Batak tentang kepahlawanan Ronggur yang membuka daerah-daerah baru bagi rakyatnya, yakni di Asahan Labuhan Batu. Ini sekali lagi menunjukkan kecintaan
Bokor Hutasuhut atas akar budayanya sendiri.”
2.1.2 Kepustakaan Konseptual
Teori strukturalisme genetik yang menjadi fokus utama penelitian ini memperoleh tempat dalam analisis teks sastra Indonesia. Publikasi terapan teori
dengan fokus analisis pandangan dunia ditemukan pada penelitian Puji Santoso 2006. Peneliti Pusat Bahasa ini menerbitkan hasil analisis pandangan dunia
Darmanto Jatman berdasarkan kumpulan puisi Sori Gusti terbitan LIMPAD, Semarang 2002. Dengan memusatkan perhatian hanya pada aspek vision du monde,
Puji menemukan pandangan dunia Darmanto dalam aspek maut, tragedi, cinta, harapan, kekuasaan, loyalitas, makna dan tujuan hidup, serta hal-hal yang
transendental. Delapan pandangan hidup sebagai dasar kehidupan itu berkaitan dengan lakuan tokoh yang tercatat dalam sejarah keimanan dan dongengan, terutama
berdasarkan pandangan dunia Nasrani dan Jawa. Penerapan teori strukturalisme genetik dalam penelitian ini akan diperkuat
oleh teori semiotik dalam realitas fiksi dan realitas faktual. Penerapan teori semiotik yang berkaitan dengan mitos dalam kehidupan masyarakat ditemukan pada penelitian
Beny H. Hoed 2008. Menurut penelitiannya, mitos-mitos yang berkembang dalam masyarakat Indonesia, seperti mitos gotong-royong, aja dumeh, reformasi, bangsa
Indonesia yang ramah tamah, dan mahasiswa sebagai kekuatan moral menjadi mitos
Rosliani : Novel Karya Bokor Hutasuhut: Pendekatan Hermeneutika Historis, 2009 USU Repository © 2008
yang tertanam kuat sebagai bagian dari karakter manusia Indonesia. Hasil penelitiannya memperlihatkan bahwa mitos gotong-royong semakin lama semakin
kehilangan mitosnya karena tidak dilandasi oleh nilai solidaritas sosial; mitos aja dumen, jangan mentang-mentang, menjadi penghambat kemajuan; mitos reformasi
dan reformis terus berjuang mengubah mitos-mitos lama; mitos bangsa Indonesia yang ramah tamah dalam realitas faktual berubah jadi tidak ramah; dan, mitos
mahasiswa sebagai kekuatan moral ternyata terancam pudar dalam kehidupan modern Indonesia.
Sejalan dengan sistem penerapan yang berlaku pada strukturalisme genetik dan semiotik, maka penelitian ini menggunakan pendekatan hermeneutika historis
sebagai landasan filosofi penafsiran bahasa dan teks. Hasil penerapan hermeneutika ini terlihat pada disertasi Mudjia Raharjo 2008 di Universitas Airlangga. Mudjia
menggunakan hermeneutika Gadamerian untuk memberi makna tindakan verbal Gus Dur selama menjadi Presiden Republik Indonesia. Pemaknaan dilakukan dengan
penelusuran penafsiran dalam wacana politik pesaing-pesaingnya, seperti Amien Rais, Akbar Tandjung, dan Megawati Soekarnoputri. Hasil penelusuran itu
memperlihatkan, bahwa wacana politik Gus Dur untuk membubarkan dan membekukan Partai Golkar merupakan faktor pembenar terpenting bagi Akbar
Tandjung dan Amien Rais untuk memberhentikan Gus Dur sebagai Presiden RI. Wacana politik itu bagi Megawati justru ditanggapi dengan gaya feminim-minimalis
dan terkesan rendah hati, karena kalau dia menjadi presiden, dia berharap dihormati dan dipatuhi sesuai dengan konstitusi NKRI.
Rosliani : Novel Karya Bokor Hutasuhut: Pendekatan Hermeneutika Historis, 2009 USU Repository © 2008
2.2 Konsep Dasar