Komponen SWOT 1. Kekuatan Memiliki peralatan pertanian yang mendukung Memiliki ketua kelompok tani yang aktif dan dinamis

VII STRATEGI PENGEMBANGAN PADI ORGANIK

7.1. Komponen SWOT

Identifikasi faktor strategis internal dan eksternal diperoleh dari hasil diskusi dengan ketua kelompok tani, anggota kelompok tani, petugas penyuluh pertanian, konsultan pertanian, observasi lapang, dan studi literatur. Hasil identifikasi menyimpulkan bahwa terdapat 11 faktor internal dan 11 faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari lima kekuatan dan enam kelemahan sedangkan faktor eksternal terdiri dari delapan peluang dan tiga ancaman.

7.1. 1. Kekuatan

Berdasarkan identifikasi lingkungan internal, Kelompok Tani Sisandi memiliki lima kekuatan yaitu: memiliki peralatan pertanian yang mendukung, memiliki ketua kelompok tani yang aktif dan dinamis, telah mengikuti pelatihan teknologi budidaya pertanian ramah lingkungan, telah mengikuti pelatihan budidaya padi yang baik, dan lokasi usaha yang strategis.

a. Memiliki peralatan pertanian yang mendukung

Kelompok Tani Sisandi telah memiliki peralatan pertanian yang sangat mendukung seperti, alat penggaris lahan, traktor, mesin perontok malai padi, dan mesin pembersih bulir padi. Sarana-sarana ini merupakan bantuan dari dinas pertanian setempat dan kerja sama dengan pihak lain atas prestasi yang dimiliki oleh kelompok tani. Tersedianya kelengkapan peralatan pertanian ini sangat membantu kegiatan produksi di Kelompok Tani Sisandi. Sarana pertanian ini dapat digunakan juga dalam pertanian padi organik. Adanya kelengkapan peralatan pertanian ini membuat Kelompok Tani Sisandi memiliki keunggulan dibandingkan kelompok tani lain.

b. Memiliki ketua kelompok tani yang aktif dan dinamis

Kelompok Tani Sisandi memiliki ketua yang mau bekerja dan berusaha. Ketua kelompok tani aktif dalam mencari informasi yang dapat membantu kegiatan pertanian, baik kepada Dinas Pertanian maupun kepada pihak yang lebih mengetahui tentang pertanian. Selain itu, ketua kelompok tani juga bersifat dinamis yang berarti mau menerima perubahan. Sebagian besar petani umumnya bersifat statis atau kaku terhadap perubahan. Hal ini diakibatkan adanya 78 kekhawatiran akan mengalami kerugian ketika menerapkan teknologi baru dalam pertanian. Ketua Kelompok Tani Sisandi tidak takut menerima perubahan dan aktif dalam melakukan sesuatu yang baru. Bahkan ketua kelompok tani mau menjadikan sebagian lahannya sebagai lahan percobaan. Berdasarkan hasil wawancara, ketua kelompok tani bersedia memberikan 0,28 ha lahannya untuk dijadikan lahan percobaan penanaman padi organik. Keberadaan lahan percobaan padi organik ini diharapkan mampu meyakinkan petani bahwa pertanian padi organik menguntungkan.

c. Telah mengikuti pelatihan