Teknik analisis data untuk tujuan 3 Teknik analisis data untuk tujuan 4

83 Tabel 10 Lanjutan Elemen ke- i yang merupakan faktor penggerak keberlanjutan penutupan tambang berkelanjutan Elemen ke- j yang merupakan faktor penggerak keberlanjutan penutupan tambang berkelanjutan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Keterangan 1 Penutupan pemasok barang dan jasa 8 Keadaan lingkungan meningkat membaik pada daerah yang terganggu 2 Pelayanan pendidikan dan kesehatan dari PTFI 9 Berkurangnya untuk pemeliharaan transportasi dan infrastuktur umum 3 Kegiatan perlindungan dan pelestarian lingkungan di daerah operasi PTFI atau 10 Hilangnya sumber pendapatan daerah PDRB terganggu 4 Kehilangan pendapatan masyarakat 11 Kehilangan hak untuk mengorganisasikan 5 Dana pengembangan masyarakat terhenti 12 Kesehatan dan keamanan masyarakat 6 Permintaan tenaga kerja setempat menurun 13 Akses masyarakat kepada SDA pulih 7 Kehilangan nilai rumah dan lahan 14 Kemungkinan terjadinya konflik

3.5.3. Teknik analisis data untuk tujuan 3

Teknik analisis data yang digunakan dalam mencapai tujuan ini ada tiga alat analisis yaitu: a AHP, teknik analisis ini digunakan untuk menentukan kelayakan sebuah negara yang akan dijadikan negara target patok bagi Indonesia berdasarkan kriteria yang ada dalam menuju keunggulan sebuah negara dalam penutupan tambang bekelanjutan. Karena variable yang dianalisis 20 variabel maka perangkat lunak yang digunakan adalah Criterium Decision Plus version Student. Struktur hirarki yang dilakukan penilaian oleh pakar adalah seperti yang ditampilkan pada Gambar 8 sebelumnya. Secara teknis pekerjaan analisis AHP ini sama dengan yang dijelaskan pada bagian sebelumnya dalam Bab Metodologi . b MPE, teknik analisis ini digunakan untuk memberikan peringkat pada negara target patok duga, Australia dan Kanada dan juga Indonesia berdasarkan 84 kriteria-kriteria atau faktor-faktor kunci penentu keberhasilan penutupan tambang yang merupakan praktek-pratek terbaik yang dikembangkan negara target patok duga. c Analisis kesenjangan, teknik analisis ini digunakan untuk menilai nilai kesenjangan antara nilai kriteria-kriteria atau faktor-faktor kunci keberhasilan penutupan dari tiap negara target patok duga dibandingkan dengan nilai kriteria-kriteria atau faktor-faktor penentu kunci keberhasilan penutupan dari Indonesia. Nilai hasil teknik MPE untuk setiap kriteria atau faktor yang digunakan dalam analisis ini. Kriteria-kriteria atau faktor-faktor yang mempunyai nilai kesenjangan yang tinggi hasil perbandingan nilai kreteria Indonesia dengan negara target patok duga itulah yang menjadi faktor kunci penentu keberhasilan penutupan tambang yang perlu dikembangkan di Indonesia.

3.5.4. Teknik analisis data untuk tujuan 4

Teknik analisis data yang digunakan dalam mencapai tujuan ini adalah AHP dengan menghitung bobot faktor dan melakukan pemeringkatan terhadap bobot faktor penentu pilihan untuk menuju pentupan tambang berkelanjutan. Struktur hirarki yang dimasukan kedalam perangkat lunak adalah seperti yang pada Gambar 9 yang ditampilkan dan dibahas sebelumnya. Perbandingan secara berpasangan dilakukan secara verbal atau numerik Marimin, 2004 sesuai dengan tingkat kepentingan importance, preferenci, atau kemungkinan likelihood antara, aktor, aspek, kriteria, tujuan, dan alternatif yang ada. Karena variabel yang dianalisis dalam penelitian ini lebih dari 20 variabel, perangkat lunak yang digunakan adalah Expert Choice 2000. Menurut Saaty 1983 dalam Marimin 2004 mengatakan bahwa untuk berbagai persoalan skala 1 sampai 9 adalah terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Skala perbandingan Saaty dapat dilihat pada Tabel 11. Nilai perbandingan A dan B dalam tabel tersebut adalah 1 satu dibagi dengan nilai perbandingan B dengan A. Tahap akhir dalam analisis AHP adalah penentuan prioritas yang dilakukan dengan menggunakan teknik perbandingan berpasangan pairwise comparisons untuk setiap kriteria dan alternatif. Nilai-nilai perbandingan relatif tersebut diolah dengan menggunakan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematik untuk menentukan tingkat relatif dari seluruh alternatif yang ada. Untuk mengetahui apakah dalam penentuan prioritas itu 85 pakar yang memberikan penilaian konsisten atau tidak digunakan cara perhitungan CR Consistency Ratio, Bila nilai CR kurang dari 10 , berarti penilaian pakar itu konsisten dan sebaliknya. Tabel 11. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty pada AHP Marimin, 2004 Nilai Keterangan 1 KriteriaAlternatif A sama penting dengan KriteriaAlternatif B 3 A sedikit lebih penting dari B 5 A jelas lebih penting dari B 7 A sangat jelas lebih penting dari B 9 A mutlak lebih penting dari B 2, 4, 6, 8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan Apabila, pakar dalam memberikan penilaian tidak konsisten dimana nilai CR 0,1 maka dilakukan penyesuaian sehingga nilai CR0,1. Penyesuaian nilai CR langsung dilakukan saat memasukkan data penilaian untuk setiap pakar. Dalam melakukan penyesuaian nilai matrik dicari nilai yang dapat memperoleh nilai CR 0.09. Penyesuaian nilai matrik ini kemudian dilakukan konfirmasi kembali ke pakar yang bersangkutan. Setelah data nilai matrik dari masing- masing pakar telah dimasukkan, hasil akhir yang dipakai adalah tampilan diagram dan nilai prioritas pada bagian partisipan Combined.

3.5.5. Teknik analisis data untuk tujuan 5