112
Tabel 18 Lanjutan
Nama Penyakit Rawat Jalan 2007 Nama Penyakit Rawat Inap
2007 Penyakit sistem kemih lainnya
2,00 Penyulit yg lebih banyak berhubungan dg masa nifas
kondisi obsterik lainnya 2,41
Infeksi kulit dan jaringan subkutan 1,76 Tuberkulosis paru lainnya
2,06 Bronkitis, emfisema dan penyakit
paru obstruktif kronik lainnya 1,64 Penyakit virus gangguan defisiensi
imun pada manusia HIV 1,86
Gangguan jaringan lunak lainnya 1,64 Penyakit sistem kemih lainnya
1,56
Sumber : RSMM 2008.
4.2.3. Ekonomi Wilayah
Data dan informasi yang diperoleh menunjukkan bahwa sektor pertambangan adalah sektor yang memberikan kontribusi sangat besar
terhadapat PDRB Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mimika. Rata- rata kontribusi per tahun sektor tambang adalah sebesar 90 . Pada tahun
2005, kontribusi sektor tambang adalah 96,88 . Sektor yang memberikan kontribusi urutan kedua adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar
0,81 , menyusul sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 0,70 dan bangunan 0,69 . sektor pertanian mempunyai kontribusi urusan ke lima
sebesar 0,53 dan ke enam sektor jasa-jasa lainnya 0,22 . Sektor pertanian, meliputi tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, perternakan dan
hasilnya, kehutanan dan perikanan. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 19. Sangatlah jelas bahwa pada periode tahun 2001 – 2005 sektor
pertambangan sangat menentukan bagi PDRB Kabupaten Mimika. Dengan demikian, terkait dengan masa penutupan tambang PTFI nantinya, diperlukan
pembangunan kegiatan-kegiatan lain di Kabupaten Mimika untuk menggantikan sumber ekonomi yang sangat besar dari sektor pertambangan pada saat ini.
Oleh karena itu PPK, dalam hal ini Pemda Mimika sangat diperlukan memimpin untuk mencari sektor pengganti ini bagi keberlangsungan masyarakat Mimika
kedepan.
Industri pengolahan
Pada Tabel 19, terlihat bahwa industri pengelolaan pada tahun 2005 hanya berkontribusi sebesar 0,02 yang berupa industri kecil kerajinan rumah
tangga. Industri pengelolaan lain yang ada, seperti industri pemuatan etilen, industri fabrikasi, dan lainnya yang kesemuanya untuk mendukung kegiatan
perusahan tambang. Dalam tiga tahun terakhir telah dibangun industri untuk pengilangan minyak yang terletak di depat pelabuhan laut Pomako.
113
Tabel 19. PDRB Kabupaten Mimika atas dasar harga yang berlaku dirinci menurut lapangan usaha tahun 2001 – 2005 dalam jutaan rupiah
Lapangan Usaha
PDRB Kabupaten Mimika dalam jutaan rupiah 2000
2001 2002
2003 2004 2005
2005 Pertanian
107,119.24 124,262.69
133,992.51 146,514.68
156,757.70 169,202.97
0.53 Pertambangan
Galian 12,391,597.95
14,698,431.80 14,368,082.29 14,471,075.30 14,055,313.43
31,133,946.55 96.88 - Penggalian
7,019.94 7,788.31
8,912.99 10,105.55
11,511.14 13,027.16
0.04 Industri
pengelolahan 2,607.70
3,330.10 3,969.75
4,583.47 5,377.29
6,448.45 0.02
Listrik dan air bersih
2,791.53 3,437.80
5,873.67 7,213.30
10,518.55 14,967.99
0.05 Bangunan
104,620.06 121,791.15
144,471.65 165,113.39
192,249.65 221,567.72
0.69 Perdagangan,
hotel resto. 119,497.80
145,653.06 172,770.02
194,021.67 224,022.75
261,197.61 0.81
Pengangkutan komunikasi
59,368.28 72,673.83
93,809.94 124,095.94
170,608.45 223,995.85
0.70 Keuangan,
persewaan perusahaan
jasa
12,630.06 13,368.80
14,421.04 16,803.18
18,172.40 19,338.38
0.06 Jasa-jasa
33,305.88 42,148.58
51,677.22 54,893.22
61,841.44 71,538.59
0.22 Jumlah PDRB
12,840,558.44 15,232,886.12 14,997,981.08
15,194,419.70 14,906,372.80 32,135,231.27 100.00
Sumber: Bappeda dan BPS Kabupaten Mimika 2005. Catatan: Angka sementara
114
Pertanian
Tanaman pangan yang banyak ditanam di Kabupaten Mimika adalah jagung, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, sayur-sayuran dan buah-buahan.
Sebagian besar tanaman tersebut berasal berada di wilayah Distrik Mimika Baru dan Kuala Kencana. Kedelei merupakan tanaman dengan luas panen yang
terendah. Berbagai sayuran mempunyai luas panen yang tertinggi dibandingkan tanaman lain yang diusahakan. Rata-rata produksi masih tergolong masih sangat
rendah, seperti padi dan jagung yang hanya masing-masing 2,49 tonha dan 2,17 tonha. Padahal rata-rata produksi tanaman padi secara nasional adalah 6 – 9
tonha. Produksi jagung adalah 4 tonha, untuk jagung hibrida bisa 7 – 8 tonha. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 20.
Sayuran yang telah diusahakan adalah bayam, kangkung, buncis, kacang panjang, tomat, ketimun, labu siam, lobak, cabe, bawang merah, bawang putih,
sawi, petsai, wortel, kubis, bawang daun, dan terong. Disamping itu, beberapa sayuran yang juga didatangkan dari kabupaten tetangga dan Pulau Jawa atau
Makasar, untuk memenuhi permintaan penduduk Mimika yang terus meningkat. Produksi sayuran di Mimika ini belum dapat memenuhi permintaan pasar saat ini.
Buah-buahan yang telah biasa ditanam di Kabupaten Mimika adalah alpokat, mangga, rambutan, langsat, jeruk besar seperti jeruk Bali, jeruk
keprok, jambu biji, jambu air, sawo, pepaya, pisang, salak, nenas, nangka, semangka, melon, petai, dan lainnya.
Tabel 20. Luas panen, produksi dan produksi rata-rata tanaman bahan makanan di Kabupaten Mimika tahun 2005.
Jenis Tanaman Luas Panen ha
Produksi ton Rata-rata produksi
tonha Padi
45 112
2.49 TalasKeladi
85 468
5,51 Jagung
240 520
2,17 Kedelei
3 2
0,67 Kacang Tanah
135 196
1,45 Kacang Ijo
- -
- Ubi Kayu
130 1158
8,91 Ubi Jalar
161 1429
8,88 Sayuran
994 4982
5,01 Buah-buahan
331 2576
7,78
Sumber: Bappeda dan BPS Kabupaten Mimika 2005
115
Jenis ternak yang telah dikembangkan di Kabupaten Mimika antara lain: sapi, kambing, babi dan unggas itik dan ayam ras. Kelinci juga pernah
dikembangkan, terutama di daerah dataran tinggi. Untuk mengetahui produksi daging ternak di Kabupaten Mimika sejak tahun 2001 sampai 2005 dapat dilihat
pada Tabel 21. Tabel 21. Perkembangan produksi daging di Kabupaten Mimika tahun
2001-2005
Jenis Ternak Produksi daging kg tahun
2001 2002
2003 2004
2005
Sapi 23.857
23.857 1.074.760
1.106.820 1.200.000
Kambing 1.404
1.728 1.728
1.600 1.800
Babi 16.538
20.592 20.592
41.888 16.900
Unggas 16.659
57.587 57.587
23.380 26.460
Sumber: Bappeda dan BPS Kabupaten Mimika 2005
Peningkatan produksi daging sapi yang sangat tajam sebesar 4.405 dari tahun 2002 ke tahun 2003 dan seterusnya konstan adalah diakibatkan
adanya tempat perternakan sapi untuk penggemukan dan pemotongan sapi di daerah dekat SP 6 daerah satuan pemukiman transmigrasi. Anak sapi
didatangkan dari Australia, setelah beberapa lama digemukkan kemudian di potong dan dijual untuk pasar di Kabupaten Mimika saja, termasuk dikonsumsi
untuk kebutuhan karyawan PTFI. Sebelumnya daging sapi yang diperlukan didatangkan dari luar Papua bahkan dari luar negeri. Dari informasi yang
didapatkan dilapangan dan pengamatan langsung, produksi daging tersebut sampai saat ini tahun 2008 masih belum cukup memenuhi kebutuhan penduduk
Mimika, terutama daging unggas, kambing dan lainnya.
Kehutanan
Potensi hutan di Kawasan Selatan Papua sangat besar. Kabupaten Fakfak dan Kabupaten Mimika merupakan penghasil kayu terbesar di kawasan
ini. Tahun 1999 tercatat bahwa luas hutan produksi Kabupaten Mimika 2.066.687 ha dan luas efektif adalah besar 1.136.677,85 ha dengan produksi
kayu sebanyak 26.041.289,54 m
3
. Hutan terluas yang ada di Kabupaten Mimika adalah hutan produksi.
Hutan produksi yang paling banyak berada di Distrik Mimika Barat. Distrik Tembagapura memiliki hutan lindung dan hutan APL areal penggunaan lain jika
116
dibandingkan dengan distrik lainnya. Di wilayah ini juga ada Taman Nasional Lorentz. Selengkapnya jenis hutan dan luasannya dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22. Luas hutan di Kabupaten Mimika sesuai dengan jenisnya tahun 2003 – 2005.
Jenis hutan Luas Hutan ha tahun
2003 2004
2005 Hutan lindung
303.444 303.444
306.444 Hutan APL
65.212 65.212
65.277 Hutan Produksi:
- Terbatas 154.753
154.753 153.753
- Tetap 200.830
200.830 200.830
- Dapat dikonversi 571.795
571.795 571.795
Taman Nasional Lorentz 823.252
823.253 823.252
Jumlah 2.119.286
2.119.287 2.121.351
Sumber: Bappeda dan BPS Kabupaten Mimika 2005
Jumlah HPH Hak Pengusahaan Hutan di Kabupaten Mimika data tahun 20042005 adalah lima HPH, sedangkan di seluruh Papua baik dari Provinsi
Papua maupun Papua Barat sebanyak 68 HPH. Keputusan Gubernur Papua akan memulangkan atau menutup operasi 63 HPH karena dinilai nakal dan tidak
mentaati ketentuan yang berlaku dan hanya lima HPH yang terus diberikan izin beroperasi. Pemda Papua mensyaratkan agar semua HPH yang beroperasi di
Papua mendirikan pabrik pengelolaan hasil hutan. Dengan demikian akan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat Papua dan meningkatkan nilai
tambah hasil hutan tersebut.
Pertambangan
Kegiatan pertambangan merupakan penggerak utama perekonomian di wilayah Kabupaten Mimika. Banyak kegiatan bisnis yang berkembang baik di
dalam wilayah kabupaten maupun dari dan ke luar wilayah kabupaten dalam rangkan mendukung kegiatan pertambangan ini.
Di wilayah kabupaten ini terdapat operasi perusahan PTFI yang merupakan perusahan pertambangan tembaga dan emas kelas dunia. Areal
kontrak karya PTFI yang meliputi wilayah Blok A dan Blok B. Wilayah Blok A, yang merupakan daerah tambang berada di wilayah Distrik Tembagapura.
Sedangkan Blok B, yang merupakan daerah pendukung berada di sebagian wilayah Distrik Tembagapura, Kuala Kencana, Mimika Baru, Mimika Timur, dan
117
Mimika Timur Jauh. Total luas Blok A dan Blok B adalah 212.950 ha atau 10,63 dari luas wilayah Kabupaten Mimika atau 0,50 luas pulau Papua atau
hanya seluas 0,11 luas wilayah negara Indonesia. Luas daerah tambang, Blok A mempunyai persentase yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan
luas Kabupaten Mimika, Pulau Papua, dan Indonesia. Secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Persentase luas wilayah operasi PTFI dibandingkan luas wilayah Kabupaten Mimika, Pulau Papua, dan Negara Indonesia.
Luas Daerah Operasi PTFI ha Luas wilayah ha
Kab Mimika
Pulau Papua
Negara Indonesia
2.003.900 42.198.100
191.944.000 Persentase Luas Blok A terhadap
10.000 0,50
0,02 0,01
Persentase Luas Blok B terhadap 202.950
10,13 0,48
0,11 Persentase Luas Blok A+B
terhadap 212.950
10,63 0,50
0,11
Sumber: Diolah dari berbagai sumber 2009.
Di wilayah kabupaten ini juga terdapat penambangan galian C, yang berupa bahan galian pasir, kerikil, dan batu. Potensi galian C ini cukup tinggi
dan tersebar hampir diseluruh wilayah kabupaten. Namun potensi ini baru dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan kegiatan-kegiatan pembangunan yang
ada di dalam wilayah Kabupaten Mimika saja. Padahal beberapa kabupaten tetangga juga memerlukannya, seperti Kabupaten Merauke, yang sangat sulit
untuk mendapatkan bahan ini di wilayahnya.
Perikanan
Kabupaten Mimika yang mempunyai panjang garis pantai kurang lebih 340 km dan lebar laut 7,4 km atau luas laut sebesar 2.516 km
2
, menyimpan potensi perikanan yang besar. Namun masih rendah dalam tingkat
pemanfaatannya. Secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 24. Jumlah desa pesisir adalah sebanyak 43 kampung yang tersebar di 8 distrik dengan total
jumlah penduduk 16.048 jiwa pada tahun 2005. Teknologi yang dipakai juga masih sederhana. Dalam bidang usaha budidaya air tawar teknologi yang ada
adalah: kolam tradisional, karamba apung dan jaring tancap. Dalam bidang usaha penangkapan, teknologi yang dipakai adalah: pancing tangantradisional,
jala udang, jaring insang, mekanisasi ketinting, motor tempel, dan motor dalam,
118
mini trawl, dan jaring lingkar. Teknologi yang dipakai dalam bidang usaha pengelolaan hasil perikanan adalah penggaraman dan pengasapan.
Tabel 24. Potensi dan tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan Kabupaten Mimika pada tahun 2002 – 2006.
Uraian Luas
Potensi Produksi Tahun ton
Tingkat Tingkat
perairan Produksi
2002 2003
2004 2005
2006 Peman- Peman-
Ha Lestari
faatan faatan
tonth rata-
rata tahun
2006 tahun
1. Budidaya
a. Air tawar 12.250
173,10 66,40 45,00 33,00 34,70 50,00 26.47
28,89 b. Payau
- Intensif 8.000 –
11.000 76.725
- -
- -
- 0,00
- Semi insentif
3.250 10.305
- -
- -
- 0,00
- Tradisional
3.800 3.990
- -
- -
- 0,00
c. Laut -
- -
- -
0,00
Jumlah 1 91.193 66,40 45,00 33,00 34,70 50,00
0,05 0,05
2. Penangkapan
a. Perairan Umum
61,2 97
17 20
21 22
22 20,90
22,52 b. Perairan
Laut: 251.600
- udang 18.250
65 85
89 94
98 0,47
0,54 - kepiting
10.950 339
369 485
509 545
4,10 4,98
- kakap putih
25.550 1.238 1.438 1.440 1.512 1.695 5,73
6,63 - sirip hiu
556 12
22 23
24 28
3,92 5,03
- ikan lainnya
127.750 2.951 3.956 4.159 4.367 4.662 3,15
3,65
Jumlah 2 183.153 4.621 5.888 6.216 6.527 7.050
3,31 3,85
Jumlah 1+2 274.346 4.687 5.933 6.249 6.562 7.100
3,36 3,90
Sumber : diolah dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Mimika 2006
Dari Tabel 24, terlihat bahwa rata-rata tingkat pemanfaatan perikanan pada tahun 2002 – 2006 di Kabupaten Mimika masih sangat rendah, yakni hanya
3,36 dari potensi produksi lestari pertahunnya. Misalnya pemanfaatan sumberdaya udang pada tahun 2002 sampai 2006 rata-rata hanya 0,47 dari
potensi produksi lestari pertahunnya. Rata-rata pemanfaatan perikanan yang tertinggi terjadi pada ikan kakap, yakni 5,73 dari potensi produksi lestari
pertahunnya. Walaupun angka ini tertinggi, namun masih tergolong sangat rendah, di bawah 10 .