Jenis-jenis Strategi Generik Strategi Pengembangan Padi Organik Kelompok Tani Sisandi, Desa Baruara, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara

41 para pekerja, 2 bagaimanakah masa keusangan teknologi, dan 3 bagaimana harga teknologi yang akan diadopsi.

3.3. Jenis-jenis Strategi Generik

Pada dasarnya setiap perusahaan mempunyai strategi dalam berusaha. Umumnya bentuk strategi yang digunakan perusahaan berbeda-beda baik antar industri, antar perusahaan, bahkan antar situasi. Namun, ada sejumlah strategi yang sudah diketahui umum dan dapat diterapkan pada berbagai bentuk industri dan ukuran perusahaan yang dikenal sebagai strategi generik. Menurut David 2006, strategi generik dapat dikelompokkan atas empat kelompok strategi yaitu: strategi integrasi, intensif, diversifikasi, dan defensif. Dari keempat jenis strategi generik ini dapat dibagi menjadi 13 strategi utama yaitu: integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, diversifikasi konsentrik, diversifikasi konglomerat, diversifikasi horizontal, penciutan biaya retrechment, penciutan usaha divestasi, usaha patungan joint venture, dan likuidasi.

3.3.1. Strategi Integrasi

Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal merupakan bagian strategi integrasi. Integrasi ke depan adalah upaya memiliki atau meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pemasok. Integrasi ini berhubungan dengan strategi yang mempengaruhi suplai input perusahaan. Adapun integrasi horizontal adalah strategi yang dimiliki atau ditingkatkan untuk memiliki kendali terhadap perusahaan pesaing.

3.3.2. Strategi Intensif

Alternatif strategi yang termasuk ke dalam strategi intensif antara lain, penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk. Pada penerapannya, strategi tersebut memerlukan usaha intensif jika posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan. Strategi penetrasi pasar market penetration berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk barang dan jasa yang telah ada di pasar melalui usaha pemasaran yang gencar. Strategi ini sering digunakan baik secara individu maupun dikombinasikan dengan strategi lainnya. Penetrasi pasar dapat terdiri dari 42 upaya menambah jumlah pramuria, menambah belanja iklan, melakukan promosi, penjualan intensif, atau meningkatkan upaya publisitas. Pengembangan pasar berupaya untuk mengenalkan produk yang telah ada ke area geografi yang baru. Strategi ini sangat tepat untuk dilakukan ketika tersedia jaringan distribusi baru yang dapat diandalkan, tersedia pasar yang belum tersentuh atau belum jenuh, dan perusahaan memiliki kebutuhan modal dan sumberdaya untuk mengelola operasi yang berkembang. Pengembangan produk adalah strategi yang berupaya meningkatkan penjualan dengan memperbaiki produk atau jasa yang sudah ada, hal ini terkait dengan proses rekayasa produk secara fisik. Pengembangan produk biasanya memerlukan biaya yang besar untuk penelitian dan pengembangan.

3.3.3. Strategi Diversifikasi

Pada dasarnya istilah diversifikasi mengacu pada sekelompok bentuk strategi yang berbeda-beda. Hal ini dapat mengacu pada perubahan produk, pasar, atau fungsi. Secara umum terdapat tiga jenis strategi diversifikasi yaitu: diversifikasi konsentrik, horisontal, dan konglomerat. Strategi diversifikasi konsentrik dapat didefenisikan sebagai kegiatan menambah produk baru namun masih terkait. Strategi ini dapat diterapkan ketika organisasi bersaing dalam industri yang pertumbuhannya lambat, produk-produk perusahaan saat ini dalam tahap daur hidup produk yang menurun dan perusahaan memiliki tim manajemen yang kuat. Strategi diversifikasi horizontal dapat didefenisikan sebagai kegiatan menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait kepada pelanggan yang sudah ada. Strategi ini dapat dijalankan ketika pendapatan perusahaan yang berasal dari produk atau jasa yang sudah ada dapat meningkat secara signifikan dengan penambahan produk yang tidak terkait, perusahaan bersaing dalam industri yang sangat kompetitif, serta memiliki saluran distribusi yang baik. Strategi diversifikasi konglomerat dapat didefenisikan sebagai kegiatan menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait. Strategi ini dapat diterapkan ketika dasar organisasi sedang mengalami penjualan dan laba tahunan yang merosot, organisasi mempunyai modal maupun tenaga manajerial yang diperlukan untuk bersaing dalam industri baru, serta kondisi pasar saat ini yang telah jenuh. 43

3.3.4. Strategi Defensif

David 2006, mendefenisikan strategi defensif sebagai strategi yang memiliki ciri utama di mana perencana strategis bereaksi terhadap tekanan lingkungan akibat keadaan yang memaksa. Strategi-strategi utama yang ternasuk ke dalam kategori defensif antara lain penciutan biaya retrechment, penciutan usaha divestasi, usaha patungan joint venture, dan likuidasi. Rasionalisasi biaya atau penciutan biaya terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturisasi melalui penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang menurun. Strategi ini kadang disebut sebagai strategi terbalik turn-around atau re-organisasi. Rasionalisasi biaya dirancang agar perusahaan mampu bertahan pada pasar persaingannya. Kebangkrutan dapat menjadi pilihan strategi rasionalisasi biaya yang efektif karena kebangkrutan dapat membuat perusahaan menghindari kewajiban utang yang besar. Strategi penciutan usaha atau divestasi dapat didefenisikan sebagai kegiatan menjual suatu divisi atau bagian organisasi. Tujuan dari strategi ini adalah untuk meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan untuk akuisisi atau investasi strategis lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi rasionalisasi biaya menyeluruh untuk melepaskan organisasi dari bisnis yang tidak menguntungkan, yang memerlukan modal terlalu besar, atau tidak cocok dengan aktivitas lainnya dalam perusahaan. Strategi usaha patungan atau joint venture merupakan strategi dimana dua atau lebih perusahaan membentuk suatu perusahaan temporer dengan tujuan kapitalisasi modal. Strategi ini dilakukan dengan pertimbangan perusahaan akan bertahan dengan tidak memikul beban usahanya sendirian. Jadi, tujuan strategi ini adalah menggabungkan beberapa perusahaan dalam bentuk perusahaan baru yang terpisah dari induk-induknya. Likuidasi adalah menjual semua aset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai nilai nyata aset tersebut. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan salah satu pilihan terakhir untuk mengantisipasi kerugian yang akan menimpa perusahaan, oleh karenanya likuidasi merupakan strategi yang secara emosional sulit dilakukan. 44

3.4. Arsitektur Strategik