Pengertian Hasil Belajar Hasil Belajar
ulangan. Tes dibagi menjadi dua yaitu: tes formatif dan tes sumatif. Tes formatif adalah tes yang diadakan sebelum atau selama pelajaran
berlangsung, sedangkan tes sumatif adalah tes yang diselenggarakan pada saat keseluruhan kegiatan belajar mengajar, tes sumatif merupakan ujian
akkhir semester. Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya Evaluasi Pendidikan
1986: 26 menyebutkan “ Tes dibedakan menjadi tiga macam yaitu tes diagnostik, tes formatif, tes sumative”
a. Tes diagnostik Adalah tes yang digunakan untuk menentukan kelemahan dan
kelebihan siswa dengan melihat gejala-gejalanya sehingga diketahui kelemahan dan kelebihan tersebut pada siswa dapat dilakukan
perlakuan yang tepat. b. Tes formatif
Adalah untuk mengetahui sejauh mana siswa telah memahami suatu satuan pelajaran tertentu. Tes ini diberikan sebagai usaha memperbaiki
proses belajar. c. Tes sumatif
Dapat digunakan pada ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada akhir catur wulan atau semester. Dari tes sumatif inilah prestasi
belajar siswa diketahui. Dalam penelitian ini evaluasi yang digunakan adalah dalam jenis yang di titik beratkan pada evaluasi belajar siswa di
sekolah yang dilaksanakan oleh guru untuk mengetahui prestasi belajar siswa.
Sebagaimana yang telah diuraikan di atas bahwa tes ini dilaksanakan
dengan berbagai tujuan. Khusus terkait dengan pembelajaran, tes ini dapat berguna untuk mendeskripsikan
kemampuan belajar siswa, mengetahui tingkat keberhasilan PBM, menentukan tindak lanjut hasil penilaian, dan memberikan
pertanggung jawaban accountability.
Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik,
mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balikperbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas. Melalui
penilaian dapat
diperoleh informasi
yang akurat
tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik,
guru, serta proses pembelajaran itu sendiri. Siswa yang belajar berarti menggunakan ranah kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik
terhadap lingkungan. Ada beberapa ahli yang mempelajari ranah-ranah tersebut dengan hasil penggolongan kemampuan-kemampuan pada
ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik secara hierarkis. Ketiga ranah tersebut menjadi obyek pengukuran dalam hasil
belajar. Di antara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak digunakan oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran. Penilaian pada pelajaran PKn mencakup keseluruh aspek, baik ranah kognitif, afektif
maupun psikomotorik. Namun dalam hal ini penilaian pada pelajaran PKn hanya terbatas pada jangkauan ranah kognitif.
Adapun penskoran tes kognitif menjelaskan tentang batasan atau kata-kata kunci untuk melakukan penskoran terhadap soal bentuk
uraian, dan kriteria jawaban yang digunakan untuk melakukan penskoran pada soal bentuk uraian non-objektif. Pedoman penskoran
dalam hal ini hanya dibatasi pada pedoman penskoran soal bentuk pilihan ganda yang cara penskoran tes bentuk pilihan ada dua, yaitu
pertama tanpa ada koreksi terhadap jawaban tebakan, dan yang kedua adalah dengan koreksi terhadap jawaban tebakan.
a Penskoran tanpa koreksi terhadap jawaban tebakan adalah satu untuk tiap butir yang dijawab benar, sehingga jumlah skor yang
diperoleh peserta didik adalah banyaknya butir yang dijawab benar.