Dasar Kerja Pengelolaan Pertambangan

BAB II . TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dasar Kerja Pengelolaan Pertambangan

Di dalam Al Quran Tuhan Yang Maha Pencipta banyak menjelaskan tentang bagaimana tanggung jawab manusia dalam mengelola alam semesta ini. Sebagai contoh pada Surat Al Baqarah ayat 29, yang berbunyi: “Dialah Tuhan yang mengadakan apa yang dibumi seluruhnya untuk kamu, kemudian Dia menyengaja langit, maka dibuatNya tujuh langit dan Dia Maha Tahu atas segala sesuatu”. Selanjutnya mengenai bagaimana “cara” pengelolaan kekayaan tersebut adalah disampaikan pada surat yang sama di ayat 168, yang berbunyi: “Hai manusia makanlah sebagian makanan yang ada di bumi ini, yang halal dan baik, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan, karena setan itu musuhmu yang terang”. Dengan demikian jelaslah bahwa manusia diperintahkan hanya makan “sebagian makanan yang ada” dan dengan cara yang halal dan baik pula. Apabila dikaitkan dengan pengelolaan pertambangan maka kita dianjurkan:, Pertama, untuk memanfaatkannya secara wajar tidak berlebihan makanlah sebagian yang ada. Bahan tambang secara intrinsik tidak berkelanjutan unsustainable sehingga bila generasi saat ini ‘hanya memakan sebagian’ dari bahan tambang tersebut niscaya generasi berikutnya masih mempunyai kesempatan serupa untuk memanfaatkan bahan tambang yang sama. Kedua, tambang perlu dikelola dengan cara yang halal dan baik, dapat diartikan bahwa pengelolaan tambang bukan hanya memenuhi manfaat ekonomi bagi para investor, namun tambang juga harus meninggalkan keadaan lingkungan yang baik setelah dioperasikan dan memberikan manfaat sosial- ekonomi bagi kesejahteraan manusia, terutama untuk semua PPK, termasuk MSLT masyarakat sekitar lingkar tambang. Manfaat ini, tentunya harus dirasakan oleh PPK sejak tambang mulai beroperasi, saat beroperasi, dan setelah selesai beroperasi. Penerapan prinsip-prinsip PB pada bidang pertambangan, selama siklus hidup tambang dipercaya dapat menciptakan keberlanjutan manfaat-manfaat sosial-ekonomi dan perlindungan lingkungan setelah tambang berakhir dioperasikan. Dengan demikian, timbul sebuah pertanyaan yaitu apakah dapat diasumsikan bahwa penerapan prinsip-prinsip PB pada kegiatan pertambangan, 20 termasuk pada saat penutupan merupakan salah satu cara yang halal dan baik dari manusia untuk memanfaatkan kekayaan alam yang dianugrahkan olehNya? Tentunya dapat dimungkinkan bahwa penelitian ini merupakan sebuah jawaban kecil untuk pertanyaan itu.

2.2. Pertambangan dan Kesejahteraan Rakyat