3. Data dikelompokkan
Setelah melakukan penandaan, peneliti mengelompokkan data berdasarkan unsur pembangun puisi esai dan kritik sosial dalam puisi
esai “Manusia Gerobak” karya Elza Peldi Taher. 4.
Data dianalisis Setelah melakukan pengelompokkan, peneliti menganalisis data terkait
kritik sosial yang terkandung dalam puisi esai “Manusia Gerobak” karya Elza Peldi Taher. Setelah menganalisis kritik sosial tersebut,
peneliti menjabarkan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA.
5. Penyajian
Setelah data dianalisis, peneliti menyajikan uraian mengenai unsur pembangun puisi esai dan kritik sosial dalam
puisi esai “Manusia Gerobak” karya Elza Peldi Taher dan implikasinya terhadap
pembelajaran bahasa dan sastra di SMA. 6.
Data disimpulkan Setelah melakukan penyajian, peneliti menyimpulkan hasil penelitian
mengenai unsur pembangun puisi esai dan kritik sosial dalam puisi esai “Manusia Gerobak” karya Elza Peldi Taher dan implikasinya
terhadap pembelajaran bahasa dan sastra di SMA.
9
BAB II LANDASAN TEORI
Pemaparan mengenai landasan teori yang menjadi fondasi dalam menganalisis penelitian tentu amat diperlukan. Landasan teori berguna agar
penelitian tetap berada pada jalur sistematika ilmiah dan terhindar dari kekeliruan dalam pembuatan karya ilmiah. Maka dari itu, sangat penting untuk memaparkan
terlebih dahulu teori-teori yang menjadi landasan sebelum isi penelitian disajikan. Teori-teori yang menjadi landasan dalam penelitian terhadap kumpulan puisi esai
“Manusia Gerobak” ini dapat dipaparkan sebagai berikut.
A. Puisi
Sebagai salah satu genre sastra, puisi merupakan suatu karya yang memiliki nilai estetika yang tinggi. Melalui puisi, ekspresi pengalaman batin
jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan sang pencipta disampaikan dengan media bahasa yang estetik secara padat dan utuh.
1
Meskipun bermain dengan kata, puisi tetaplah berbeda dengan prosa, sebagaimana
penjelasan berikut ini, poetry squeezes meaning into a small number of words and lines, while prose is often longer and looser.
2
Dari pernyataan tersebut, dapat dijelaskan bahwa puisi merupakan bangunan kata-kata yang padat. Hal tersebut
tentu saja berbeda dengan prosa yang memanfaatkan banyak kata dalam penarasiannya.
Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeima ‗membuat’ atau poeisis ‗pembuatan’, dan dalam bahasa Inggris disebut poem atau
poetry . Puisi diartikan ‗membuat’ dan ‗pembuatan’ karena lewat puisi pada
dasarnya seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yang mungkin berisi
1
Widjojoko dan Endang Hidayat, Teori dan Sejarah Sastra, Bandung: UPI Press, 2006, h. 51.
2
Cosmo F. Ferrara dkk., Introducing Literature, New York: Glencoe McGraw-Hill Educational Division, 1991, h. 73.