Implikasi Kritik Sosial dalam Puisi Esai “Manusia

ketiga sasaran kritik sosial tersebut, pemerintah dipandang sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas terciptanya kehidupan masyarakat yang penuh dengan permasalahan sosial. Kritik terhadap pemerintah antara lain yakni sikap diskriminatif, kurangnya ketegasan, kecenderungan berprasangka negatif, kebijakan yang merugikan masyarakat, kurangnya keseriusan dalam mencerdaskan rakyat dalam menghadapi perubahan sosial, dan kurangnya keseriusan untuk menyejahterakan rakyat. Sedangkan kritik terhadap masyarakat yakni semakin tingginya rasa ketidakpedulian sosial, kecenderungan masyarakat kota yang semakin memilih gaya hidup mewah dan mementingkan diri sendiri, ketidakpedulian masyarakat terhadap kelestarian lingkungan, dan pandangan stereotip masyarakat umum terhadap kaum miskin. Selain kritik yang ditujukan terhadap dua golongan tersebut, sasaran kritik yang ketiga yakni ditujukan kepada pihak pengonversi lahan pertanian. Pihak ini memanfaatkan industrialisasi dan pembangunan di bidang properti untuk mementingkan keuntungan mereka dengan mengenyampingkan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Penelitian ini menunjukkan cerminan atau gambaran terhadap kehidupan sosial baik pemerintahan, kehidupan bermasyarakat, maupun pola kerja pihak berkepentingan finansial —yang terjadi di Indonesia —yang secara keseluruhan belum mengoptimalkan peran untuk saling berkoordinasi dalam mewujudkan kesejahteraan bangsa. 3. Penelitian mengenai kritik sosial dalam puisi esai “Manusia Gerobak” ini dapat diimplikasikan terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP di SMA kelas X semester 2. Standar Kompetensi yang sesuai yakni aspek berbicara dengan mengungkapkan pendapat terhadap puisi melalui diskusi. Kompetensi Dasar yang sesuai yakni menghubungkan isi puisi dengan realitas alam, sosial budaya, dan masyarakat melalui diskusi. Kegiatan menganalisis puisi esai ini di samping menambah pengetahuan terhadap puisi esai, juga melatih kepekaan siswa terhadap realitas yang terjadi di sekitarnya. Dengan pengalaman sehari-hari, kesadaran terhadap pentingnya pembelajaran sastra akan semakin diminati oleh siswa.

B. Saran

1. Khazanah sastra di Indonesia semakin bergeliat dan memunculkan pribadi- pribadi kreatif yang sesungguhnya. 2. Kehadiran puisi esai semoga bisa mendorong sarana-sarana baru dalam memperjuangkan nasib orang-orang terpinggirkan yang selama ini menjadi realitas di negeri ini. 3. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia semakin diminati oleh siswa karena memiliki banyak manfaat untuk menumbuhkan sikap kemanusian, menambah wawasan sosial dan budaya, serta mengasah kepekaan mereka terhadap realitas yang terjadi sehingga sikap kritis siswa dapat semakin berkembang. 87 DAFTAR PUSTAKA Adinegoro, Djamaludin. Tata Kritik. Jakarta: Nusantara. 1958. Aminuddin. Pengantar Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Sinar Baru. 1987. Ali, Denny Januar. Atas Nama Cinta. Jakarta: Renebook. 2012. Bardo, John W. Urban Sociology. USA: Peacock Publisher. 1982. D., Mahfud M. Kritik Sosial dalam Wacana Pembangungan. Yogyakarta: UII Press. Cet. 2, 1999. Endraswara, Suwardi. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Widyatama. 2003. Evers, Hans-Dieter dan Korff, Rudgiger. Urbanisme di Asia Tenggara. Jakarta: Yayasan Obor. 2002. Ferarra, Cosmo F. Introducing Literary. New York: Glencoe McGraw-Hill Educational Division. 1991. Humas DAR. http:www.setneg.go.id . “Presiden Sampaikan Pidato Kenegaraan di Depan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI”. 16 Agustus 2013. Diunduh pada 20 November 2013 pukul 11:12. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya. Cet. 29, 2011. Noor, Acep Zamzam ed. Puisi Esai: Kemungkinan Baru Puisi Indonesia. Depok: PT Jurnal Sajak. 2013. Nugoroho, Iwan dan Dahuri, Rokhmin. Pembangunan Wilayah. Jakarta: LP3ES. 2012.