Biografi PEMBAHASAN PUISI ESAI “MANUSIA GEROBAK”
.
sudah bulat untuk menumpang duduk di atas gerbong kereta, petugas kereta api menyadari keanehan gelagat Atmo. Petugas itu dengan penuh kecurigaan mulai
menginterogasi Atmo. Bentakan demi bentakan ditujukan pada Atmo. Kecurigaan petugas bertambah tatkala mengetahui bahwa yang dibawa Atmo adalah jenazah
seorang balita. Petugas tetap tidak percaya meskipun Atmo telah menjelaskan seterang-terangnya bahwa dia hanya ingin pulang kampung untuk menguburkan
jenazah putrinya. Akhirnya, Atmo dibawa ke kantor polisi. Kesulitan tidak berakhir di situ saja, di kantor polisi petugas kepolisian
memerintahkan agar putri Atmo diautopsi. Atmo berusaha setegar mungkin untuk kembali menjelaskan bahwa dia hanya ingin menguburkan putrinya karena tak
ada tanah pekuburan yang mampu disewanya di Jakarta. Kabar tentang seorang pria gelandangan yang membawa jenazah putrinya ke mana-mana kemudian
menyebar di kalangan orang papa. Seorang tukang bajaj yang iba dengan nasib Atmo lalu membantunya untuk menumpang bajaj. Dia bersedia mengantarkan
Atmo ke mana saja dia butuhkan. Atmo kemudian pergi ke rumah pemilik kontrakannya yang dulu.
Setibanya di sana, dia menceritakan nasib yang menimpanya. Ibu Sri, sang pemilik kontrakan tersebut tidak mampu menahan rasa ibanya. Sejurus kemudian,
lewat mulut Ibu Sri tersebarlah kabar tentang kemalangan Atmo kepada para tetangganya. Mereka sepakat untuk mengumpulkan dana dan tenaga untuk
membantu Atmo. Jenazah putri kecilnya harus segera dikuburkan. Pada akhirnya, warga bantaran sungai Ciliwung daerah Manggarai bahu membahu mengurusi
jenazah putri Atmo.
.