Kemampuan Observasi Deskripsi Teoritis

yang penting dari yang kurang atau tidak penting. Kita menggunakan semua indera untuk melihat, mendengar, mengecap, merasa dan mencium. 27 Observasi adalah melakukan pengamatan terhadap fakta-fakta yang dapat dipisah-pisahkan, mana yang berhubungan dan yang tidak berhubungan dengan tujuan pengamatan. Mengamati merupakan kemampuan mengambil informasi dari suatu obyek atau peristiwa dengan cara memperhatikan obyek atau peristiwa tersebut melalui salah satu indera yaitu penglihatan, penciuman, pendengaran, pengecapan dan perabaan. Keterampilan proses observasi adalah proses pemasukan persepsi mengenai sesuatu yang dapat diamati dari obyek atau peristiwa mengenai kondisi serta sifat-sifatnya dan memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat obyektif dan realistis. Dengan demikian, kemampuan observasi mencakup kemampuan yang melibatkan semua alat indera, untuk menyatakan sifat yang dimiliki oleh satu atau lebih obyek, persamaan dan perbedaan dengan obyek yang lain. Jadi, apa yang dikemukakan melalui indera merupakan pencarian fakta yang penting dalam observasi. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan mendasar dalam memperoleh ilmu pengetahuan serta merupakan hal terpenting untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan proses lainnya. 28 Berdasarkan definisi-definisi tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa observasi adalah proses pengumplan informasi mengenai objek atau peristiwa dengan menngunakan sebagian atau semua indera. Keterampilan observasi adalah proses pemasukan persepsi mengenai sesuatu yang diamati dari objek atau peristiwa mengenai kondisi serta sifat-sifatnya dan memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat objektif dan realitas. Mengamati memiliki dua sifat utama, yaitu sifat kualiatif dan kuantitatif. Mengamati bersifat apabila dalam pelaksanaannya hanya menggunakan panca indera untuk memperoleh informasi, dan bersifat kuantitatif apabila 27 Conny semiawan.Loc- Cit., h.19 28 Mudjiono Dimyati. Op. Cit., h.142 dalam pelaksanaannya selain menggunakan panca indera juga menggunakan peralatan lain yang memberikan informasi khusus dan tepat. 29 Siswa yang melakukan observasi dapat di lihat dari beberapa aktifitas di bawah ini: 30 a. Menggunakan berbagai perasaan untuk mengenali suatu objek. b. Mencatat dengan detail fakta yang relevan dari objek dan segala sesuatu di sekitarnya. c. Mengidentifikasikan persamaan dan perbedaan. d. Menggunakan alat dan bahan untuk memahami objek dengan detail. Adapun penjelasan dari indikator kemampuan observasi yang diambil dari penelitian ini adalah a. Kemampuan menggunakan indera Pengamatan pertama yang biasa dilakukan adalah dengan menggunakan panca indera manusia. Mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, hidung untuk membaui, kulit untuk merasa dan lidah untuk mengecap. Pada kondisi tertentu, panca indera manusia dengan segala keterbatasannya tidak dapat mengamati atau mengobservasi lebih jauh. Pada kondisi ini diperlukan adanya alat bantu yang peka terhadap perubahan yang sesuai dengan pengamatan yang dilakukan. b. Kemampuan mencari fakta-fakta yang relevan Observasi merupakan proses seleksi, demi tercapainya tujuan dari suatu pengamatan. Pengumpulan fakta-fakta yang relevan dipengaruhi oleh harapan, pengalaman dan pengetahuan pengamat mengenai apa yang sedang diamatinya. Fakta-fakta yang diperoleh berasal dari hasil tulisan, gambar dan pola tertentu sebagai hasil penjabaran dari observasi. Harapan yang ada dalam pikiran pengamat akan mempengaruhi pengamatan yang dilakukan. Untuk menghindari hal tersebut pengamat hendaknya dalam netral atau perlu adanya kejujuran dengan apa yang dilihatnya. Selain itu, pengamat perlu menguasai terlebih dahulu 29 Ibid 30 W. Harlen.Loc- Cit.,h.30. kerangka konseptual mengenai apa yang sedang diamatinya. Dengan demikian, pengamat akan mampu membaca fakta-fakta dari hasil pengamatan. c. Kemampuan dalam mencari persamaan dan perbedaan Setelah pengamat mengumpulkan data yang tepat mengenai hal yang diamati, langkah selanjutnya pengamat perlu menelaah data hasil pengamatan. Kecenderungan dari hasil pengamatan perlu diketahui agar dapat dengan mudah mengambil kesimpuulan dari hasil pengamatan. Kemampuan dalam mencari persamaan dan perbedaan dari objek atau peristiwa yang diamati dapat memandu pengamat untuk menemukan hubungan diantara fakta-fakta yang telah diamatinya. Dalam mencari persamaan dan perbedaan dari suatu objek atau peristiwa akan melibatkan keterampilan membandingkan sesuatu. Hal ini akan turut memberikan kesempatan kepada siswa sebagai pengamat untuk mengembangkan kemampuan observasi. Kemampuan mengidentifikasikan perbedaan diantara objek atau peristiwa yang sama dan mampu mengidentifikasikan persamaan diantara objek atau peristiwa yang berbeda dengan yang lainnya merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam penyelidikan. Guru dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan dalam mengobservasi dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa menggunakan alat-alat indera untuk memperoleh fakta dari objek atau fenomena yang diselidiki. Selain itu sangatlah baik apabila guru menarik minat siswa dengan menggunakan objek yang dipersiapkan di meja untuk diamati dan secara esensi dari objek-objek yang ditampilkan atau mengajak siswa untuk melakukan percobaan-percobaan sederhana.

5. Hakikat dan Karakteristik Pembelajaran Fisika

Membicarakan hakikat fisika sama halnya dengan membicarakan hakikat sains karena fisika merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sains. Oleh sebab itu, karakteristik fisika pada halnya sama dengan karakteristik sains pada umumnya. Banyak orang menyatakan bahwa sains adalah pengetahuan, khususnya fakta atau prinsip yang diperoleh melalui kajian sistematik. Sebuah cabang khusus pengetahuan yang berkaitan dengan fakta-fakta atau kebenaran yang diatur secara sistematis. Definisi tersebut lebih menekankan hasil daripada cara memperoleh hasil. Akan tetapi banyak yang menentang pendapat tersebut dan mendefinisikan bahwa sains itu lebih lebih kepada sebuah cara berpikir daripada satu kumpulan pengetahuan. Dengan menelaah pandangan Feynman dan Sagan tentang definisi sains, kita dapat menangkap hakikat fisika, yakni bukan hanya sekedar kumpulan fakta dan prinsip tetapi lebih dari itu fisika juga mengandung cara-cara bagaimana memperoleh fakta dan prinsip tersebut beserta sikap fisikawan dalam melakukannya. Hakikat fisika terdiri atas produk, proses dan sikap sehingga sudah menjadi keharusan bahwa dalam pembelajran fisika memiliki paling tidak dua dimensi yakni belajar materi sains dan bagaimana melakukan kegiatan sains. Pengajaran fisika dilakukan mulai dari Sekolah Dasar yang termuat dalam sains hingga ke perguruan tinggi. Di Sekolah Dasar, anak mulai diperkenalkan dengan sains untuk meransang keingintahuan mereka tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Di sekolah lanjutan pengajaran ilmu fisika bertujuan untuk memperdalam hukum-hukum dan konsep dasar fisika dan di perguruan tinggi pengajaran dan pendidikan ilmu fisika diselenggarakan untuk memfasilitasi para mahasiswa yang memiliki minat dan bakat terhadap ilmu fisika. Di tingkat SMP fisika diajarkan secara terpadu bersama biologi dan kimia dalam mata pelajaran sains. Dalam pembelajaran sains tingkat SMP diharapkan ada penekanan pembelajaran sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat secara terpadu yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep sains dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Pembelajaran sains di SMP