Kelebihan dan Kekurangan Komik

mampu membantu siswa untuk lebih mudah mempelajari konsep-konsep pembelajaran yang sebelumnya dianggap sulit untuk dipahami. 20 Komik sebagai media pembelajaran merupakan alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam konteks ini pembelajaran menunjuk pada sebuah proses komunikasi antara pembelajar dan sumber belajar dalam hal ini komik pembelajaran. Komunikasi belajar akan berjalan dengan maksimal jika pesan pembelajaran disampaikan secara jelas, runtut, dan menarik. Pesan pembelajaran yang baik memenuhi beberapa syarat. Pertama, pesan pembelajaran harus meningkatkan motivasi pebelajar. Pemilihan isi dan gaya penyampaian pesan mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada pebelajar. Kedua, isi dan gaya penyampaian pesan juga harus merangsang pebelajar memproses apa yang dipelajari serta memberikan rangsangan belajar baru. Ketiga, pesan pembelajaran yang baik akan mengaktifkan pebelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong pebelajar untuk melakukan praktik-praktik dengan benar. 21 Penggunaan komik dalam pengajaran sebaiknya dipadu dengan metode mengajar, sehingga komik akan dapat menjadi alat pengajaran yang efektif. Melalui bimbingan dari guru, komik dapat berfungsi sebagai jembatan untuk menumbuhkan minat baca. 22 Dari penjelasan yang telah dipaparkan, maka dapat dinyatakan bahwa manfaat dari media pembelajaran komik ialah sebagai sarana media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran di kelas dengan penyajian yang sangat menarik guna meningkatkan minat siswa dalam belajar agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Komik dapat digunakan sebagai media pembelajaran di kelas III MISD. Sebab komik merupakan jenis bacaan yang sangat disukai anak-anak. 20 Ibid., h. 83. 21 Heru Dwi Waluyanto, “Komik Sebagai Media Komunikasi Visual Pembelajaran”, Jurnal Fakultas seni dan Desain, Universitas Kristen Petra http:www.petra.ac.id ~puslitjournalsdir.php? DepartmentID= DKV, h. 51-52. 22 Sudjana , op. cit., h. 68. Media pembelajaran berbentuk komik adalah sesuatu media yang tidak biasa dan dapat menarik perhatian siswa sehingga dapat memotivasi dan meningkatkan hasil belajar siswa.

6. Cara Membuat Komik

Menurut cara membuat komik ilustrasi dibuat dengan dua cara yaitu manual drawing dan dengan bantuan computer graphic. Manual drawing secara umum diartikan sebagai membuat coretan atau goresan di suatu permukaan dengan menekankan alat pada permukaan tersebut. Alat yang dipakai adalah pensil, kuas, krayon, dan lain-lain. 23 Sedangkan computer graphic dengan memanfaatkan tools yang terdapat dalam beberapa software yang khusus digunakan sebagai program ilustrasi baik yang berbasis vector ataupun bitmap. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media yang dibuat sendiri dengan menggunakan manual drawing. Berikut pembahasan mengenai cara membuat media komik dengan menggunakan manual drawing. a. Alat yang digunakan 24 : 1. Pensil, dipakai untuk sket. Baik sket panel, ilustrasi, maupun teks yang ada dalam tiap panel. 2. Penggaris, dipakai untuk membuat garis-garis panel dalam tiap halamannya. 3. Penghapus, dipakai untuk menghapus bekas sket pensil sebelum dilakukan finishing. 4. Drawing Pen, digunakan setelah sket pensil untuk ilustrasi dalam panel sudah selesai. 5. Kuas dan Tinta, sebagai alternatif lain selain penintaan dengan drawing pen. 6. Pewarna, digunakan untuk panel yang memiliki halam berwarna. b. Tahap pembuatannya 25 : 23 Indiria, Op cit., h. 95. 24 Ibid., h. 112-113. 1. Membuat sket-sket kasar dengan menggunakan pensil di atas kertas yang umumnya berukuran A3. Sket kasar ini sebagai acuan awal untuk menentukan posisi balon teks, kemudian pengisian teks dialog atau caption di dalam balon teks yang sudah tersedia. 2. Setelah balon teks maupun caption terisi maka sudah bias tergambar dengan jelas ruang-ruang sisa yang dipakai untuk membuat adegan dalam cerita. Tahap ilustrasi ini masing menggunakan pensil. 3. Selanjutnya setelah setiap panel terisi dengan gambar maka langkah selanjutnya adalah penintaan teks dalam balon teks maupun caption yang biasanya menggunakan drawing pen. 4. Kemudian melakukan proses penintaan dengan memakai kuas yang dicelup pada tinta hitam, spidol, ataupun drawing pen. 5. Menghapus bekas sket pensil untuk membuat bersih komik dan juga untuk semakin memperjelas adaya kemungkinan melesetnya goresan ataupun tidak penuhnya goresan yang akhirnya nanti bias ditutupi pada saat proses finishing dilakukan. 6. Dalam tahap finishing dilakukan proses arsir, blok, pendetail, menutup garis-garis yang keliru dengan tipe-x atau cat poster warna putih dan juga melanjutkan garis atau goresan yang belum pernah. Setelah tahap ini tuntas, berarti komik sudah siap untuk di cetak atau digunaka sebagai media pembelajaran. 25 Ibid., h. 114-116.

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh sesuatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. 26 Menurut Suprijono hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap. 27 Menurut Abdurrahman hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Setelah melalui proses belajar maka siswa diharapkan dapat menacapai tujuan belajar yang disebut juga sebagai hasil belajar yaitu kemampuan yang dimiliki siswa setelah menjalani proses belajar. Sedangkan Sudjana berpendapat, hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 28 Hasil belajar bukan hanya berupa penguasaan pengetahuan, tetapi juga kecakapan dan keterampilan dalam melihat, menganalisis dan memecahkan masalah, membuat rencana dan mengadakan pembagian kerja; dengan demikian aktivitas dan produk yang dihasilkan dari aktivitas belajar ini 26 Ahmad Susanto, Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013. h. 5. 27 Muhammad Thobroni dkk, Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011. h.22-23. 28 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Multi Pressindo, 2012, cet, I, h. 14-15.