III Di SDN Rejowinangun III Yogyakarta Tahun
Ajaran 20122013” menyimpulkan bahwa dengan menggunakan alat peraga balok satuan panjang dapat menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar
matematika.
G. Kerangka Pikir
Pembelajaran Matematika yang berlangsung di kelas III SD Negeri Bendungan 3 masih bersifat “teacher centered”. Materi disampaikan kepada
siswa melalui metode caramah, tanya jawab dan sesekali diskusi kelompok sehingga siswa lebih dituntut untuk menghafal materi yang setiap hari
disampaikan oleh guru. Menurut siswa materi matematika dianggap sulit dan tidak mudah untuk dihafal maupun dipahami. Siswa menjadi kurang berperan aktif dan
mudah bosan pada saat kegiatan pembelajaran karena hanya berfikir abstrak dan mencatat apa yang disampaikan guru. Untuk itu diperlukan adanya variasi dalam
pembelajaran salah satunya dengan penggunaan alat peraga. Alat peraga adalah sebuah atau seperangkat benda konkret yang dibuat
atau dihimpun secara sengaja, yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan
konsep-konsep atau
prinsip-prinsip matematika.
Fungsi utamanya adalah untuk menurunkan keabstrakan konsep agar siswa mampu
menangkap arti konsep tersebut. Fungsi lainnya adalah guru akan lebih efektif dan efisien dalam menyampaikan materi serta dapat meningkatkan minat belajar
siswa. Sehingga dengan efektifnya proses pembelajaran akan memudahkan siswa dalam menerima dan menyerap isi materi yang kemudian akan meningkatkan hasil
belajar siswa.
35
H. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut : “Pembelajaran Matematika dengan menggunakan alat
peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Bendungan III pada materi pecahan”.
36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK. Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas Zainal Aqib, 2009: 13. Penelitian jenis ini memiliki karakteristik adanya kolaborasi kerja
sama antara guru dan peneliti. Guru dan peneliti memiliki kedudukan yang setara di mana adanya hubungan yang saling melengkapi dan membutuhkan
mulai dari awal menemukan masalah, merencanakan tindakan, melaksanakan tindakan, sampai pada menyusun laporan hasil.
Siklus pada Penelitian Tindakan Kelas terdapat tiga komponen yaitu: 1.
Perencanaan planning Pada tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,
oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. 2.
Tindakan acting dan Observasi Observing Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini yaitu penerapan isi rancangan
meliputi kegiatan pratindakan, kegiatan siklus I, dan kegiatan siklus II dan seterusnya. Pada tahap ini juga sekaligus dilakukan pengamatan. Peneliti
mengamati secara langsung kegiatan
pembelajaran yang
sedang berlangsung.
Catatan tersebut dijadikan sebagai data yang akurat untuk
memperbaiki siklus berikutnya. 3.
Refleksi reflecting Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang