IV METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelompok Tani Sisandi, Desa Baruara, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Pemilihan lokasi
dilakukan dengan sengaja dengan pertimbangan padi merupakan salah satu komoditi unggulan dalam pembangunan di Kabupaten Tobasa. Selain itu, Desa
Baruara merupakan desa yang memiliki lahan sawah paling luas di Kabupaten Tobasa mencapai 240 ha. Pemilihan Kelompok Tani Sisandi dilakukan secara
sengaja berdasarkan pertimbangan dari Dinas Pertanian Tobasa. Anggota Kelompok Tani Sisandi merupakan petani yang mengusahakan tanaman padi
sebagai mata pencarian utama di lahan pertanian mereka. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai Mei 2009.
4.2. Data dan Instrumentasi
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan,
pengisian kuisioner, dan wawancara. Wawancara dilakukan terhadap semua anggota kelompok tani yang bertujuan untuk mengetahui keadaan internal
kelompok tani. Selain itu, wawancara juga dilakukan terhadap konsultan pertanian dan penyuluh pertanian untuk mengetahui keadaan eksternal kelompok tani.
Data sekunder diperoleh dari penelitian terdahulu, makalah, seminar, buku, world wide web www, artikel dan literatur yang berhubungan dengan
topik dan permasalahan yang dianalisis. Sebagai data penunjang dikumpulkan data-data dari instansi terkait seperti Dinas Pertanian Kabupaten Tobasa,
Dinas Pertanian Pusat, BPS Tobasa, dan BPS pusat.
4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan konsep manajemen strategis. Data diolah secara kualitatif untuk
menjelaskan faktor-faktor internal kekuatan dan kelemahan dan faktor-faktor eksternal peluang dan ancaman yang mempengaruhi Tani Sisandi dalam
mengembangkan padi organik. Faktor internal dan eksternal dikombinasikan
49 untuk memperoleh rumusan alternatif strategi. Strategi pengembangan padi
organik di Kelompok Tani Sisandi terdiri dari tiga tahap yaitu: Tahap 1: tahap masukan atau pengumpulan data input stage yaitu tahap
meringkas informasi lingkungan internal dan eksternal yang diperlukan untuk merumuskan strategi. Lingkungan internal dianalisis dengan
pendekatan fungsional sedangkan lingkungan eksternal dianalisis dengan pendekatan lingkungan industri dan lingkungan makro.
Tahap 2: tahap pencocokan matching stage yaitu tahap yang menghasilkan strategi alternatif yang diperoleh dengan mengkombinasikan faktor
internal dan eksternal. Hasil tahap pencocokan ini akan diperoleh dalam matriks SWOT berupa alternatif strategi yang dapat diterapkan di
Kelompok Tani Sisandi. Tahap 3: tahap perancangan arsitektur strategik yang memetakan setiap program
kerja yang merupakan bagian dari alternatif strategi dalam kurun waktu tertentu untuk mencapai sasaran yang diinginkan.
4.3.1. Tahap Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menganalisis lingkungan internal yang menggunakan pendekatan fungsional. Bidang-bidang fungsional yang akan
diteliti mencakup manajemen, keuangan, operasi dan produksi, bidang pemasaran, penelitian dan pengembangan. Tujuan dari identifikasi internal adalah untuk
menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dalam kelompok tani.
Selain faktor internal, faktor eksternal juga perlu dianalisis untuk mengetahui tingkat peluang dan ancaman yang berada di luar kendali kelompok
tani. Faktor-faktor eksternal terdiri dari lingkungan industri dan lingkungan makro. Faktor-faktor yang terdapat pada lingkungan makro adalah politik,
ekonomi, sosial budaya, dan teknologi. Faktor-faktor ini lebih dikenal dengan istilah PEST. Sementara itu faktor-faktor yang terdapat pada lingkungan industri
adalah potensi masuknya pendatang baru, kekuatan tawar-menawar pemasok, kekuatan tawar-menawar pembeli, produk substitusi, dan persaingan dalam
industri serta tingkat persaingannya.
50
4.3.2. Tahap Pencocokan
Tahap pencocokan merupakan tahap yang merumuskan alternatif strategi setelah menganalisis lingkungan internal dan eksternal. Tahap pencocokan ini
menggunakan matriks SWOT. Komponen
SWOT terdiri dari kekuatan strengths, kelemahan weaknesses, peluang opportunities, dan ancaman threaths dimana dari
matriks ini dapat menghasilkan empal tipe alternatif strategi, yaitu : 1.
Strategi S-O Strengths-Opportunities 2.
Strategi W-O Weaknesses-Opportunities 3.
Strategi S-T Strengths-Threaths 4.
Strategi W-T Weaknesses-Threaths Matriks SWOT terdiri dari sembilan sel yaitu: empat sel faktor S, W, O,
dan T, empat sel alternatif strategi, dan satu sel kosong. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 8. Terdapat delapan tahapan dalam membentuk matriks SWOT, yaitu:
1. Membuat daftar faktor-faktor peluang eksternal perusahaan.
2. Membuat daftar faktor-faktor ancaman eksternal perusahaan.
3. Membuat daftar kekuatan kunci internal perusahaan.
4. Membuat daftar kelemahan kunci internal perusahaan.
5. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal dan
catat hasilnya dalam sel strategi S-O. 6.
Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang eksternal
perusahaan yang hasilnya dicatat dalam sel strategi W-O. 7.
Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal perusahaan dan ancaman-ancaman eksternal yang hasilnya dicatat dalam sel strategi S-T.
8. Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal perusahaan dan ancaman-
ancaman eksternal yang hasilnya dicatat dalam sel strategi W-T.
51
Tabel 8. Matriks SWOT
Internal Eksternal
Strength S Daftar Kekuatan
1…… 2……..
Weakness W Daftar Kelemahan
1…… 2……..
Opportunities O Daftar Peluang
1…… 2……..
Strategi S-O Strategi menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
Strategi W-O Strategi
memanfaatkan peluang untuk mengatasi
kelemahan.
Threats T Daftar ancaman
1…… 2……..
Strategi S-T Strategi menggunakan
kekuatan untuk menghindari ancaman.
Strategi W-T Strategi meminimalkan
kelemahan dan menghindari ancaman.
Sumber: David 2006
4.3.3. Tahap Perancangan Arsitektur Strategik
Arsitektur strategik adalah suatu gambar rancangan arsitektur strategi yang membuat implementasi dari strategi-strategi yang didapatkan dari hasil analisis
matriks SWOT. Peneliti menggunakan hasil analisis matriks SWOT berupa strategi S-O, W-O, S-T, dan W-T untuk menyusun arsitektur strategik. Masing-
masing strategi S-O, W-O, S-T, dan W-T dikembangkan dalam bentuk program kegiatan. Program kegiatan yang telah dirumuskan lebih mudah untuk dipahami
dan dilaksanakan. Selanjutnya peneliti menetapkan rentang waktu selama delapan tahun
untuk mengimplementasikan arsitektur strategik Kelompok Tani Sisandi. Pemilihan rentang waktu selama delapan tahun merupakan subjektivitas peneliti
berdasarkan literatur-literatur yang mendukung dan fakta yang telah ada di Kabupaten Sragen. Kerangka metode penelitian yang digunakan untuk menyusun
arsitektur strategik Kelompok Tani Sisandi dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Perancangan Arsitektur Strategik Kelompok Tani Sisandi.
Analisis Lingkungan
Internal Analisis
Lingkungan Eksternal
SWOT
Arsitektur Strategik
Visi, Misi, dan tujuan
Tantangan
Rekomendasi Program
kegiatan
V GAMBARAN UMUM KELOMPOK TANI SISANDI
5.1. Sejarah dan Perkembangan Kelompok Tani Sisandi