Dengan demikian, pendekatan hermeneutika historis yang mendasari penerapan teori strukturalisme genetik terhadap novel karya Bokor Hutasuhut dapat menghasilkan
pemahaman yang tepat dan kebenaran yang hakiki terhadap pandangan dunia masyarakat Batak di wilayah yang pernah dinamakan Keresidenan Tapanuli.
Kehadiran strukturalisme genetik yang ditopang oleh analisis strukturalisme dan semiotik dalam memahami dan menjelaskan pandangan dunia manusia Batak
menjadi inti dari penelitian terhadap ketiga novel karya Bokor Hutasuhut. Bokor Hutasuhut, sebagai sastrawan Indonesia yang berasal dari Tanah Batak, merupakan
sastrawan yang lahir dan memiliki kedekatan dengan kultur Batak, sehingga pandangan dunia tersebut memiliki hubungan erat dengan nilai-nilai budaya
masyarakatnya, baik sebagai bagian dari etnik sastrawannya maupun sebagai latar belakang kehidupan tokoh cerita dalam novel-novelnya. Pandangan dunia masyarakat
Batak tersebut pada hakikatnya tetap menjadi pandangan hidup yang memiliki kedekatan dengan sastrawannya. Dengan demikian, analisis semiotik dan
strukturalisme genetik terhadap novel karya Bokor Hutasuhut tidak dapat dihindarkan dalam khasanah sastra Indonesia dan dalam kehidupan manusia Batak sebagai bagian
yang menyatu dengan etnik sastrawannya.
2.4 Model Penelitian
Model penelitian terhadap teks novel PUD, TK, dan PB karya Bokor Hutasuhut akan dijelaskan dengan bagan aplikasi teori dan pendekatan. Aplikasi teori
dan pendekatan menjelaskan kedudukan dan hubungan antara pendekatan
Rosliani : Novel Karya Bokor Hutasuhut: Pendekatan Hermeneutika Historis, 2009 USU Repository © 2008
hermeneutika historis dengan teori semiotik dan strukturalisme genetik dalam mendeskripsikan dan menjelaskan pandangan dunia manusia Batak. Pandangan dunia
itu didasarkan pada realitas fiksi dalam novel karya Bokor Hutasuhut dan realitas faktual nilai budaya masyarakat Batak.
Rosliani : Novel Karya Bokor Hutasuhut: Pendekatan Hermeneutika Historis, 2009 USU Repository © 2008
Bagan 2.1: Model Aplikasi Semiotik dan Strukturalisme Genetik dengan Pendekatan Hermeneutika Historis Terhadap Novel Karya Bokor
Hutasuhut
Tradisi Kepentingan Praktis
Bahasa Kultur
Pemahaman Kebenaran
P
TEKS NOVEL
Pemahaman Realitas Fiksi
Strukturasi Fakta Kemanusiaan
Subjek Kolektif Pandangan Dunia
Ikon,
Indeks, Simbol
Penjelasan Realitas Faktual
Kekerabatan Religi
Hagabeon Hukum
Kemajuan Hamoraon
Hasangapon Konflik
Pengayoman Ikon,
Indeks, Simbol
Vision du Monde Masyarakat Batak
Rosliani : Novel Karya Bokor Hutasuhut: Pendekatan Hermeneutika Historis, 2009 USU Repository © 2008
Keterangan:
Hubungan langsung dalam Penafsir yang memiliki
proses memahami teks kedudukan setara dengan
P
penulis teks
Hubungan langsung dalam Faktor penghubung teks
proses menerima kebenaran dengan setiap unsur
pemahaman teks intrinsik dan ekstrinsik
Ikon,
Indeks, Simbol
Hubungan langsung dalam Ruang lingkup wilayah
proses homologi pandangan pemahaman dan
dunia penjelasan
Berdasarkan bagan penerapan teori semiotik dan strukturalisme genetik terhadap novel PUD, TK, dan PB karya Bokor Hutasuhut maka peneliti sebagai
penafsir memiliki tradisi, kepentingan praktis, bahasa, dan kultur yang berasal dari pengalaman hidup, kajian pustaka, dan wawancara terhadap pengarang novel
tersebut. Penafsir dalam hermeneutika historis dan strukturalisme genetik memiliki kedudukan yang setara dengan novelis dalam menafsirkan isi teks novelnya. Hal ini
disebabkan setelah novelis menerbitkan novelnya, maka novelis itu menjadi pembacapenafsir novel tersebut. Dengan kata lain, penafsiran baru memiliki
kemungkinan besar untuk muncul dalam proses penafsiran novelis terhadap karyanya
Rosliani : Novel Karya Bokor Hutasuhut: Pendekatan Hermeneutika Historis, 2009 USU Repository © 2008
sehingga kedudukan novelis tersebut dapat disejajarkan dengan kedudukan pembacapenafsir dalam menafsirkan sebuah novel.
Penafsir dalam mendekati teks berupa novel memiliki dua kepentingan, yaitu kepentingan pemahaman dan kepentingan kebenaran dalam hermeneutika historis.
Pemahaman novel yang ditentukan oleh strukturasi bagian dan keseluruhan isi teks yang bertujuan untuk memperoleh kebenaran isi teks. Untuk itu, penafsir
menggunakan teori semiotik yang mendasarkan diri pada analisis ikon, indeks, dan simbol yang tersedia dalam novel. Analisis ketiga sistem tanda ini akan mengawali
analisis strukturalisme genetik terhadap novel karya Bokor Hutasuhut, baik dalam pemahaman realitas fiksi maupun penjelasan realitas faktual.
Analisis pertama berkaitan dengan pemahaman realitas fiksi berupa strukturasi, fakta kemanusiaan, subjek kolektif, dan pandangan dunia. Setiap kategori
yang akan dideskripsikan dalam proses pemahaman isi teks akan dimulai oleh analisis ikon, indeks, dan simbol yang relevan dengan kategori yang akan dideksripsikan
penafsir. Dengan demikian, deskripsi strukturasi, fakta kemanusiaan, subjek kolektif, dan pandangan dunia dalam novel memperoleh acuan sistem tanda yang representatif.
Deskripsi strukturasi, fakta kemanusiaan, subjek kolektif, pandangan dunia, dan sistem tanda yang menjadi acuan keempat kategori strukturalisme genetik
tersebut harus memperoleh penjelasan dalam konteks historis yang melatarbelakanginya. Untuk itu, penafsir melakukan analisis dokumen untuk
mempelajari sistem tanda yang berkaitan dengan pandangan dunia masyarakat Batak, seperti kultur kekerabatan, religi, hagabeon, hukum, kemajuan, konflik, hamoraon,
Rosliani : Novel Karya Bokor Hutasuhut: Pendekatan Hermeneutika Historis, 2009 USU Repository © 2008
hasangapon, dan pengayoman. Berdasarkan keberadaan kultur Batak dalam konteks historis maka homologi antara realitas fiksi dengan realitas faktual dapat dijelaskan
oleh penafsir. Dari homologi realitas fiksi dan realitas faktual inilah pendekatan hermeneutika historis akan menemukan pandangan dunia masyarakat Batak yang
dapat diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat, terutama masyarakat Batak.
Rosliani : Novel Karya Bokor Hutasuhut: Pendekatan Hermeneutika Historis, 2009 USU Repository © 2008
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian terhadap novel karya Bokor Hutasuhut akan dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. “Metode kualitatif memberikan perhatian
terhadap data alamiah, data dalam hubungannya dengan konteks keberadaannya.” Ratna, 2004:47. Metode kualitatif yang digunakan dalam strukturalisme genetik
mengadopsi tawaran Albrecht dalam Faruk 1988, yaitu metode sosial historis atau metode sejarah dengan tipe deskriptif Endraswara, 2003:56. Metode sejarah
digunakan untuk menjelaskan pandangan dunia masyarakat Batak dalam konteks historis sedangkan metode deskriptif digunakan untuk memahami struktur karya
sastra. Metode penelitian sejarah atau metode sosial historis merupakan metode
penelitian yang mempertimbangkan relevansi teks -karya sastra- sebagai dokumen sosial. Dengan hakikat imajinasi karya sastra adalah wakil zamannya dan dengan
demikian merupakan refleksi zamannya Ratna, 2004:66. Metode penelitian ini berfungsi untuk mempelajari dokumen-dokumen masa lampau, barang-barang
peninggalan, dan mewawancarai orang-orang yang masih hidup yang mengalami peristiwa masa lampau. Dengan kata lain, “penelitian historis ialah pengumpulan dan
penilaian data secara sistematik untuk mendeskripsikan, menerangkan, dan dengan
Rosliani : Novel Karya Bokor Hutasuhut: Pendekatan Hermeneutika Historis, 2009 USU Repository © 2008