Perbedaan Aktivitas Belajar Siswa dengan Penerapan Metode

109

4.3.3.3 Uji Pihak Kanan Dengan Rumus Pooled Varian Aktivitas Belajar Siswa

Pengujian keefektifan, menggunakan pengujian hipotesis komparatif dua sampel dengan rumus pooled varian. Dari perhitungan tersebut diperoleh 19,97 2,002 t hitung t tabel , maka dapat disimpulkan bahwa Ho 3 ditolak dan Ha 3 diterima atau dapat diartikan bahwa aktivitas belajar siswa yang menerapkan metode pembelajaran Talking Sticklebih efektif dibandingkan dengan yang menerapkan metode pembelajaran ceramah. Perhitungan pengujian hipotesis komparatif dua sampel dengan rumus pooled varian secara lengkap dapat dilihat pada lampiran nomor 39.

4.3.3.4 Uji Pihak Kanan Dengan Rumus Pooled Varian Hasil Belajar Siswa

Pengujian keefektifan, menggunakan pengujian hipotesis komparatif dua sampel dengan rumus pooled varian. Dari perhitungan tersebut diperoleh 3,37 2,002 t hitung t tabel , maka dapat disimpulkan bahwa Ho 4 ditolak dan Ha 4 diterima atau dapat diartikan bahwa Hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaraTalking Sticklebih efektif dibandingkan dengan yang menggunakan metode pembelajaran ceramah. Perhitungan pengujian hipotesis komparatif dua sampel dengan rumus pooled varian secara lengkap dapat dilihat pada lampiran nomor 40.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Perbedaan Aktivitas Belajar Siswa dengan Penerapan Metode

Pembelajaran Talking Stick Perbedaanpenerapan metode pembelajaranTalking Stick terhadap aktivitas belajar PKn siswa,diketahui melaluidata yang diperoleh saatkegiatan 110 pembelajaran. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya perbedaan antara aktivitas belajar PKn siswa yang menerapkan metode pembelajaranTalking Stick dan aktivitas belajar PKn siswa yang menerapkan metode ceramah. Hal tersebut, memperkuat penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Diah, Khasanah, Wardani, Pramukantoro, danSiti yang menunjukkan hasil bahwa metode pembelajaran Talking Sticklebih baik daripada metode ceramah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia aktivitas belajar diartikan sebagai kegiatan.Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar, seperti bertanya, mencatat, mendengar, berpikir, membaca, dan kegiatan lain yang dapat menunjang prestasi siswa dalam proses belajar. Seperti halnya pada pelaksanaan metode pembelajaran Talking Stick, aktivitas siswa merupakan perhatian utama dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan penerapan metode Talking Stick mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran dan mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat dalam proses pembelajaran Huda, 2013: 224. Aktivitas belajar siswa yang menerapkan metode pembelajaranTalking Stickberbeda dengan aktivitas belajar siswa yangmenerapkan metode pembelajaran ceramah.Aktivitas belajar siswa yang menerapkan metode pembelajaran Talking Stick mencakup aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Aktivitas fisik yang dilakukan siswa saat proses pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran Talking Stick yaitu kegiatanmendengarkan, membaca, menulis, berbicara,berkelompok, dan melakukan permainan Talking Stick. Aktivitas mental yang ditunjukkan siswa saat pelaksanaan metode pembelajaran Talking Stickyaitu mengingat dan berpikir. Aktivitas belajar siswa 111 berupa mengingat dan berpikir ditunjukkan siswa saat menyampaikan pendapat atau menjawab pertanyaan dari guru, serta saat menanggapi tanggapan dari siswa lain. Aktivitas belajar yang terdapat dalam pembelajara Talking Sticksesuai dengan pendapatPaul D.Dierich dalam Hamalik 2013: 172, mengklasifikasikan macam-macam aktivitas belajar sebagai beriku, yaitu : 1 Kegiatan visual; 2 Kegiatan lisan atau Oral; 3 Kegiatan mendengarkan; 4 Kegiatan menulis; 5 Kegiatan menggambar; 6 Kegiatan metrik; 7 Kegiatan mental; dan 8 Kegiatan emosional.Berdasarkan apa yang dikemukakan oleh Paul D.Dierich dalam Hamalik 2013: 172 ada beberapa aktivitas belajar siswa yang nampak saat melaksanakan metode pembelajaran Talking Stick, diantaranya yaitu kegiatan visual seperti membaca, kegiatan lisan atau oral seperti mengemukakan pendapat dan diskusi,kegiatan menulis, kegiatan mendengarkan, kegiatan mental mengingat, memecahkan masalah, berpikir, dan kegiatan emosional seperti tenang dan berani.Aktivitas belajar siswa yang nampak saat melaksanakan metode pembelajaran Talking Stick tersebut, kemudian di jabarkan menjadi 4 kriteria yang masing-masing memiliki empat deskriptor. Kriteria tersebut digunakan sebagai pedoman dalam menilai aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran. Keempat kriteria tersebut terdiri atas; 1 keantusiasan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran; 2 keberanian siswa dalam bertanya selama proses pembelajaran; 3 keaktifan siswa dalam diskusi kelompok; 4 ketepatan siswa dalam menyampaikan pendapat. Keantusiasan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran ditunjukkan siswa saat awal pembelajaran seperti, menyiapkan alat tulis, menanggapi pertanyaan guru saat apersepsi. Keantusiasan siswa juga terlihat saat siswa 112 melaksanakan tugas saat proses pembelajaran dan mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru. Butir keantusiasan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran pada kelas eksperimen memperoleh total skor 325 dengan rata-rata 10,84, sedangkan pada kelas kontrol memperoleh total skor 193 dengan rata-rata 6,06. Keberanian siswa dalam bertanya selama proses pembelajaran ditunjukkan siswa saat bertanya dengan dengan inisiatif sendiri, dan berani memberi tanggapa. Butir keberanian siswa dalam bertanya selama proses pembelajaran dikelas eksperimen memperoleh total skor 289 dengan rata-rata 9,63, sedangkan pada kelas kontrol memperoleh total skor 137 dengan rata-rata 4,40. Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok ditunjukkan saat siswa membaca materi pelajaran, mendengarkan dan menerima pendapat orang lain, mengemukakan pendapat saat diskusi, dan mencatat hasil diskusi kelompok. Butir keaktifan siswa dalam diskusi kelompok pada kelas eksperimen memperoleh total skor 307 dengan rata-rata 10,23, sedangkan pada kelas kontrol memperoleh total skor 135 dengan rata-rata 4,50. Ketepatan siswa dalam menyampaikan pendapat ditunjukkan saat siswa berani menjawab pertanyaan dari guru, kalimat yang digunakan tepat, sesuai dengan materi pembelajaran, mengingat materi pelajaran, memperhatikan pendapat siswa lain, dan mencari pemecahan masalah. Butir ketepatan siswa dalam menyampaikan pendapat pada kelas eksperimen memperoleh total skor 299 dengan rata-rata 9,96, sedangkan pada kelas kontrol memperoleh skor 162 dengan rata-rata 5,40. Pembelajaran yang menerapkan metode pembelajaran Talking stick mendorong siswa untuk berani menyampaikan pendapat.Melaluai metode Talking 113 Stick membantu siswa menjadi lebih mandiri, cepat memahami materi bacaan, dan selalu siap dalam menghadapi situasi apapun Huda, 2013: 224.Nilai aktivitas yang telah dijelaskan di atas, baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol membuktikan bahwa aktivitas belajar pada kelas yang menggunakan metode Talking Stick lebih tinggi.Rata-rata nilai aktivitas siswa kelas eksperimen lebih tinggi karena pengaruh penerapan metode pembelajaran yang digunakan, yaitu metode pembelajaranTalking Stick. Nilai aktivitas belajar siswa kelas eksperimen sebesar 84,72 tergolong dalam kategori sangat tinggi, sementara nilai aktivitas pada kelas kontrol sebesar 43,19 termasuk dalam kategori sedang. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran di kelas kontrol menerapkan metodeceramah.Berdasarkanhasil pengamatan yang dilakukan penulis pada saat melaksanakan pembelajaran di kelas eksperimen selama tiga pertemuan, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan aktivitas belajar PKn siswa kelas III pada materi bangga sebagai bangsa Indonesia yang menerapkan metode pembelajaran Talking Stick dapat dengan pembelajaran yang menerapkan metode ceramah.

4.4.2 Perbedaan

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI PECAHAN SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

0 33 267

STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI MUARAREJA 02 TEGAL

1 18 426

KEEFEKTIFAN METODE MATEMATIKA GASING TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR KELILING BANGUN DATAR SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 1 KALIPANCUR KABUPATEN PEKALONGAN

6 42 261

KEEFEKTIFAN STRATEGI CROSSWORD PUZZLE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR AWAN DAN CUACA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI PEGIRIKAN 03 KABUPATEN TEGAL

0 21 186

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KALIGANGSA KULON 01 KABUPATEN BREBES

0 8 245

KEEFEKTIFAN MEDIA “CROOSS TWOO COLOURURS” TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI KEJAMBON TEGAL

1 60 279

KEEFEKTIFAN PENERAPAN PENDEKATAN SAVI TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BERMAIN ALAT MUSIK MELODIS PIANIKA DI KELAS IV A SEKOLAH DASAR NEGERI PESAYANGAN 01 KABUPATEN TEGAL

0 13 268

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 KESESI KABUPATEN PEKALONGAN

0 20 221

PENERAPAN MODEL TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR.

0 3 24

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PredictObserveExplain) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KLEPU 01 PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG

0 0 85