176
Tabel 45. Lanjutan
Kode Atribut
Faktor-faktor kunci penentu keberhasilan Bobot
i Memenuhi tujuan-tujuan penggunaan lahan pasca tambang.
Pembentukan lahan akhir daerah bekas tambang dan operasi pendukungnya dapat digunakan kembali sesuai dengan tujuan-tujuan yang
dibutuhkan oleh pemerintah dan masyarakat setempat. 3
j Indikator-indikator khusus setempat. Indikator-indikator kebutuhan
pembangunan di daerah dimana tambang dioperasikan terakomodasikan dan dapat dikembangkan untuk keberlanjutan kehidupan masyarakat
setelah tambang 4
Sumber: Hasil judgement pakar 2009
7.3. Penentuan Rangking Indonesia dan Negara Target Patok Duga
Tabel 46 merupakan hasil penilaian para pakar terhadap nilai pencapaian untuk setiap kriteria faktor-faktor kunci penentu keberhasilan penutupan
tambang di Indonesia dan dua negara target patok duga. Nilai tersebut merupakan ‘nilai rata-rata pakar’ yang diolah dengan menggunakan teknik
modus dan atau geomean. Penilaian menggunakan angka satu untuk nilai pencapaian terendah pada setiap kriteria yang dinilai dan angka sembilan
merupakan nilai tertinggi. Hasil penilaian menunjukkan, tidak satupun dari 10 kriteria atau faktor-faktor kunci tersebut Indonesia memiliki nilai keberhasilan
yang sama atau melampaui nilai-nilai yang dicapai oleh dua negara yang dijadikan target patok duga untuk setiap kriteria.
Tabel 46. Matrik evaluasi faktor-faktor kunci penentu keberhasilan penutupan
tambang mineral
yang berkelanjutan
menggunakan metode MPE
Alternatif Keputusan
Kriteria Faktor-Faktor Kunci Penentu Keberhasilan Nilai
Keputusan Pering-
kat a
b c
d e
f g
h i
j Indonesia
4 5
4 3
4 2
3 3
3 4
1,405 3
Australia 6
6 7
6 5
7 7
6 6
6 26,770
2 Kanada
6 7
7 8
7 7
7 8
7 6
34,400 1
Bobot Kriteria
4 3
4 4
3 4
5 5
3 4
Sumber: Hasil judgement pakar dan perhitungan MPE 2009
Keterangan: a. Kelembagaan
b. Teknologi penutupan tambang c. Kebijakan pemerintah
d. Ketersediaan SDM e. Keterlibatan dan memenuhi ekspektasi PPK
f.
Infrastruktur g. ketersediaan dana
h. Kesehatan dan keamanan masyarakat i.
Memenuhi tujuan-tujuan penggunaan lahan pasca tambang
j. Indikator-indikator khusus setempat
177
Pada kriteria infrastruktur, Indonesia memperoleh nilai terendah dibandingkan nilai pencapaian kriteria lainnya dan Australia serta Kanada
memperoleh nilai pencapaian lebih dari tiga kali dari nilai Indonesia, yakni masing-masing mendapat nilai tujuh. Infrastuktur jelas Indonesia masih dibawah
standar Australia dan Kanada dalam mendukung keberlanjutan pembangunan setelah penutupan tambang. Selain itu, daerah tambang di Indonesia berada di
daerah-daerah terpencil dan biasanya pembangunan infrastruktur menjadi beban pembiayaan para perusahaan tambang yang beroperasi disana. Dengan
demikian, ketersediaan
dukungan infrastuktur,
selain mempengaruhi
keberlanjutan setelah tambang berakhir juga menentukan bersedianya dan tidak bersedianya investor tambang untuk menginvestasikan modalnya di sebuah
negara. Infrastruktur yang baik juga akan mempengaruhi mutu pelayanan publik dari pemerintah.
Melihat keadaan infrastruktur di Kabupaten Mimika saat ini, sepertinya PEMDA Mimika perlu bekerja lebih keras lagi untuk memastikan adanya
keberlanjutan pembangunannya setelah PTFI berakhir operasinya disana. Walaupun saat ini banyak infrastruktur umum yang dibangun atas kerjasama
PTFI dan PEMDA Mimika, namun belum cukup untuk menunjang keberlanjutan setelah penutupan tambang pada tahun 2021 atau 2041. Misalnya, transportasi
darat dan sungai yang menghubungkan antar ibu kota kecamatan saja dengan harga terjangkau secara luas oleh masyarakat belum tersedia, sehingga banyak
hasil perikanan dan pertanian yang tidak bisa segera dipasarkan. Kriteria teknologi penutupan mendapatkan nilai pencapaian yang tertinggi
untuk Indonesia, yakni lima, walaupun nilai tersebut masih dibawah nilai pencapaian dari Australia dan Kanada dengan nilai pencapaian berturut-turut
enam dan tujuh. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi yang dipakai di Indonesia hampir menyamai apa yang dipakai di Australia walaupun masih tidak setarap
dengan di Kanada. Seperti diketahui bahwa investor pertambangan di Indonesia kebanyakan dari luar negeri, sehingga sangatlah mungkin teknologi
penutupan yang dipakai di negaranya juga dipakai di Indonesia. Menurut data, Australia berinvestasi di sektor ini di Indonesia lebih banyak dibandingkan
investasi dari Kanada. Dengan demikian teknologi penutupan tambang di Indonesia masih dapat mendukung kegiatan-kegiatan penutupan tambang
kedepan karena adanya pengaruh alih teknologi atau kerjasama dengan investor asing tersebut.
178
Nilai-nilai pencapaian yang diberikan para pakar tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan MPE. Negara yang paling berhasil dalam
mencapai kriteria-kriteria atau faktor kunci penentu keberhasilan penutupan tambang adalah Kanada 34.400 diurutan pertama kemudian diikuti Australia
26.770 diurutan kedua, dan Indonesia diurutan terakhir 1.405. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat kesenjangan-kesenjangan di Indonesia
yang dapat dijadikan peluang atau ruang perbaikan dalam menuju penutupan tambang yang berkelanjutan dengan mendasarkan pada kriteria-kriteria atau
faktor kunci penentu keberhasilan penutupan tambang yang diterapkan dua negara target patok duga tersebut.
7.4. Faktor-Faktor Kunci Penentu Keberhasilan Penutupan Tambang