25
ekonomi lainnya dari lahan itu setelah pasca tambang. Berdasarkan siklus hidup tambang tersebut, penelitian ini difokuskan untuk membangun disain tepat
sesaat tambang memasuki saat penutupan, bukan saat setelah pasca tambang.
Eksploirasi Penutupan
Pasca - Penutupan Pembangunan Tambang
Operasi
Waktu Penutupan
Sementara
Penggunaan Lahan
Yang Akan Datang
Operasi Yang Berjalan
Penutupan Tambang
Berkelanjutan
Gambar 4. Konseptual penutupan tambang secara tradisional dan berkelanjutan dikembangkan dari van Zyl, 2005.
2.5. Pandangan Internasional Tentang Penutupan Tambang
Di bawah ini adalah pertimbangan-pertimbangan internasional yang dapat memberikan gambaran bahwa adanya kebutuhan perencanaan penutupan
tambang yang berwawasan PB telah dikembangkan sejak lama oleh lembaga- lembaga yang perduli terhadap hubungan pertambangan dan lingkungan hidup,
kejadian-kejadian itu adalah diadopsi Hoskin, 2002 dan dari berbagai sumber: a Tahun 1987, Komisi Brundtland menghasilkan rumusan yang dikenal baik
dengan nama pembangunan berkelanjutan dan didefinisikan sebagai “pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan generasi saat ini
tanpa mengorbankan kemampuan dari generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri”. Laporan dari komisi ini disiapkan
oleh kaum lingkungan hidup, merupakan tekanan yang dihasilkan oleh suara publik yang sangat vokal supaya pemerintah menciptakan regulasi yang lebih
26
kuat untuk memaksa industri pertambangan agar lebih sensitif terhadap lingkungan hidup.
b Pada Bulan Juni 1991, sebuah konferensi yang diselenggarakan di Berlin, yang bernama: International Round Table Conference on Mining and
Environment menghasilkan sebuah skema awal yang dikenal sebagai “necessary environmental guilines and strategies on mining with emphasis on
developing countries”. Walapun penutupan tambang tidak dibahas secara khusus disini. Disinggung juga, pada beberapa negara, AMDAL atau
Environmental Impact Assessments EIA, sekarang sebagai persyaratan hukum, kondisi ini dapat dipakai sebagai kendaraan agar perusahaan
diwajibkan untuk membuat rencana rinci dari penutupan tambangnya. c Tahun 1992, Sebuah konferensi yang dikenal dengan nama “United Nations
Conference on Environment and Development” atau lebih dikenal sebagai Konferensi Rio menghasilkan Agenda 21, yakni merupakan program untuk
pengelolaan lingkungan hidup pada abad ke 21. Konferensi ini menekankan adanya kebutuhan untuk mengadopsi pedoman-pedoman tentang lingkungan
hidup untuk pembangunan sumber daya alam. Sejak itulah, UNEP United Nations Environment Programme dan lembaga-lembaga internasional
lainnya menyiapkan pedoman-pedoman tentang lingkungan hidup untuk sektor mineralpertambangan.
d Tahun 1994, World Bank, UNEP, dan ICME the International Council for Metals and the Environment menyelenggarakan sebuah koferensi yang
dinamakan “International Conference on Development, Environment and Mining” yang bertujuan untuk saling tukar informasi, ide, pandangan-
pandangan dan penyelesaian-penyelesaian dengan pembahasan disekitar pembangunan
mineral yang
berkelanjutan sustainable
mineral development.
e Tahun 1997, DESA United Nations Division of Economic and Social Affairs dan UNEP menyusun Pedoman-pedoman tentang lingkungan hidup untuk
operasi pertambangan dan pendekatan-pendekatan didiskusikan pada implementasi, pemantauan, penguatan dan partisipasi.
f Tahun 1998, UNEP berkerja sama dengan ICME menghasilkan dokumen yang dinamakan “Case Studies on Tailings Management”. UNEP dan WHO
World Health Organisation juga menyiapkan sebuah petunjuk pelatihan training manual yang disebut ‘Mine Rehabilitation for Environment and
27
Health Protection: A Training Manual’ untuk memperkenalkan personel- personel tambang pada keterampilan-keterampilan baru.
g Tahun 1999, konferensi kedua tentang “International Round Table Coference on Mining and Environment” diselenggarakan kembali di Berlin dan
menghasilkan ‘the Berlin II Guidelines’ yang meliputi seksi utama pada perencanaan penutupan tambang dan rehabilitasi yang mana dibagi menjadi
tiga tahap yakni: tahap perencanaan the Planning stage; tahap Penanganan Aktif the Active Care stage; dan tahap pasif the Passive Care stage.
h Pada tahun 2002, ICMM the International Council on Mining and Metals menetapkan “Global Mining Initiative” untuk menyediakan sebuah fokus
global pada PB dari industri-industri pertambangan dan metal dunia. ICMM ini mengadopsikan PB yang didefinisikan oleh Komisi Brundtland pada sektor
pertambangan dan metal. i Pada tahun 2008, ICMM akhirnya mengeluarkan sebuah pedoman untuk
penutupan tambang yang berjudul: “Planning for Integrated Mine Closure: Toolkit”.
2.6. Dampak-Dampak Penutupan Tambang