79
e. Lokasi usaha yang strategis
Lahan pertanian yang diolah para petani anggota kelompok tani merupakan lahan yang terletak di sekitar rumah petani. Jarak yang paling jauh
yang harus ditempuh oleh petani hanya sekitar 300 m. Dusun Sisandi ini merupakan dusun yang dikelilingi oleh areal persawahan. Lahan pertanian yang
dekat memudahkan petani dalam mengontrol pertumbuhan tanaman padi dan adanya serangan hama. Jarak yang dekat ini juga menghemat waktu yang
dibutuhkan menuju lahan pertanian dan tidak menjadi kendala bagi petani untuk mengantarkan pupuk kandangkompos ke lahan pertanian. Selain itu, lahan yang
dekat dengan rumah petani juga akan menghemat biaya pengangkutan setelah panen.
Dusun Sisandi terletak di Desa Baruara, yang lokasinya dekat dengan pusat kota Balige. Hal ini mengakibatkan kelompok tani dekat akses pasar dan
informasi yang akan mendukung pengembangan padi organik di Kelompok Tani Sisandi.
7.1.2. Kelemahan
Kelemahan yang terdapat pada Kelompok Tani Sisandi terdiri dari enam faktor yaitu: modal kerja yang terbatas, mayoritas lahan petani merupakan lahan
sewaan, petani kurang mampu mengimplementasikan budidaya organik, pemasaran yang kurang efisien, kurang konsistennya anggota organisasi terhadap
tugas-tugasnya, dan sumberdaya manusia petani yang kurang kompeten.
a. Modal kerja yang terbatas
Kegiatan produksi yang dilakukan oleh kelompok tani ini mendapat bantuan modal dari pemerintah. Namun bantuan ini hanya berlangsung dari tahun
1992-2000. Bahkan anggota juga tidak lagi membayar iuran yang telah ditetapkan bersama. Akibatnya kelompok tani tidak memiliki modal yang cukup untuk
membeli hasil produksi anggota. Saat ini kegiatan produksi dilakukan dengan mengandalkan modal pribadi dari petani sehingga tidak jarang petani akan
mendatangi pengumpul untuk mendapat bantuan modal. Namun hal ini tidak cukup membantu karena biasanya pengumpul akan memberikan bantuan modal
dengan bunga yang tinggi.
80
b. Mayoritas lahan petani merupakan lahan sewa
Berdasarkan data yang diperoleh, Kelompok Tani Sisandi mengusahakan lahan seluas 13,8 ha. Dari total lahan yang diusahakan sebanyak 50,7 persen atau
sebanyak 7 ha merupakan lahan sewaan dan 49,3 persen atau 6,8 ha merupakan lahan milik sendiri.
Status kepemilikan lahan yang didominasi oleh lahan sewaan merupakan salah satu kelemahan yang terdapat dalam kelompok tani dalam pengembangan
padi organik. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan para petani untuk menerapkan budidaya padi organik karena petani harus membayar sewa lahan
kepada pemilik lahan.
c. Petani kurang mampu mengimplementasikan budidaya padi organik
Sejak kelompok tani ini dibentuk, kegiatan budidaya padi dilakukan dengan mengandalkan pupuk dan pestisida kimia. Kelompok tani ini belum
pernah mengusahakan padi secara organik dikarenakan belum menguasai budidaya padi secara organik. Meskipun ketua telah mengikuti beberapa pelatihan
yang berhubungan dengan pertanian organik ternyata belum mampu mengimplementasikannya di lapangan. Hal ini diakibatkan teknologi ini
membutuhkan kerjasama yang baik diantara para anggota kelompok tani. Sementara para anggota kelompok tani lainnya kurang menguasai budidaya padi
organik dan kurang yakin dengan teknologi tersebut.
d. Pemasaran yang kurang efisien