Penentuan Faktor-Faktor Kunci Keberhasilan Penutupan Tambang

174 3. Anugrah sumbedaya alam SDA dan sumberdaya manusia SDM suatu negara 0,230, meliputi: ketersediaan SDA dan SDM, tingkat teknologi, demografi populasi. 4. Kohesi sosial suatu negara 0,138, meliputi: distribusi kekayaan, distribusi kekuasaan, dan homogenitas kebudayaan. 5. Organisasi industri suatu negara 0,115, meliputi: intensitas daya saing, diversifikasi industri, norma-norma kerjasama, badan-badan usaha milik negara atau swasta. Faktor Kebudayaan, sikap, dan nilai suatu negara, merupakan faktor yang mempunyai nilai bobot tertinggi 0,327 diikuti oleh faktor anugrah SDA dan SDM suatu negara 0,230. Faktor yang mempunyai nilai bobot terendah adalah faktor organisasi industri suatu negara. Pendapat pakar juga menyatakan bahwa nilai bobot negara Australia 0,397dan Kanada 0,407 lebih unggul dibandingkan dengan nilai bobot Indonesia 0,196 dalam kegiatan penutupan tambang mineral yang berkelanjutan. Dengan demikian kedua negara tersebut layak dijadikan negara target patok duga dalam penelitian ini.

7.2. Penentuan Faktor-Faktor Kunci Keberhasilan Penutupan Tambang

dan Nilai Bobot Setiap Faktor Berdasarkan analisis situasional terhadap perkembangan kegiatan- kegiatan penutupan tambang mineral di negara Australia dan Kanada dapat diketahui bahwa negara tersebut memiliki faktor-faktor kunci yang menentukan keberhasilan dalam menuju penutupan tambang berkelanjutan. Melalui pendapat pakar, diperoleh 10 faktor kunci penentu keberhasilan yang layak digunakan untuk mengukur keberhasilan kegiatan penutupan tambang berkelanjutan, seperti pada Tabel 45. Untuk mendapatkan ‘nilai bobot rata-rata’ dari semua pendapat pakar pada setiap faktor-faktor tersebut dipakai: a teknik modus dipakai bila pendapat para pakar mempunyai nilai bobot yang banyak muncul, dan b teknik geomean digunakan bila pendapat pakai mempunyai nilai bobot yang berimbang diantara pakar atau berbeda untuk masing-masing pakar. Kisaran nilai yang digunakan adalah angka satu 1 untuk nilai bobot terendah sebagai faktor kunci penentu keberhasilan penutupan tambang, sedangkan nilai bobot yang tertinggi adalah angka lima 5. Hasilnya adalah faktor ketersediaan dana mempunyai nilai bobot yang paling tinggi 5 dibandingkan dengan faktor lainnya. Nilai bobot yang 175 terendah 3 adalah: faktor teknologi penutupan, memenuhi tujuan-tujuan penggunaan lahan pasca tambang, dan indikator-indikator khusus setempat. Tabel 45. Atribut faktor-faktor kunci penentu keberhasilan Kode Atribut Faktor-faktor kunci penentu keberhasilan Bobot a Kelembagaan. Terdapatnya badan-badan atau organisasi formal independen perumus kebijakan penutupan tambang yang menyuarakan kepentingan pemerintah pusat dan daerah, perusahaan tambang, dan masyarakat. 4 b Teknologi penutupan tambang. Ketersediaan teknologi penutupan tambang yang tepat, termasuk teknik-teknik reklamasi bekas daerah tambang yang tidak memunculkan kembali sisa-sisa kerusakan lingkungan setelah pekerjaan reklamasi dan penutupan tambang selesai. 3 c Kebijakan pemerintah. Adanya dukungan kebijakan pemerintah dalam penyelenggaraan penutupan tambang yang memproteksi kepentingan industri tambang dan masyarakat serta lingkungan hidup, dengan menerapkan kebijakan antara lain:  Perbaikan kondisi lingkungan hidup yang meliputi: kualitas air permukaan, air tanah, air laut, kualitas tanah dan udara sesuai baku mutu lingkungan, stabilitas dan keamanan batuan penutup-kolam tailing- lahan bekas tambang-dan struktur-struktur buatan, keragaman hayati, pemanfaatan lahan bekas tambang sesuai peruntukannya  Keselamatan dan kesehatan kerja saat penutupan  Konservasi bahan galian meliputi: data mengenai bahan galian yang tidak dieksploitasi dan atau diolah serta sisa pengelolaan bahan galian  Ketersediaan biaya penutupan yang mencukupi  Penutupan tambang dimasukkan dalam pengelolaan keseluruhan siklus hidup tambang sejak studi kelayakan sampai pasca tambang  Rencana reklamasi dan penutupan tambang di-up date selama masa operasi tambang.  Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelepasan.  Prinsip-prinsip Pembangunan Berkelanjutan, yang juga berorientasi pada “keberlanjutan manfaat sosial dan ekonomi” 4 d Ketersediaan SDM. Adanya SDM yang ahli, handal, dan berpengalaman dalam menangani pekerjaan dan permasalahan penutupan tambang dengan tepat 4 e Keterlibatan dan memenuhi ekspektasi para pemangku kepentingan PPK atau stakeholders. Adanya lembaga formal dan non formal di tingkat masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan kegiatan penutupan tambang. Lembaga ini juga berperan dalam mensukseskan penutupan tambang dan mencari kegiatan-kegiatan yang menciptakan keberlanjutan setelah tambang selesai melalui keterlibatan aktif dari PPK dalam menentukan hasil akhir dari rencana penutupan tambang 3 f Infrastruktur. Tersedianya dukungan infrastruktur fisik bagi kebutuhan pengembangan wilayah setelah tambang berakhir yang dapat mendukung pengembangan sektor non tambang sebagai sumber ekonomi pembangunan 4 g Ketersediaan dana. Ketersediaan dana sudah dipersiapkan jauh sebelum masa penutupan tambang tiba 5 h Kesehatan dan keamanan masyarakat. Adanya orientasi bahwa hasil akhir penutupan tambang tidak menimbulkan gangguan kesehatan dan keamanan masyarakat yang bersumber dari daerah bekas tambang. Beban abadi pada lingkungan diminimalisasikan dan juga proteksi pada kesehatan manusia dan ekologi, termasuk adanya kestabilan geoteknik dari pembentukan lahan akhir. 5 176 Tabel 45. Lanjutan Kode Atribut Faktor-faktor kunci penentu keberhasilan Bobot i Memenuhi tujuan-tujuan penggunaan lahan pasca tambang. Pembentukan lahan akhir daerah bekas tambang dan operasi pendukungnya dapat digunakan kembali sesuai dengan tujuan-tujuan yang dibutuhkan oleh pemerintah dan masyarakat setempat. 3 j Indikator-indikator khusus setempat. Indikator-indikator kebutuhan pembangunan di daerah dimana tambang dioperasikan terakomodasikan dan dapat dikembangkan untuk keberlanjutan kehidupan masyarakat setelah tambang 4 Sumber: Hasil judgement pakar 2009

7.3. Penentuan Rangking Indonesia dan Negara Target Patok Duga