Ekonomi Strategi Pengembangan Padi Organik Kelompok Tani Sisandi, Desa Baruara, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara

70 Movement sehingga produk pertanian Indonesia dapat diperdagangkan dan diakui secara internasional. Program Go Organic 2010 ini memiliki visi mewujudkan Indonesia sebagai salah satu produsen pangan organik terbesar di dunia tahun 2010. Dalam pencapaian visi tersebut, pemerintah sangat mendukung pengembangan pertanian organik dengan adanya sosialisasi pertanian organik kepada masyarakat, regulasi yang mendukung pertanian organik, bantuan teknis berupa pembangunan klinik pertanian organik, pengembangan kelembagaan pertanian organik, dan sertifikasi organik. Namun dewasa ini, secara nasional lahan pertanian terancam semakin sempit. Hal ini disebabkan karena maraknya konversi lahan pertanian menjadi bangunan industri, pertokoan, dan perumahan. Oleh sebab itu konversi lahan pertanian menjadi lahan non produktif turut menjadi ancaman dalam pengembangan padi organik.

a. Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dapat diindikasikan dari peningkatan Produk Domestik Bruto PDB. Peningkatan PDB menggambarkan peningkatan total pendapatan termasuk warga negara asing yang bermukim di Indonesia Pada periode tahun 2004 sampai tahun 2008 PDB Indonesia mengalami peningkatan pertumbuhan. Pada tahun 2004 perekonomian Indonesia tumbuh 5,13 persen atau dengan nilai PDB sebesar 1.660,6 triliun. Tahun 2005 nilai PDB Indonesia naik menjadi 1.750,7 triliun atau tumbuh sebesar 5,68 persen. Tahun 2006 nilai PDB Indonesia naik menjadi 1.846,7 atau tumbuh sebesar 5,48 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan Tahun 2007 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,30 persen dengan nilai PDB sebesar 1.964,0 triliun. Pertumbuhan ekonomi Produk Domestik Bruto PDB Indonesia dapat dilihat pada Tabel 11. Pertumbuhan ekonomi yang baik akan mendukung kelancaran usaha termasuk pengembangan padi organik. 71 Tabel 11 . Perkembangan PDB Indonesia Tahun 2004-2007 Tahun PDB atas dasar harga Konstan 2000 Triliun Rupiah Pertumbuhan PDB 2004 1.660,6 5,13 2005 1.750,7 5,68 2006 1.846,7 5,48 2007 1.964,0 6,30 Sumber : BPS 2008 Selain keadaan ekonomi nasional, keadaan ekonomi suatu daerah akan mempengaruhi kinerja usaha termasuk Kelompok Tani Sisandi. Kinerja perekonomian di Kabupaten Tobasa menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan 2000 mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Kontribusi setiap lapangan usaha terhadap Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kabupaten Tobasa dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Perkembangan PDRB Kabupaten Tobasa atas Dasar Harga Konstan 2000 dalam jutaan No. Lapangan usaha 2004 2005 2006 2007 1. Pertanian 499.036,29 520.615,14 536.306,42 565.559,19 2. Pertambangan dan penggalian 3.318,60 3.555,82 3.914,35 4.313,42 3. Industri 429.595,02 455.907,63 489.013,44 518.716,93 4. Listrik, gas, dan air minum 12.259,97 12.914,94 13.455,57 14.266,96 5. Bangunan 49.690,32 51.091,59 54.779,64 58.716,72 6. Perdagangan, hotel, dan restoran 116.135,02 122.581,25 130.275,43 139.401,48 7. Pengangkutan dan komunikasi 43.276,51 45.657,75 48.762,43 51.649,15 8. Keuangan, asuransi, persewaan dan jasa perusahaan 38.567,80 40.048,41 41.999,14 43.675,24 9. Jasa kemasyarakatan, sosial, dan perorangan 97.414,79 100.737,25 104.545,25 108.833,80 Total PDRB 1.289.294,33 1.353.109,77 1.423.051,66 1.505.132,89 Sumber : BPS Kabupaten Tobasa 2008 Keterangan: angka sementara 72 Data diatas menunjukkan bahwa sektor pertanian memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan PDRB Kabupaten Tobasa. Sektor ini memberikan sumbangan yang paling besar jika dibandingkan dengan sektor lainnya. Pada tahun 2006 sektor ini memberikan sumbangan terhadap PDRB sebesar Rp 536.306,42 juta dan tahun berikutnya mengalami peningkatan menjadi Rp 565.559,19 juta. Data ini membuktikan bahwa pembangunan Kabupaten Tobasa sangat tergantung pada pertanian, lumpuhnya sektor pertanian akan berdampak negatif pada perputaran perekonomian Kabupaten Tobasa. Berdasarkan PDRB perkapita, kesejahteraan penduduk Kabupaten Tobasa mengalami peningkatan. Pada tahun 2004 PDRB per kapita Kabupaten Tobasa mencapai Rp 11.104,91 juta menurun 13,23 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun tahun 2005 mengalami peningkatan menjadi Rp 11.947,36 juta atau tumbuh sebesar 8,44 persen dari tahun 2004. Selanjutnya pada tahun 2006 PDRB per kapita mencapai Rp 12.311,68 atau tumbuh sebesar 9,83 persen dari tahun 2005. Untuk lebih jelasnya, peningkatan PDRB per kapita ini dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. PDRB per Kapita Kabupaten Tobasa Tahun 2004-2007 Tahun Nilai Rp 000 Pertumbuhan 2004 11.104,91 -13,23 2005 11.947,36 8,44 2006 12.311,68 9,83 2007 14.268,53 - Sumber : BPS Kabupaten Tobasa 2008 angka sementara

c. Sosial Budaya