78
Begitu juga informasi-informasi terkait dengan kerangka penutupan tambang berkelanjutan yang dikembangkan oleh lembaga-lembaga yang terkait
langsung maupun tidak langsung dengan pembangunan pertambangan internasional, didapatkan dengan mengunjungi website mereka, seperti dari
MMSD Mining Mineral and Sustainable Development, ICMM International Council on Mining and Metal, UNEP United Nation Environment Programme,
MCA Mineral Council of Australia, ANMEC Australia and New Zealand Mineral and Energy Council, GRI Global Reporting Initiative terkait dengan
Sustainability Reporting guidelines, QMC Queensland Mining Council, MAC
Mining Association of Canada, dan lainnya. Di Indonesia mendapatkan
masukan informasi dari Departemen ESDM. Selain itu, dikunjungi juga website dari JATAM Jaringan Advokasi Tambang dan WALHI Wahana Lingkungan
Hidup.
3.5. Teknik analisis data
3.5.1. Teknik analisis data untuk tujuan 1
Ada tiga teknik analisis data yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersedianya indikator-indikator keberlanjutan pada SaPeT, yaitu:
a Analisis Faktor Resiko Penutupan C
RF
. Laurence 2001, 2006 berdasarkan hasil penelitiannya pada lima
tambang di Daerah Australia Utara, berhasil mengelompokkan resiko penutupan tambang berdasarkan hubungan antara faktor resiko penutupan dengan
kerumitan dari penutupan disesuaikan juga dengan skala dan kondisinya masing- masing daerah pertambangan. Model resiko penutupan tambang yang
dikembangkan itu adalah: C
RF
= S R
E
+ R
SH
+ R
C
+ R
LU
+ R
LF
+R
T
. C
RF
merupakan ukuran sederhana secara kualitatif dan kuantitatif dari berbagai komponen resiko nyata dari penutupan tambang yang dapat ditangkap
atau diidentisikasikan. Komponen tersebut adalah: R
E
: Resiko lingkungan hidup environmental risks, R
SH
: Resiko keamanan dan kesehatan safety and health risks, R
C
: Resiko bagi masyarakat dan sosial community and social risks, R
LU
: Resiko penggunaan lahan akhirfinal land use risks, R
LF
: Resiko aspek hukum dan keuangan legal and financial risks, R
T
: Resiko secara teknik technical risks,
79
Tiap komponesi dan sub kompenen pada model ini dihitung berdasarkan tingkat probabilitas dan konsekuensi dari setiap resiko dari sub komponen atau
faktor-faktor yang teridentifikasi pada saat penutupan tambang SaPeT. Pemberian bobot penilaian pada probabilitas diberikan skor antara 1 sampai 10.
Skor 1, berarti merupakan faktor yang dinilai jarang terjadi pada SaPeT sedangkan skor 10 berarti faktor yang dinilai pasti terjadi pada SaPeT. Penilaian
pada konsekuensi diberikan skor antara 1 sampai 10. Skor 1 berarti faktor yang dinilai memberikan pengaruh yang tidak nyata pada SaPeT sedangkan skor 10
berarti faktor yang dinilai bisa menimbulkan malapetaka catastrophic. b Analisis kebutuhan PPK berdasarkan faktor penting dan strategis.
Sebelum melakukan analisis kebutuhan PPK, langkah pertama adalah melakukan pemetaan PPK. Selanjutnya melakukan analisis peranan dan
kekuatan PPK seperti pada Tabel 8 yang matrik analisis PPK yang dikembangkan oleh ICMM 2005.
Tabel 8. Identifikasi PPK, peranan dan kekuatan pengaruh dalam
menuju SaPeT PTFI.
Aktor-Aktor PPK Peranan
Kekuatan Pengaruh Pemerintah Pusat
ESDM, KLH, Bapenas, dan
DPRRI - Menyediakan kerangka hukum dan
regulasi untuk penutupan tambang - Pemantauan dan pengawasan
- Dan lain-lain - Persetujuan dokumen
Rencana Reklamasi dan Rencana Penutupan
Tambang RR RPT Pemerintah Provisi
Papua dan Pemda Mimika
- Membangun mitra untuk membuat perencanaan pembangunan regional
atau kawasan setempat. - Pemantauan dan pengawasan
- Persetujuan dokumen RR RPT Membentuk
dan menyetujui komite penutupan tambang
KPT
Dan lainnya - Dan lain-lain
- Dan lain-lain
c Analisis dengan menggunakan MPE Untuk mendapatkan indikator-indikator keberlanjutan menuju penutupan
tambang yang berkelanjutan dengan menggunakan teknik analisis MPE berdasarkan data masukan dari hasil analisis resiko penutupan tambang C
RF
dan hasil analisa kebutuhan menurut PPK. Teknik MPE ini digunakan sebagai pembantu keputusan bagi individu pengambilan keputusan untuk merancang
bangun model yang telah terdefinisi dengan baik pada tahapan proses. Keuntungan metode ini mengurangi bias yang mungkin terjadi dalam analisis
sebab menghasilkan nilai urutan prioritas alternatif keputusan yang lebih nyata
80
Marimin, 2005. Formulasi perhitungan skor untuk setiap alternatif dalam MPE adalah:
Keterangan: TNi
= Total nilai alternatif ke -i RK ij = derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada pilihan keputusan i
TKK j = derajat kepentingan kritera keputusan ke-j; TKKj 0; bulat n
= jumlah pilihan keputusan m
= jumlah kriteria keputusan
Kriteria pemilihan yang digunakan dalam menentukan indikator-indikator
keberlanjutan menuju penutupan tambang berkelanjutan adalah: tingkat efektifitas, tingkat keseriusan pengaruh dan tingkat pengaruh pada
keberlanjutan. Kriteria pemilihan ‘tingkat efektifitas’ adalah untuk menentukan
apakah resiko-resiko yang muncul SaPeT nanti akan efektif untuk berpengaruh atau menentukan tingkat keberlanjutan. Kandungan komponen untuk
menentukan ‘tingkat keseriusan pengaruh’ didasarkan pada Faktor Penentu Dampak Penting yang mengacu pada pasal 16 UU No. 4 Tahun 1982 dan Pasal
32 PP No. 29 Tahun 1986, yang terdiri dari : a. Jumlah manusia yang terkena dampak; b. Luas wilayah persebaran dampak; c. Lamanya dampak berlangsung;
d. Intensitas dampak; e. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang akan terkena dampak; f. Sifat akumulatif dampak; dan g. Berbalik reversible atau
tidak berbaliknya irreversible pengaruh dampak tersebut. Kriteria pemilihan ‘tingkat pengaruh pada keberlanjutan’ adalah untuk menentukan apakah resiko-
resiko yang muncul SaPeT akan berpengaruh mendorong atau tidak mendorong pencapaian keberlanjutan.
Untuk menentukan pengaruh masing-masing atribut berdasarkan kriteria yang ada maka digunakan nilai satu 1 yang menunjukkan pengaruh rendah
pada kriteria yang ada. Nilai dua 3 menunjukkan pengaruh sedang dan nilai 5 lima menunjukkan pengaruh tinggi dari atribut tersebut pada kriteria. Nilai angka
dua 2 dan empat 4 dapat dipergunakan bila nilai dari atribut itu pengaruhnya kepada kriteria terletak masing-masing diantara nilai satu 1 ke tiga 3 dan nilai
tiga 3 ke lima 5.
m Total nilai TN
i
= RK
ij TKK j
81 3.5.2. Teknik analisis data untuk tujuan 2
Teknik analisis yang digunakan dalam mencapai tujuan ini adalah ISM Interpretative Structural Modelling. Teknik ISM memberikan basis analisis
dimana informasi yang dihasilkan sangat berguna dalam formulasi kebijakan dan perencanaan strategis Marimin, 2005. Dengan demikian membangun disain
sistem penutupan tambang mineral yang berkelanjutan merupakan sebuah program di dalam kajian teknik ISM ini.
Menurut rujukan Saxena 1994 dalam Marimin 2005, ANZMEC dan MCA 2000, MCA 2005, AGDITR 2006, World Bank dan IFC 2002,
Azapagic 2004, Kempton 2003, Roseland 2005, dan ICMM 2008 serta berdasarkan hasil kajian pendapat pakar yang juga merupakan kegiatan dalam
penelitian ini, disusunlah program untuk menuju penutupan tambang mineral berkelanjutan yang terbagi atas lima elemen, yakni:
1 Sektor masyarakat yang terpengaruh 2 Kebutuhan dari program
3 Kendala utama 4 Tujuan dari program
5 Tolok ukur untuk menilai setiap tujuan Tiap-tiap elemen itu kemudian diuraikan menjadi sub elemen-sub elemen
yang merupakan faktor-faktor dari elemen yang dikaji. Sub elemen ini didalam penelitian ini, dipilih dari indikator-indikator keberlanjutan yang mempunyai skor
tinggi dari hasil teknik MPE sebelumnya. Misalnya untuk elemen sektor masyarakat yang terpengaruh, sub elemen-sub elemen yang akan dikaji adalah
dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Sub elemen sektor masyarakat yang terpengaruh
No Sub Elemen
Atribut
1 Penutupan pemasok
barang dan jasa Pemasok barang dan jasa setempat kehilangan tujuan
pasarnya 2
Pelayanan pendidikan dan kesehatan dari PTFI
Pelayanan untuk kegiatan pendidikan dan kesehatan yang biasa diberikan PTFI dapat terhenti, seperti
RSMM, RS Waa Banti, Asrama-asrama pelajar, dll 3
Kegiatan perlindungan dan pelestarian lingkungan di
daerah operasi PTFI Perlindungan dan pelestarian lingkungan di dalam dan
di luar daerah operasi PTFI dapat terhenti 4
Kehilangan pendapatan masyarakat
Pendapatan masyarakat akan berkurang, karena para karyawan dan keluarganya meninggalkan Mimika
82
Tabel 9 Lanjutan
5 Dana pengembangan
masyarakat terhenti Dana pengembangan masyarakat akan terhenti,
termasuk dukungan dana dan bantuan teknis kepada LSM-LSM lokal
6 Permintaan tenaga kerja
setempat menurun Permintaan tenaga kerja setempat akan terhenti
7 Kehilangan nilai rumah dan
lahan Nilai rumah dan lahan akan menurun pada SaPeT
8 Keadaan lingkungan
meningkat membaik pada daerah yang terganggu
Keadaan daerah yang terganggu membaik sebab terhentinya sumber pencemaran lingkungan dari
limbah dari operasi PTFI. 9
Berkurangnya untuk pemeliharaan transportasi
dan infrastuktur umum Transportasi dan infrastruktur umum yang saat ini
dibantu PTFI akan terpengaruh 10
Hilangnya sumber pendapatan daerah PDRB
terganggu Kontribusi PTFI pada PDRB Mimika akan terhenti
11 Kehilangan hak untuk
mengorganisasikan Lembaga-lembaga yang didirikan bersama antara
pemerintah, PTFI dan masyarakat atau lembaga milik masyarakat dapat menurun kegiatannya bahkan
kemungkinan bisa terhenti
12 Kesehatan dan keamanan
masyarakat Kemungkinan timbulnya sisa-sisa pencemaran karena
tidak ditangani dengan tepat yang berpengaruh pada kesehatan dan keamanan masyarakat
13 Akses masyarakat kepada
SDA pulih Membaiknya daerah yang terganggu, masyarakat
dapat kembali mempunyai akses ke SDA semula 14
Kemungkinan terjadinya konflik
Konflik bisa terjadi karena masyarakat kehilangan pekerjaan, rasa pengangguran, perebutan hak.
Sumber: Hasil Analisis 2009
Sub elemen ini kemudian dibuat Structural Self Interaction Matrix SSIM untuk elemen sektor masyarakat yang terpengaruh. Matrik inilah yang kemudian
dimintai pendapat pakar terpilih dalam menentukan hubungan setiap sub elemen atau faktor, seperti pada Tabel 10. Hasil penilaian pakar pada SSIM diolah pada
perangkat lunak ISM yang diproduksi oleh Wijaya 2004. Tabel 10. Matriks Interaksi Tunggal Terstruktur Structural Self Interaction
MatrixSSIM faktor-faktor penggerak kunci desain sistem penutupan tambang yang berkelanjutan untuk Elemen Sektor
Masyarakat yang Terpengaruh.
Elemen ke- i yang merupakan faktor
penggerak keberlanjutan
penutupan tambang berkelanjutan
Elemen ke- j yang merupakan faktor penggerak keberlanjutan penutupan tambang berkelanjutan
1 2 3 4 5 6 7 8
9 10
11 12
13 14
1 2
3 4
83
Tabel 10 Lanjutan Elemen ke- i yang
merupakan faktor penggerak
keberlanjutan penutupan tambang
berkelanjutan Elemen ke- j yang merupakan faktor penggerak
keberlanjutan penutupan tambang berkelanjutan 1 2 3 4 5 6 7
8 9
10 11
12 13
14
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
Keterangan
1 Penutupan pemasok barang dan jasa 8 Keadaan lingkungan meningkat membaik pada
daerah yang terganggu 2 Pelayanan pendidikan dan kesehatan dari
PTFI 9 Berkurangnya untuk pemeliharaan transportasi
dan infrastuktur umum 3 Kegiatan perlindungan dan pelestarian
lingkungan di daerah operasi PTFI atau 10 Hilangnya sumber pendapatan daerah PDRB
terganggu 4 Kehilangan pendapatan masyarakat
11 Kehilangan hak untuk mengorganisasikan 5 Dana pengembangan masyarakat terhenti
12 Kesehatan dan keamanan masyarakat 6 Permintaan tenaga kerja setempat
menurun 13 Akses masyarakat kepada SDA pulih
7 Kehilangan nilai rumah dan lahan 14 Kemungkinan terjadinya konflik
3.5.3. Teknik analisis data untuk tujuan 3