BAB VII. FAKTOR-FAKTOR KUNCI PENENTU KEBERHASILAN PENUTUPAN TAMBANG
BERKELANJUTAN
7.1. Penentuan Negara Target Patok Duga
Pada penelitian ini negara target patok duga yang digunakan adalah Australia dan Kanada. Alasannya, adalah Australia dengan sistem
pemerintahan federal, telah mempunyai kebijakan penutupan tambang yang mensyaratkan pada semua perusahaan tambangnya untuk mengembangkan
secara spesifik setempat pada rencana rehabilitasi pasca tambang untuk disetujui oleh lembaga-lembaga tambang yang relevan IIED et al., 2002.
Indonesia yang mempunyai sistem pemerintahan desentralisasi atau otonomi daerah, kandungan spesifik setempat akan menjadi hal yang tidak
dapat dielakkan untuk dipenuhi oleh perusahaan tambang yang beroperasi di sebuah daerah, dan ini bisa jadi berbeda dengan kebutuhan dari daerah
lainnya. Kanada yang mempunyai sistem pemerintahan federal seperti Australia dan juga Indonesia dengan sistem desentralisasinya maka regulasi
perlu dispesifikkan secara jelas pembatasan antara kewenangan dari lembaga- lembaga di pemerintah pusat dengan lembaga-lembaga yang ada di provinsi
dan kabupaten World Bank dan IFC, 2002. Selain itu, Kanada merupakan negara yang mengembangkan praktek
terbaik best practice dalam penutupan tambang, seperti saat penutupan Tambang Sullivan yang terletak di Barat Laut Kanada disebut sebagai sebuah
model praktek terbaik penutupan tambang, karena pemerintah setempat telah memimpin untuk mencari sumber ekonomi pengganti tambang 20 tahun jauh
sebelum tambang ditutup pada tahun 2001 World Bank dan IFC, 2002. Selain itu, menurut Shinya 1998 Kanada memasuki abad ke-21 telah mempersiapkan
sektor pertambangannya dengan mengeluarkan sebuah kebijakan baru pada bulan Nopember 1996 yang berjudul: Kebijakan Mineral dan Metal Pemerintah
Canada: Kemitraan untuk Pembangunan Berkelanjutan The Minerals and Metals Policy of the Government of Canada: Partnerships for Sustainable
Development. Sebuah perusahaan tambang di Kanada Placer Dome Inc. pada tahun 1998 telah mengadopsi kebijakan berkelanjutan pada kegiatan
pertambangannya McAllister et al., 1999.
173
Untuk menentukan apakah kedua negara tersebut layak dijadikan negara patok duga bagi Indonesia, faktor-faktor keunggulan suatu negara yang
dikemukakan oleh Kotler et al. 1998 digunakan dalam analisis selanjutnya. Faktor-faktor ini kemudian dimintai pendapat pakar melalui wawancara
mendalam dengan menggunakan teknik AHP Analytical Hierarchy Process seperti disajikan pada Gambar 25.
Keunggulan Dalam Penutupan Tambang Berkelanjutan Suatu Negara
Indonesia 0,196
Australia 0,397
Kanada 0,407
Organisasi Industri
Suatu Negara 0,115
Kohesi Sosial Suatu Negara
0,138 Kebudayaan,
Sikap Nilai Suatu Negara
0,327 Kepemimpinan
Pemerintahan Suatu Negara
0,191 Anugrah
SDA SDM Suatu Negara
0,230
Kriteria
Tujuan Fokus
Gambar 25. Diagram Hirarki Keunggulan Penutupan Tambang Berkelanjutan Suatu Negara
Pendapat para pakar yang dituangkan dalam kuesioner kemudian diolah dengan teknik geomean untuk mendapatkan ‘nilai rata-rata’ pendapat pakar.
Nilai bobot masing-masing faktor untuk menentukan negara target patok duga dalam mencapai penutupan tambang mineral yang berkelanjutan adalah
sebagai berikut: 1. Kepemimpinan pemerintah suatu negara 0,191, meliputi: kepemimpinan
bervisi, dukungan strategis pemerintah, efisiensi administratif pemerintahan, konsistensi kebijakan publik, stabilitas publik.
2. Kebudayaan, sikap, dan nilai suatu negara 0,327, meliputi: budaya produktifitas, semangat kewirausahaan, sikap investasi dan permodalan,
nilai-nilai para pelaku.
174
3. Anugrah sumbedaya alam SDA dan sumberdaya manusia SDM suatu negara 0,230, meliputi: ketersediaan SDA dan SDM, tingkat teknologi,
demografi populasi. 4. Kohesi sosial suatu negara 0,138, meliputi: distribusi kekayaan, distribusi
kekuasaan, dan homogenitas kebudayaan. 5. Organisasi industri suatu negara 0,115, meliputi: intensitas daya saing,
diversifikasi industri, norma-norma kerjasama, badan-badan usaha milik negara atau swasta.
Faktor Kebudayaan, sikap, dan nilai suatu negara, merupakan faktor yang mempunyai nilai bobot tertinggi 0,327 diikuti oleh faktor anugrah SDA
dan SDM suatu negara 0,230. Faktor yang mempunyai nilai bobot terendah adalah faktor organisasi industri suatu negara. Pendapat pakar juga
menyatakan bahwa nilai bobot negara Australia 0,397dan Kanada 0,407 lebih unggul dibandingkan dengan nilai bobot Indonesia 0,196 dalam kegiatan
penutupan tambang mineral yang berkelanjutan. Dengan demikian kedua negara tersebut layak dijadikan negara target patok duga dalam penelitian ini.
7.2. Penentuan Faktor-Faktor Kunci Keberhasilan Penutupan Tambang