Hakikat Pembelajaran PKn SD

28 Dengan penjabaran mengenai hasil belajar, dapat membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian dan mengetahui hasil-hasil belajar yang telah dicapai, apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan atau belum. Dalam penelitian ini peneliti menerapkan metode pembelajaran Talking Stick, diharapkan penerapan metode pembelajaran ini efektif terhadap hasil belajar siswa.

2.1.8 Hakikat Pembelajaran PKn SD

Pendididkan kewarganegaraan yang diberikan kepada siswa diharapkan mampu membina dan mengembangkan siswa supaya menjadi warga negara yang baik good citizen. Menurut Soemantri 1970 dalam Susanto 2013: 226, warga negara yang baik adalah warga yang tahu, mau, dan mampu berbuat baik. Sedangkan menurut Winataputra 1978 dalam Susanto 2013: 226, warga negara yang baik adalah yang mengetahui, menyadari, dan melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Menurut Zamroni dalam Susanto 2013: 226, pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis. Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mendididk generasi muda menjadi warga negara yang demokratis dan partisipasif melalui suatu pendidikan yang diagonal. Istilah kewarganegaraan apabila dikaji secara mendalam berasal dari kepustakaan asing, yang memiliki dua istilah, yaitu civic education dan citizenship education. Cogan 1999 dalam Susanto 2013: 224 menjelaskan kedua istilah ini, sebagai berikut: 29 1 civic education, diartikan sebagai : suatu mata pelajaran dasar di sekolah yang dirancang untuk mempersiapkan warga negara muda agar kelak setelah dewasa dapat berperan aktif dalam masyarakatnya. 2 Citizenship education atau education for citizensship, diartikan sebagai: istilah generik yang mencakup pengalaman belajar di sekolah dan di luar sekolah, seperti yang terjadi di lingkungan keluarga, dalam organisasi keagamaan, dalam organisasi kemasyarakatan, dan dalam media yang membantunya untuk menjadi warga negara seutuhnya. Djahiri 1996 dalam Susanto 2013: 228, esensi pembelajaran PKn bagi anak adalah bahwa secara kodrati maupun sosiokultural dan yuridis formal, keberadaan dan kehidupan manusia selalu membutuhkan nilai, moral, dan norma. Secara tegas, Kosasih Djahiri menyatakan bahwa dalam kehidupan manusia di dunia ini tidak ada tempat dan waktu kehidupan yang bebas nilai value free, karena dengan nilai, norma, dan norma ini, akan menuntun ke arah pengenalan jati diri manusia maupun kehidupannya. Kenapa PKn itu perlu diajarkan kepada anak, sedikitnya ada tiga alasan yang melandasiny, sebagaimana dikemukakan oleh Djahiri 1996 dalam Susanto 2013: 228, yaitu : 1 Bahwa sebagai makhluk hidup, manusia bersifat multikodrati dan multifungsi-peran status; manusia bersifat multikompleks atau neopluralistis. Manusia memliki kodrat Ilahi, sosial, budaya, ekonomi, dan politik. 2 Bahwa setiap manusia memiliki: sense of …, atau value of …, dan conscience of …sense of…menunjukkan integritas atau keterkaitan atau 30 kepedulian manusia akan sesuatu. Sesuatu ini bisa materiel, imateriel, atau kondisional atau waktu. 3 Bahwa manusia ini unik uniqe human. Hal ini karena potensinya yang multipotensi dan fungsi peran serta kebutuhan atau human desire yang multiperan serta kebutuhan. Sejalan dengan pendapat Djahiri, Dasim Budimansyah dan Sapriya 2012 dalam Susanto 2013: 229, berpendapat bahwa pendidikan PKn sangat penting dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga pendidikan PKn harus dibangun atas dasar tiga paradigma, yaitu : 1 PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas, partisipatif, dan bertanggung jawab. 2 PKn secara teoritis dirancang sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang bersifat konfluens atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi ide, nilai, konsep, dan moral Pancasila, kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara. 3 PKn secara programatik dirancang sebagai sebagai subjek pembelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai content embedding values dan pengalaman belajar learning experiences dalam bentuk berbagai prilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan tuntutan bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut ide, nilai, konsep, dan moral Pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara. 31 Pendidikan kewarganegaraan sangat penting untuk diajarkan di sekolah dasar, karena usia anak sekolah dasar masih haus akan pengetahuan. Oleh karena itu sangat penting dan tepat untuk memberikan konsep dasar tentang wawasan Nusantara dan prilaku demokratis secara benar dan terarah, supaya terbentuk watak dan karakteristik warga negara yang baik. Jika salah dalam memberikan pemahaman, maka akan berdampak terhadap pola pikir dan prilaku pribadi yang akan mempengaruhi kehidupan selanjutnya. Tujuan pembelajaran PKn di sekolah dasar yaitu untuk membenrtuk watak dan karakteristik warganegara yang baik. Menurut Mulyasa 2007 dalam Susanto 2013: 231, tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk menjadikan siswa agar : 1 Mampu berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan dinegaranya. 2 Mampu berpartisipasi aktif dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan. 3 Bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik. Hal tersebut akan tercapai dengan mudah jika pendidikan nilai dan norma tetap ditanamkan pada siswa sejak usia dini karena siswa sudah memiliki nilai norma yang baik, maka tujuan untuk mencapai warga negara yang baik akan mudah terwujudkan. Oleh karena itu, pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar sangatlah penting. 32

2.1.9 Karakteristik Siswa SD

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI PECAHAN SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

0 33 267

STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI MUARAREJA 02 TEGAL

1 18 426

KEEFEKTIFAN METODE MATEMATIKA GASING TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR KELILING BANGUN DATAR SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 1 KALIPANCUR KABUPATEN PEKALONGAN

6 42 261

KEEFEKTIFAN STRATEGI CROSSWORD PUZZLE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR AWAN DAN CUACA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI PEGIRIKAN 03 KABUPATEN TEGAL

0 21 186

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KALIGANGSA KULON 01 KABUPATEN BREBES

0 8 245

KEEFEKTIFAN MEDIA “CROOSS TWOO COLOURURS” TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI KEJAMBON TEGAL

1 60 279

KEEFEKTIFAN PENERAPAN PENDEKATAN SAVI TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BERMAIN ALAT MUSIK MELODIS PIANIKA DI KELAS IV A SEKOLAH DASAR NEGERI PESAYANGAN 01 KABUPATEN TEGAL

0 13 268

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 KESESI KABUPATEN PEKALONGAN

0 20 221

PENERAPAN MODEL TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR.

0 3 24

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PredictObserveExplain) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KLEPU 01 PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG

0 0 85