6
6
Kelas X SMAMASMKMAK
KOMPETENSI INTI
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesiik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Untuk kompetensi dasar permainan bola besar dan permainan bola kecil dapat dipilih sesuai dengan sarana prasarana yang tersedia. Dan
dipastikan Guru tidak mengajarkan pada salah satu pembelajaran yang diminati oleh gurunya melainkan diminati oleh siswanya agar siswa tidak
terpaksa dan PJOK menjadi momok bagi siswanya
Pembelajaran aktiitas beladiri selain pencaksilat dapat juga aktiitas beladiri lainnya karate, yudo, taekondo, dll disesuaikan dengan situasi
dan kondisi sekolah. Olahraga beladiri pencaksilat mulai diajarkan pada kelas IV dikarenakan karakterisrtik psikis anak kelas I. II dan III belum
cukup untuk menerima aktiitas pembelajaran beladiri.
Pembelajaran aktiitas air boleh dilaksanakan sesuai dengan kondisi, jikalau tidak bisa dilaksanakan digantikan dengan aktiitas isik lainnya
yang terdapat di lingkup materi. Empat Kompetensi Inti KI yang kemudian dijabarkan menjadi Kompetensi
Dasar KD merupakan bahan kajian yang akan ditransformasikan dalam kegiatan pembelajaran selama satu tahun dua semester.
C. Konsep Dasar Pembelajaran
1. Karakterisktik Pembelajaran PJOK
Pembelajaran merupakan proses yang interaktif antara guru dengan peserta didik. Pembelajaran melibatkan multi pendekatan degnan
menggunakan teknologi yang akan membantu memecahkan permasalahan faktualriil di dalam kelas. Ada tiga komponen dalam
deinisi pembelajaran, yaitu: pertama, pembelajaran adalah suatu proses, bukan sebuah produk, sehingga nilai tes dan tugas adalah
7
Buku Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
ukuran pembelajaran, tetapi bukan proses pembelajaran. Kedua, pembelajaran adalah perubahan dalam pengetahuan, keyakinan,
perilakusikap. Perubahan ini memerlukan waktu, terutama ketika pembentukan keyakinan, perilaku dan sikap. Guru tidak boleh
menafsirkan kekurangan peserta didik dalam pemahaman sebagai kekurangan dalam pembelajaran, karena mereka memerlukan waktu
untuk mengalami perubahan. Ketiga, Pembelajaran bukan sesuatu yang dilakukan kepada peserta didik, tetapi sesuatu yang mereka
kerjakan sendiri. Kualitas pembelajaran PJOK dipengaruhi oleh empat komponen yaitu: peluang untuk belajar, konten yang sesuai,
intruksi yang tepat, serta penilaian peserta didik dan pembelajaran.
Pendidikan Jasmani mengandung makna pendidikan menggunakan aktivitas jasmani untuk menghasilkan peningkatan secara menyeluruh
terhadap kualitas isik, mental, dan emosional peserta didik. Kata aktivitas jasmani mengandung makna pembelajaran adalah berbasis
aktivitas isik. Kata olahraga mengandung makna aktivitas jasmani yang dilakukan dengan tujuan untuk memelihara kesehatan dan
memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dapat dilakukan sebagai kegiatan yang menghibur, menyenangkan atau juga dilakukan dengan
tujuan untuk meningkatkan prestasi. Sementara kualitas isik, mental dan emosional disini bermakna, pembelajaran PJOK membuat peserta
didik memiliki kesehatan yang baik, kemampuan isik, memiliki pemahaman yang benar, memiliki sikap yang baik tentang aktivitas
isik, sehingga sepanjang hidupnya mereka akan memiliki gaya hidup sehat dan aktif.
Berdasarkan uraian tersebut, secara substansi PJOK mengandung aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan. Dimana tujuan utama
PJOK adalah meningkatkan life-long physical activity dan mendorong
perkembangan isik, psikologis dan sosial peserta didik. Jika ditelaah lebih lanjut, tujuan ini mendorong perkembangan motivasi diri
untuk melakukan aktivitas isik, memperkuat konsep diri, belajar bertanggung jawab, dan keterampilan kerjasama. Peserta didik akan
belajar mandiri, mengambil keputusan dalam proses pembelajaran, belajar bertanggung jawab dengan diri dan orang lain. Dan proses
menuju memiliki rasa tanggung jawab ini, setahap demi setahap beralih dari guru kepada peserta didik.
Mata pelajaran PJOK selalu terkait dengan konsep aktivitas jasmani physical activities, bermain play, olahraga sport, rekreasi, dan
dansa.
8
8
Kelas X SMAMASMKMAK
Aktivitas jasmani adalah seluruh gerak tubuh yang dihasilkan oleh konstraksi otot-otot rangka yang secara nyata meningkatkan
pengeluaran energi energy expenditure di atas level kebutuhan dasar Wuest and Bucher; 2009; hal. 11. Secara sederhana aktivitas jasmani
dapat pula diartikan sebagai seluruh gerak tubuh yang melibatkan kelompok otot besar dan memerlukan suplai energi. Artinya, ketika
anak diinstruksikan begerak, gerak yang mereka lakukan harusnya melibatkan kelompok otot besar dan menyebabkan mereka mengolah
energi melalui metabolisme otot yang terlibat.
Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan. Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat isikal yang
tidak kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu bersifat isik. Bermain bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun
elemen dari bermain dapat ditemukan di dalam keduanya.
Dari kata bermain lalu lahir kata benda permainan, yang dengan tetap mengelompokkannya ke dalam garis lurus yang bersifat isikal,
permainan diartikan sebagai “aktivitas isik yang di dalamnya sudah mengandung unsur-unsur yang menyenangkan.” Unsur ini dapat
berupa kompetisi, imaginasi atau fantasi, termasuk adanya modiikasi aturan.
Olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat kompetitif Freeman, 2001. Olahraga adalah aktivitas
jasmani yang sudah benar-benar terorganisir dan tingkat kompetisinya tinggi serta didukung oleh peraturan yang mengaturnya. Peraturan
menetapkan standar-standar kompetisi dan situasi, sehingga individu atlet dapat bertanding secara fair dan mencapai sasaran yang spesiik.
Olahraga juga menyediakan kesempatan untuk mendemostrasikan kompetensi seseorang dan menantang batas-batas kemampuan
maksimal.
Bermain, olahraga, dan pendidikan jasmani melibatkan bentuk- bentuk gerakan, dan ketiganya dapat melumat secara pas dalam
konteks pendidikan jika digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan. Olahraga dan bermain dapat eksis meskipun secara murni untuk
kepentingan kesenangan, untuk kepentingan pendidikan, atau untuk kombinasi keduanya. Kesenangan dan pendidikan tidak harus
dipisahkan secara eksklusif; keduanya dapat beriringan bersama.
Di pihak lain, rekreasi adalah aktivitas untuk mengisi waktu senggang. Rekreasi dapat pula memenuhi salah satu deinisi “penggunaan
berharga dari waktu luang.” Dalam pandangan itu, aktivitas diseleksi
9
Buku Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
oleh individu sebagai fungsi memperbaharui ulang kondisi isik dan jiwa, sehingga tidak berarti hanya membuang-buang waktu. Rekreasi
adalah aktivitas yang menyehatkan pada aspek isik, mental, dan sosial. Dalam pendidikan jasmani, rekreasi tidak bisa lepas dari pelajaran
rekreasi secara aktif dengan memanfaatkan cabang-cabang olahraga yang sudah dipelajari.
Penekanan dari rekreasi adalah nuansa “mencipta kembali” re- creation. Apa yang dicipta kembali itu, meliputi upaya revitalisasi
tubuh dan jiwa yang terwujud karena ‘menjauh’ dari aktivitas rutin dan kondisi yang menekan dalam kehidupan sehari-hari. Landasan
kependidikan dari rekreasi kini diangkat kembali, sehingga sering diistilahkan dengan pendidikan rekreasi, yang tujuan utamanya
adalah mendidik orang dalam memanfaatkan waktu senggang mereka. Rekreasi memungkinkan individu anak terlibat dalam aktivitas yang
dipilih secara bebas, termasuk aktivitas isik yang menghasilkan manfaat kesehatan. Oleh karenanya penting bahwa guru PJOK
mampu memberi kesadaran tentang gaya hidup aktif, membekali dan meningkatkan keterampilan-keterampilan waktu luang leisure skills
dan mengintegrasikan individu ke dalam kegiatan rekreasional di komunitas lingkungan anak tinggal.
2. Petunjuk Khusus dan Sistematika Pembelajaran