Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 Minimal KKM. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan apresiasi drama siswa tergolong masih rendah dan kurang, tidak hanya dalam proses tetapi juga dalam hasil pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa siswa kelas XI-IPA 1 SMA Negeri 1 Kretek menyebutkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya bermain drama sangat membosankan. Guru cenderung hanya menyuruh siswa mencari teks drama kemudian mementaskannya. Beberapa siswa juga menyebutkan bahwa guru pelajaran Bahasa Indonesia kurang aktif dan kreatif untuk membuat pembelajaran lebih hidup. Guru hanya memberi tugas dan tidak bisa membuat kelas dinamis. Hal ini membuktikan bahwa rendahnya keterampilan bermain drama siswa tidak hanya dipengaruhi oleh faktor dari siswa saja tetapi juga dari guru mata pelajaran. Hal serupa juga ditemukan dari hasil observasi kelas ketika guru Bahasa Indonesia mengajar. Pada pembelajaran di kelas ditemukan fakta bahwa pemainan drama siswa terlihat kurang menarik karena siswa hanya terpaku pada teks. Guru juga cenderung menggunakan pendekatan yang konvensional dan kurang inovasi, sehingga pembelajaran keterampilan berlangsung monoton dan membosankan. Siswa tidak diajak untuk belajar bagaimana bermain drama, tetepi cenderung diajak belajar tentang drama. Artinya, apa yang disajikan oleh guru di kelas bukan bagaimana siswa bermain drama sesuai konteks, melainkan diajak untuk mempelajari teori tentang drama. Akibatnya, keterampilan apresiasi sastra khususnya bermain drama hanya sekedar melekat pada diri siswa sebagai sesuatu yang rasional dan kognitif, belum melekat secara emosional dan afektif. 5 Berdasarkan hal tersebut, rendahnya keterampilan bermain drama bisa menjadi hambatan serius bagi kreativitas siswa kelas XI-IPA 1 SMA Negeri 1 Kretek. Berdasarkan keprihatinan atas fenomena yang terjadi tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang pendidik diharapkan mampu untuk mengoperasikan beberapa strategi inovatif dalam peristiwa belajar mengajar. Selain itu guru diharapkan mampu untuk berinovasi dalam merancang teknik-teknik penyajian atau metode pembelajaran yang menyenangkan. Hal itu perlu dilakukan agar siswa tidak berada pada suasana pembelajaran yang kaku, monoton, dan membosankan. Pembelajaran keterampilan bermain drama pun menjadi sajian materi yang menyenangkan dan selalu dirindukan oleh siswa. Salah satu metode inovatif yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam keterampilan bermain drama adalah metode sosiodrama. Metode sosiodrama merupakan metode pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk melatih keterampilan bermain drama siswa. Sosiodrama merupakan metode bermain drama secara sederhana. Dalam bermain drama siswa dibagi untuk memerankan tokoh-tokoh tertentu sesuai dengan tema pembelajaran. Sosiodrama adalah metode yang digunakan untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan melalui suatu suasana yang didramatisasikan sehingga dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri secara lisan. Metode ini merupakan suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai 6 tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Melalui metode sosiodrama guru dan siswa dituntut untuk sama-sama aktif. Guru dituntut memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kreativitasnya dengan memberikan topik dan cerita yang sedang terjadi di masyarakat. Topik dan cerita ini dapat berupa gambaran permasalahan sosial di sekitar siswa yang menarik untuk diselesaikan, sehingga siswa pun tertarik untuk menyelesaikannya. Guru tidak hanya semata-mata memberikan topik dan cerita saja, namun tetap membimbing, menstimulus, dan memotivasi siswa agar imajinasi siswa berkembang. Metode sosiodrama juga memiliki tindak lanjut berupa diskusi, sehingga antara siswa dan guru dapat berdiskusi mengenai hasil pembelajaran bermain drama sekaligus menyelesaikan permasalahan pada topik dan cerita yang digunakan. Metode sosiodrama dipilih untuk meningkatkan keterampilan bermain drama karena dengan metode sosiodrama akan tumbuh dalam diri siswa rasa ketertarikan dalam pembelajaran bermain drama, sehingga aspek-aspek keterampilan siswa dalam bermain drama otomatis akan mengalami perubahan. Metode sosiodrama cocok digunakan dalam pembelajaran keterampilan bermain drama. Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia, metode sosiodrama belum pernah diterapkan untuk meningkatkan keterampilan bermain drama siswa SMA Negeri 1 Kretek Bantul. Penerapan metode sosiodrama dapat menjadi alternatif sekaligus inovasi bagi guru dalam pembelajaran bermain drama agar guru lebih kreatif. Metode ini 7 juga diharapkan mampu meningkatkan proses belajar dan prestasi siswa. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan yang ada di SMA Negeri 1 Kretek Bantul yang berkaitan dengan meningkatkan keterampilan bermain drama, maka peneliti menggunakan metode sosiodrama sebagai metode pembelajaran. Peneliti dan guru kolaborator mengadakan penelitian pada siswa kelas XI-IPA 1 SMA Negeri 1 Kretek Bantul yang berbentuk Penelitian Tindakan Kelas PTK dengan judul “Upaya Peningkatan Keterampilan Bermain Drama dengan Menggunakan Metode Sosiodrama pada Siswa Kelas XI- IPA 1 SMA Negeri 1 Kretek bantul”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut. 1. Rendahnya keterampilan bermain drama siswa kelas XI-IPA 1 SMA Negeri 1 Kretek Bantul. 2. Pembelajaran apresiasi sastra khususnya bermain drama dianggap keterampilan yang tidak penting. 3. Kurangnya minat dan keseriusan siswa pada saat pembelajaran bermain drama. 4. Kurangnya inovasi guru Bahasa Indonesia dalam pembelajaran bermain drama. 5. Metode yang digunakan guru Bahasa Indonsia masih bersifat konvensional. 6. Belum digunakan metode sosiodrama di SMA Negeri 1 Kretek Bantul. 8

C. Pembatasan Masalah

Melihat latar belakang dan identifikasi permasalahan di atas, diharapkan penelitian ini terfokus dalam membatasi masalah yang ada. Penelitian ini dibatasi pada permasalahan mengenai bagaimana peningkatan keterampilan apresiasi sastra khususnya mengungkapkan gerak-gerik, mimik, dan intonasi sesuai dengan watak tokoh dalam pementasan drama dengan menggunakan metode sosiodrama pada kelas XI-IPA 1 SMA Negeri 1 Kretek Bantul. Pembatasan masalah tersebut dipilih terkait dengan adanya masalah yaitu masih rendahnya keterampilan mengapresiasi sastra pada siswa khususnya mengungkapkan wacana sastra dalam bentuk pementasan drama siswa XI-IPA 1 SMA Negeri 1 Kretek Bantul. D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana meningkatan kemampuan bermain drama siswa kelas XI-IPA 1 SMA Negeri 1 Kretek Bantul dengan metode sosiodrama?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran keterampilan bermain drama siswa kelas XI-IPA 1 SMA Negeri 1 Kretek Bantul dengan metode sosiodrama. 9

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dan praktis. 1. Manfaat Teoretis Adanya penelitian ini diharapkan menambah teori atau metode dalam pembelajaran keterampilan bermain drama. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai berikut. a. Bagi Guru dan Calon Guru Guru maupun calon guru memperoleh pengalaman profesional dalam menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran bermain drama yang inovatif dan kreatif. Penelitian ini juga dapat dijadikan referensi dan tambahan pengetahuan tentang metode pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan apresiasi sastra khususnya bermain drama. b. Bagi Siswa Hasil penelitian ini dapat digunakan dalam membantu pembelajaran siswa untuk meningkatkan keterampilan bermain drama. Siswa lebih menikmati dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran bermain drama sehingga kualitas dan hasil belajarnya meningkat. c. Bagi Pihak Sekolah Sekolah mempunyai dokumentasi bermain drama yang dapat digunakan sebagai bahan ajar selanjutnya, sekolah mempunyai out put siswa yang lebih berkualitas, khususnya dalam keterampilan bermain drama. Penelitian ini 10 diharapkan dapat lebih mengembangkan inovasi dalam pembelajaran khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia. d. Bagi Pengembangan ilmu pengetahuan Dapat dijadikan sebagai referensi dalam melaksanakan penelitian berikutnya terutama penelitian yang berkaitan dengan apresiasi sastra khususnya keterampilan bermain drama. e. Bagi peneliti Penelitian ini akan menjadi bentuk pengabdian dan penerapan dari ilmu yang didapat, memberikan pengalaman kepada peneliti, serta dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat terutama dalam bidang pendidikan dan drama.

G. Batasan Istilah

Agar diperoleh pemahaman yang sama antara penyusun dan pembaca tentang istilah judul skripsi ini, maka perlu adanya pembatasan istilah sebagai berikut. 1. Peningkatan merupakan cara yang dilakukan secara sengaja untuk memperbaiki dan mempertinggi kemampuan tertentu. Peningkatan juga diartikan sebagai suatu perubahan dari keadaan tertentu menuju ke keadaan yang lebih baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Peningkatan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan pada siswa dalam hal proses pembelajaran bermain drama dalam hal keberanian, keaktifan, konsentrasi, antusias, situasi pembelajaran, dan praktik bermain drama dengan pemerolehan skor yang sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal.