247
membentuk BPPTB paling lambat pada tahun 2010 dan telah berfungsi 100 pada tahun 2012 dalam mengkoordinasikan perencanaan dan pengelolaan
kegiatan-kegiatan pembangunan menuju tercapainya titik keberlanjutan pada tahun 2021; 2 melatih dan meningkatkan kemampuan pegawai pemerintah
termasuk bupati, camat dan lurah dan para pemimpin LSM setempat serta tokoh-tokoh
masyarakat tentang
kegiatan-kegiatan dan
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan serta bagaimana pengaruh dan mengaplikasinya di
Kabupaten Mimika; 3 menyeleksi dan meningkatkan kinerja usaha-usaha ekonomi yang dilakukan masyarakat Mimika saat ini serta terindikasi dapat
mendorong terjadinya keberlanjutan ekonomi dan sosial setelah PTFI selesai beroperasi; 4 meningkatkan investasi ekonomi baru non-tambang PTFI untuk
menggantikan sepenuhnya sumber pendapatan ekonomi dari PTFI pada SaPeT dan setelahnya. Misalnya pengembangan industri tepung sagu mengingat
Mimika mempunyai kebun sagu alami yang luas di Papua. Juga pengembangan industri perikanan, mengingat potensi yang terkelola saat ini baru dibawah 5;
5 meningkatkan akses masyarakat dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang mendorong keberlanjutan ekonomi, sosial, dan perlindungan lingkungan
melalui peningkatan dan perbaikan secara terus menerus infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan ketiga aspek tersebut; dan 6
mewajibkan untuk setiap kegiatan-kegiatan ekonomi dan sosial untuk mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan
PB pada kegiatan operasionalnya dalam rangka melindungi dan melestarikan lingkungan hidup di seluruh wilayah Kabupaten Mimika saat ini dan masa yang
akan datang melalui penerapan produksi bersih, peningkatan partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan, pemberlakukan dengan ketat IPAL pada
setiap kegiatan, dan lainnya. Program penanganan AAB dan tailing harus secara terus menerus dikembangkan dan hasilnya disosialisasikan kepada PPK secara
berkala dan wajar.
10.3.2. Pilihan Kebijakan Kedua: Skenario Sangat Optimis Aplikasi 2017
Dalam pilihan kebijakan kedua atau skenario kebijakan sangat optimis yang diaplikasikan pada tahun 2017 pengembangan kebijakan dan tujuan-tujuan
kebijakan yang ingin dicapai sama seperti pada dalam skenario kebijakan sangat optimis aplikasi 2012 atau seperti pada butir 10.3.1 di atas.
248 Implikasi dari hasil penerapan simulasi pilihan skenario kebijakan kedua
pada sistem penutupan tambang mineral yang berkelanjutan terjadi perubahan- perubahan pada indikator-indikator keberlanjutan. Indikator-indikator penting
keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan di Kabupaten Mimika yang terpengaruh, adalah sebagai berikut: 1 titik keberlanjutan NHTMT = NMTR
terjadi pada tahun 2028 atau 13 tahun sebelum SaPeT PTFI; 2 terjadi peningkatan jumlah penduduk yang mempunyai jenjang pendidikan perguruan
tinggi PT sebesar 9,91 pada tahun 2028 saat tercapai titik keberlanjutan dibandingkan sebelum skenario ini diterapkan. Pada saat skenario ini belum
diterapkan jumlah siswa PT adalah sebesar 19.039 siswa pada tahun 2028 dan jumlah ini meningkat menjadi 28.753 siswa pada saat setelah penerapan
skenario sangat optimis; 3 terjadi peningkatan kualitas lingkungan sebesar 49,33 pada tercapai titik keberlanjutan 2021 dan peningkatan sebesar
78,25 pada SaPeT PTFI 2041 dibandingkan tanpa penerapan skenario kebijakan ini Gambar 58a dan 58b; 4 terjadi peningkatan kontribusi dari
kegiatan non-tambang PTFI terhadap PDRB dan APBD Kabupaten Mimika baik pada saat tercapai titik keberlanjutan dan pada SaPeT PTFI. Kontribusi PTFI
akan menurun dan cukup tajam pada SaPeT PTFI, yakni: untuk PDRB menurun sebanyak 56,45 dan untuk APBD sebanyak 52,13; 5 potensi konflik terjadi
pada tahun 2030 dan kejadian konflik terjadi pada tahun 2035; dan 6 terjadi peningkatan NHTMT yang sangat tajam sebesar 90,72 pada saat tercapai titik
keberlanjutan 2028 dan sebesar 93,56 pada SaPeT PTFI 2041. Secara rinci perubahan-perubahan ini dapat dilihat pada Tabel 59 dan Lampiran 17.
Sebagai contoh seperti yang tertera pada Gambar 58a dan 58b, yang menunjukkan kondisi perkembangan pencemaran dan kualitas lingkungan
sebelum dan setelah skenario sangat optimis diaplikasikan pada tahun 2017. Persentase kualitas lingkungan sebelum simulasi aplikasi skenario, seperti
tertera pada Gambar 58a menunjukkan penurunan yang sangat tajam, yaitu dari 0,826 di tahun 2002 data awal penelitian menjadi 0,144 di tahun 2041
SaPeT PTFI atau menurun sebesar 82,57. Namun, setelah aplikasi skenario sangat optimis 2017, seperti tertera pada Gambar 58b menunjukan penurunan
yang cukup landai, yaitu dari 0,826 di tahun 2002 menjadi 0.662 di tahun 2041 atau menurun sebesar 19,85. Skenario ini berhasil menaikkan kualitas
lingkungan sebesar 62.71 pada SaPeT PTFI di tahun 2041. Sementara itu, pada skenario kebijakan sangat optimis yang diaplikasikan tahun 2012 pilihan
249
kebijakan pertama berhasil menaikkan kualitas lingkungan 63,92 atau 1,21 lebih tinggi.
a. Kondisi sebelum penerapan skenario
b. Kondisi setelah penerapan skenario sangat optimis pada tahun 2017 Gambar 58. Perkembangan pencemaran dan kualitas lingkungan di Kab. Mimika
sebelum dan setelah skenario sangat optimis 2017 Sama seperti skenario sangat optimis aplikasi 2012, persentase kualitas
lingkungan, baik sebelum dan setelah aplikasi skenario menunjukkan peningkatan perlahan-lahan setelah SaPeT PTFI. Peningkatan ini disebabkan
terjadinya proses pemulihan secara alamiah pada daerah-daerah bekas tambang dan daerah operasi lainnya. Penjelasan rincinya seperti pada butir 10.3.1. di
atas. Pada skenario ini, perkembangan teknologi penanganan AAB dan tailing juga perlu secara berkala disampaikan kepada PPK.
Skenario kebijakan ini akan diterapkan delapan tahun kedepan, yaitu tahun 2017. Walaupun demikian, berdasarkan hasil analisis ISM pada Tabel 51 di
dalam bab ini juga dan analisis situasional di lapangan, kendala-kendala yang
ada dan dihadapi oleh PPK di Kabupaten Mimika untuk mencapai tujuan-tujuan berkelanjutan dari skenario kebijakan ini, yaitu sebagai berikut: 1 infrastruktur
yang masih jauh dari memadai untuk mendukung kebutuhan pembangunan saat
250
ini dan kedepan. Kekurangan ini terutama infrastruktur yang mendukung kegiatan pendidikan, kesehatan, dan kegiatan ekonomi serta kegiatan pelayanan
pemerintah; 2 PTFI masih sebagai satu-satunya sumber pendapatan ekonomi bagi pemerintah dan masyarakat Mimika. Walaupun kemungkinan sektor lain
non-PTFI akan mulai bertumbuh dalam kurung waktu delapan tahun kedepan menuju tahun aplikasi skenario ini, yaitu di tahun 2017; 3 kurangnya
kemampuan PEMDA Mimika dalam memimpin untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan. PEMDA kemungkinan merasa bahwa waktu
delapan tahun untuk aplikasi skenario kebijakan ini masih panjang. Sehingga sumberdaya yang ada belum difokuskan untuk mempersiapkan kegiatan RPT;
4 kurangnya sosialisasi RPT perusahaan kepada PPK, khususnya untuk PEMDA dan masyarakat di Mimika; dan 5 konflik terjadi satu tahun lebih cepat
dari pada skenario kebijakan pilihan pertama. Pada simulasi penerapan skenario ini, konflik terjadi pada tahun 2035 atau enam tahun sebelum SaPeT PTFI.
Tindakan-tindakan strategis yang perlu dilaksanakan oleh PPK penutupan
tambang PTFI di Kabupaten Mimika untuk mencapai tujuan-tujuan berkelanjutan pada SaPeT PTFI, yaitu sebagai berikut: 1 membentuk BPPTB paling lambat
pada tahun 2015 dan telah berfungsi 100 pada tahun 2017; 2 melatih dan meningkatkan kemampuan pegawai pemerintah termasuk bupati, camat dan
lurah dan para pemimpin LSM setempat serta tokoh-tokoh masyarakat tentang kegiatan-kegiatan dan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan serta
bagaimana pengaruh dan mengaplikasinya di Kabupaten Mimika. Prinsip-prinsip PB perlu mulai diperkenalkan kepada para pelajar SD, SMP, SMA dan PT secara
proporsional. Diharapkan di tahun 2017 sudah banyak masyarakat yang memahami dan dapat mengaplikasikan PB pada kegiatan pembangunan di
Mimika; 3 melatih para pelaku kegiatan ekonomi dan sosial baik yang dimiliki oleh pemerintah dan swasta saat untuk dikembangkan menjaga keberlanjutan
ekonomi dan sosial setelah PTFI selesai beroperasi; 4 meningkatkan promosi untuk menarik investasi ekonomi baru non-tambang PTFI untuk menggantikan
sepenuhnya sumber pendapatan ekonomi dari PTFI pada SaPeT dan setelahnya; 5 meningkatkan infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendukung
pertumbuhan kegiatan-kegiatan ekonomi, sosial, dan perlindungan lingkungan; dan 6 mewajibkan untuk setiap kegiatan-kegiatan ekonomi dan sosial untuk
mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip PB pada kegiatan
operasionalnya dalam rangka melindungi dan melestarikan lingkungan hidup.
251
Tabel 59. Persentase peningkatan beberapa aspek dan variabel penting setelah aplikasi pilihan skenario kedua dibandingkan kondisi semula.
No Aspek dan variabel penting dan strategis
yang terpengaruh pada saat skenario sangat optimis diterapkan tahun 2012
Satuan setiap
variabel Nilai perubahan aspek dan variabel kondisi
pada saat ini dan saat mencapai titik keberlanjutan NHTMT = NMTR
Nilai perubahan aspek dan variabel pada saat ini dan pada SaPeT PTFI 2041
Nilai saat sebelum
aplikasi skenario
2028 NHTMT=
NMTR 2028
setelah aplikasi
skenario Persentase
perubahan setelah
aplikasi skenario
Nilai pada SaPeT PTFI
sebelum aplikasi
skenario 2041
Nilai pada SaPeT PTFI
setelah aplikasi
skenario 2041
Persentase perubahan
setelah aplikasi
skenario
A Aspek Sosial
Jumlah penduduk Jiwa
352,398 485,097
27.36 381,467
914,458 58.28
Kontribusi CD PTFI Kesehatan Juta rupiah
114,709 114,709
0.00 68,990
68,990 0.00
Penduduk berdasarkan jenjang pendidikan Perguruan Tinggi
Siswa 25,905
28,753 9.91
36,308 48,658
25.38 Potensi dan kejadian konflik
Potensi konflik terjadi pada tahun 2030 dan kejadian konflik terjadi tahun 2035
B Aspek Lingkungan
Luasan hutan Hektar
1,824,115 1,868,411
2.37 1,565,264
1,657,436 5.56
Pencemaran air 0.325
0.125 -160.00 0.411
0.154 -166.88
Pencemaran udara 0.1230
0.0445 -176.40 0.189
0.0664 -184.64
Degradasi lahan 0.1720
0.0810 -112.35 0.255
0.117 -117.95
Kualitas lingkungan 0.380
0.750 49.33
0.144 0.662
78.25
C Aspek Ekonomi
Kontribusi tambang pada PDRB Mimika 91.62
84.16 -8.86
85.25 54.49
-56.45 Kontribusi non-tambang pada PDRB Mimika
8.38 15.84
47.10 14.75
45.51 67.59
Kontribusi tambang pada APBDMimika 61.92
54.21 -14.22
47.83 31.44
-52.13 Kontribusi non-tambang pada APBD Mimika
38.08 45.79
16.84 52.17
68.56 23.91
D Nilai hasil transformasi manfaat tambang NHTMT
Rupiah 8.32909E+12 8.97093E+13
90.72 9.62177E+12 1.49421E+14 93.56
252 10.3.3. Pilihan Kebijakan Ketiga: Skenario Sangat Optimis Aplikasi 2022
Dalam pilihan kebijakan kedua atau skenario kebijakan sangat optimis yang diaplikasikan pada tahun 2022 pengembangan kebijakan dan tujuan-tujuan
kebijakan yang ingin dicapai sama seperti pada dalam skenario kebijakan sangat optimis aplikasi 2012 atau seperti pada butir 10.3.1 di atas.
Implikasi dari hasil penerapan simulasi pilihan kebijakan pertama pada
sistem penutupan tambang mineral yang berkelanjutan terjadi perubahan- perubahan
pada indikator-indikator
keberlanjutan. Indikator-indikator
keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan di Kabupaten Mimika yang terpengaruh, adalah sebagai berikut: 1 titik keberlanjutan NHTMT = NMTR
terjadi pada tahun 2036 atau lima tahun sebelum SaPeT PTFI; 2 terjadi peningkatan jumlah penduduk yang mempunyai jenjang pendidikan perguruan
tinggi PT sebesar 12,35 pada tahun 2036 saat tercapai titik keberlanjutan dibandingkan sebelum skenario ini diterapkan. Pada saat skenario ini belum
diterapkan jumlah siswa PT adalah sebesar 32.807 siswa pada tahun 2038 dan jumlah ini meningkat menjadi 37.430 siswa pada saat setelah skenario sangat
optimis; 3 terjadi peningkatan kualitas lingkungan sebesar 65,94 pada tercapai titik keberlanjutan 2038 dan peningkatan sebesar 78,05 pada SaPeT
PTFI 2041 dibandingkan tanpa penerapan skenario kebijakan ini Gambar 59a dan 59b; 4 terjadi peningkatan kontribusi dari kegiatan non-tambang PTFI
terhadap PDRB dan APBD Kabupaten Mimika baik pada saat tercapai titik keberlanjutan dan pada SaPeT PTFI. Kontribusi PTFI akan menurun pada
SaPeT PTFI. Namun, tidak setajam penurunan yang terjadi pada skenario kebijakan pertama dan kedua. Pada skenario pilihan ketiga, PDRB menurun
sebanyak 36,53 dan untuk APBD sebanyak 38,12; 5 potensi konflik terjadi pada tahun 2020-2021 dan kejadian konflik terjadi pada tahun 2035; dan 6
terjadi peningkatan NHTMT yang cukup tajam sebesar 89,68 pada saat tercapai titik keberlanjutan 2036 dan sebesar 91,20 pada SaPeT PTFI 2041.
Secara rinci perubahan-perubahan ini dapat dilihat pada Tabel 60 dan Lampiran 18.
Sebagai contoh dapat dilihat pada Gambar 59a dan 59b, yang menunjukkan kondisi perkembangan pencemaran dan kualitas lingkungan sebelum dan
setelah skenario sangat optimis diaplikasikan pada tahun 2022. Persentase kualitas lingkungan sebelum simulasi aplikasi skenario, seperti tertera pada
Gambar 59a menunjukkan penurunan yang sangat tajam, yaitu dari 0,826 di
253
tahun 2002 data awal penelitian menjadi 0,144 di tahun 2041 SaPeT PTFI atau menurun sebesar 82,57. Namun, setelah aplikasi skenario sangat optimis
2012, seperti tertera pada Gambar 59b menunjukan penurunan yang cukup landai, yaitu dari 0,826 di tahun 2002 menjadi 0.656 di tahun 2041 atau
menurun sebesar 20,58. Skenario ini berhasil menaikkan kualitas lingkungan sebesar 61,99 pada SaPeT PTFI di tahun 2041. Sementara itu, pada skenario
kebijakan sangat optimis yang diaplikasikan tahun 2012 pilihan kebijakan pertama berhasil menaikkan kualitas lingkungan 63,92 atau 1,94 lebih
tinggi dari pada kualitas lingkungan pada pilihan skenario kebijakan ketiga.
a. Kondisi sebelum penerapan skenario
b. Kondisi Setelah penerapan skenario sangat optimis pada tahun 2022 Gambar 59. Perkembangan pencemaran dan kualitas lingkungan di Kab. Mimika
sebelum dan setelah skenario sangat optimis 2022 Sama seperti skenario sangat optimis aplikasi 2012, persentase kualitas
lingkungan, baik sebelum dan setelah aplikasi skenario menunjukkan
254
peningkatan perlahan-lahan setelah SaPeT PTFI. Peningkatan ini disebabkan terjadinya proses pemulihan secara alamiah pada daerah-daerah bekas tambang
dan daerah operasi lainnya. Penjelasan rincinya seperti pada butir 10.3.1. di atas. Pada skenario ini, perkembangan teknologi penanganan AAB dan tailing
juga perlu secara berkala dan lebih sering disampaikan kepada PPK. Hal ini mengingat potensi konflik bisa terjadi pada tahun 2020-2021 atau 20 tahun
sebelum SaPeT PTFI 2041. Skenario kebijakan ini akan diterapkan 13 tahun kedepan, yaitu tahun 2022.
Ini berarti pemerintah Kabupaten Mimika masih mempunyai waktu yang cukup panjang untuk mempersiapkannya sejak saat ini. Berdasarkan hasil analisis ISM
pada Tabel 51 di dalam bab ini juga dan analisis situasional di lapangan diasumsikan jalannya pembangunan seperti yang diselenggarakan pada saat ini.
Kendala-kendala yang kemungkinan ada dan akan dihadapi oleh PPK di
Kabupaten Mimika untuk mencapai tujuan-tujuan berkelanjutan dari skenario kebijakan ini, yaitu sebagai berikut: 1 infrastruktur belum mendukung kebutuhan
pembangunan, khususnya transportasi darat yang menghubungkan dari ibu kota kabupaten ke ibu kota kecamatan dan ke desa-desa atau kampung di pedalaman
dataran tinggi maupun desa-desa yang berada di sepanjang pantai. Hal ini mengingat kondisi geografis yang cukup berat dan juga perkembangan
infrastruktur saat ini yang sangat-sangat lamban; 2 PTFI masih sebagai satu- satunya sumber pendapatan ekonomi bagi pemerintah dan masyarakat Mimika.
Walaupun kemungkinan sektor lain non-PTFI akan mulai banyak bertumbuh dalam kurung waktu 13 tahun kedepan menuju tahun aplikasi skenario ini, yaitu
di tahun 2022; 3 kemampuan PEMDA Mimika kemungkinannya belum sepenuhnya mencukupi kebutuhan dalam memimpin untuk mencapai tujuan-
tujuan pembangunan berkelanjutan. Terutama apabila pemahaman dan implementasi konsep PB belum dilakukan seperti kondisi saat ini; 4 konflik
terjadi 10 tahun lebih cepat dari pada skenario kebijakan pilihan pertama. Hal ini sejalan karena skenario ini diaplikasikan pada tahun 2022, kemungkinannya
masyarakat resah karena kemanfaatan PTFI dipergunakan sesuai dengan pengunaan saat ini atau tidak ada perubahan kearah keberlanjutan dan
kemandirian masyarakat.
255
Tabel 60. Persentase peningkatan beberapa aspek dan variabel penting setelah aplikasi pilhan skenario ketiga dibandingkan kondisi semula.
No Aspek dan variabel penting dan strategis yang terpengaruh pada saat skenario sangat
optimis diterapkan tahun 2012 Satuan
setiap variabel
Nilai perubahan aspek dan variabel kondisi pada saat ini dan saat mencapai titik
keberlanjutan NHTMT = NMTR Nilai perubahan aspek dan variabel pada saat
ini dan pada SaPeT PTFI 2041 Nilai saat
sebelum aplikasi
skenario 2036
NHTMT= NMTR
2036 setelah
aplikasi skenario
Persentase perubahan
setelah aplikasi
skenario Nilai pada
SaPeT PTFI sebelum
aplikasi skenario
2041 Nilai pada
SaPeT PTFI setelah
aplikasi skenario
2041 Persentase
perubahan setelah
aplikasi skenario
A Aspek Sosial
Jumlah penduduk Jiwa
383,604 632,828
39.38 381,467
794,843 52.01
Kontribusi CD PTFI Kesehatan Juta rupiah
84,520 84,520
0.00 68,990
68,990 0.00
Penduduk berdasarkan jenjang pendidikan Perguruan Tinggi
Siswa 32,807
37,430 12.35
36,308 44,376
18.18 Potensi dan kejadian konflik
Potensi konflik terjadi pada tahun 2020 - 2021 dan kejadian konflik terjadi tahun 2035
B Aspek Lingkungan
Luasan hutan Hektar
1,670,688 1,724,038
3.09 1,565,264
1,636,134 4.33
Pencemaran air 0.379
0.145 -161.38
0.411 0.156
-163.46 Pencemaran udara
0.1630 0.0596
-173.49 0.189
0.0683 -176.72
Degradasi lahan 0.2230
0.1050 -112.38
0.255 0.119
-114.29 Kualitas lingkungan
0.235 0.690
65.94 0.144
0.656 78.05
C Aspek Ekonomi
Kontribusi tambang pada PDRB Mimika 88.15
74.81 -17.83
85.25 62.44
-36.53 Kontribusi non-tambang pada PDRB Mimika
11.85 25.19
52.96 14.75
37.56 60.73
Kontribusi tambang pada APBDMimika 53.52
43.46 -23.15
47.83 34.63
-38.12 Kontribusi non-tambang pada APBD Mimika
46.48 56.54
17.79 52.17
65.37 20.19
D Nilai hasil transformasi manfaat tambang NHTMT
Rupiah 9.31339E+12 9.02156E+13
89.68 9.62177E+12 1.09349E+14 91.20
256 Tindakan-tindakan strategis yang perlu dilaksanakan oleh PPK penutupan
tambang PTFI di Kabupaten Mimika untuk mencapai tujuan-tujuan berkelanjutan pada SaPeT PTFI, yaitu sebagai berikut: 1 membentuk BPPTB paling lambat
pada tahun 2020 dan telah berfungsi 100 pada tahun 2022; 2 melatih dan meningkatkan kemampuan pegawai pemerintah termasuk bupati, camat dan
lurah dan para pemimpin LSM setempat serta tokoh-tokoh masyarakat tentang kegiatan-kegiatan dan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan serta
bagaimana pengaruh dan mengaplikasinya di Kabupaten Mimika. Prinsip-prinsip PB perlu mulai diperkenalkan kepada para pelajar SD, SMP, SMA dan PT secara
proporsional. Diharapkan di tahun 2022 sudah banyak masyarakat yang memahami dan dapat mengaplikasikan PB pada kegiatan pembangunan di
Mimika; 3 melatih para pelaku kegiatan ekonomi dan sosial baik yang dimiliki oleh pemerintah dan swasta saat untuk dikembangkan menjaga keberlanjutan
ekonomi dan sosial setelah PTFI selesai beroperasi; 4 meningkatkan promosi untuk menarik investasi ekonomi baru non-tambang PTFI untuk menggantikan
sepenuhnya sumber pendapatan ekonomi dari PTFI pada SaPeT dan setelahnya; 5 meningkatkan infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendukung
pertumbuhan kegiatan-kegiatan ekonomi, sosial, dan perlindungan lingkungan; dan 6 mewajibkan untuk setiap kegiatan-kegiatan ekonomi dan sosial untuk
mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan PB pada kegiatan operasionalnya dalam rangka melindungi dan melestarikan
lingkungan hidup di seluruh wilayah Kabupaten Mimika saat ini dan masa yang akan datang.
10.3.4. Pilihan Kebijakan Empat: Skenario Optimis Aplikasi 2012