17.56 S Peningkatan Keterampilan Bermain Drama Siswa dengan Metode

124 Dari tabel 7 halaman 70 diperoleh data tentang keterampilan awal siswa dalam bermain drama. Skor rata-rata aspek bermain drama pada pratindakan belum mencapai 7,8 sehingga dapat dikatakan permainan drama siswa masih kurang. Skor rata-rata aspek ekspresi sebesar 3,28. Skor rata-rata aspek penghayatan sebesar 3,32. Skor rata-rata aspek gerak sebesar 3,12. Skor rata-rata aspek sikap sebesar 2,92. Skor rata-rata aspek intonasi sebesar 3. Skor rata-rata aspek artikulasi sebesar 3,2. Jumlah rata-rata hitung dari keseluruhan aspek yang dinilai adalah 18,84 31,4. Dari hasil pratindakan ini dapat dikatakan bahwa keterampilan drama siswa kelas XI IPA-1 SMA Negeri 1 Kretek Bantul berkategori kurang, karena jumlah skor rata-rata masing-masing siswa pada pratindakan belum mencapai 46,8. Selain itu peneliti juga melakukan pengamatan proses selama pembelajaran bermain drama. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan kolaborator menunjukkan bahwa proses pembelajaran masih kurang sesuai dengan harapan ideal peneliti dan kolaborator. Sebagian besar siswa masih kurang berani dalam bermain drama, siswa kurang aktif dalam pembelajaran, siswa masih suka melamun atau berbicara dengan temannya, siswa kurang konsentrasi, dan antusias siswa untuk mengikuti pembelajaran pun masih kurang. Dari tabel 8 halaman 77 tentang hasil pengamatan proses pembelajaran siswa dalam bermain drama pada pratindakan. Jumlah rata-rata hitung yang diperoleh siswa dari keseluruhan aspek yang dinilai adalah 7,96 39,8 hasil tersebut belum mencapai skor yang diinginkan yaitu 15,6 78, maka proses pembelajaran drama berkategori kurang. Rata-rata tiap aspek juga belum sampai 125 skor 3,12, maka dapat dikategorikan kurang. Rata-rata hitung untuk aspek keberanian pada pratindakan mencapai skor 1,4. Aspek keaktivan mencapai skor 1,48. Aspek konsentrasi mencapai skor 1,48. Aspek antusias mencapai skor 1,6 dan aspek situasi pembelajaran mencapai skor 2. Melihat kondisi tersebut, kegiatan praktik bermain drama di sekolah perlu dilakukan perbaikan-perbaikan. Salah satu langkah yang dapat diambil guru adalah pengembangan variasi pembelajaran dan penggunaan metode atau cara dalam pembelajaran yang tepat agar apresiasi siswa terhadap sastra tumbuh dengan baik. Selain itu, kegiatan bermain drama di sekolah perlu dilakukan secara rutin, sehingga siswa mampu mengembangkan minat dan bakatnya serta dapat menumbuhkan rasa percaya diri bagi para siswa tersebut. Melalui metode sosiodram ini kualitas pembelajaran bermain drama pada siswa kelas XI IPA-1 SMA Negeri 1 Kretek Bantul dapat ditingkatkan. Metode pembelajaran sosiodrama dalam pembelajaran bermain drama menawarkan pembelajaran drama semakin menarik dan menyenangkan. Metode ini juga menambah wawasan siswa baik dalam menemukan karakter tokoh maupun memahami karakter orang lain. Selain mempunyai manfaat besar bagi siswa yang merasa kesulitan dalam bermain drama karena di dalam metode sosiodrama juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan masalah, kemudian bereksperimen dengan berbagai macam cara untuk mengatasi masalah ketika terjadi lagi. 126

2. Pelaksanaan Tindakan Kelas Bermain Drama dengan Metode

Sosiodrama dalam Meningkatkan Keterampilan Siswa Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan metode sosiodrama telah diterapkan dalam dua siklus, yang memfokuskan pada bentuk kegiatan bermain drama. Untuk mencapai hasil yang maksimal, guru dituntut untuk selalu memperhatikan seluruh siswa dalam praktik bermain drama dengan metode sosiodrama. Mulai dari kegiatan pengembangan topik cerita, diskusi mengembangkan cerita, memilih peran, motivasi, menyiapkan pengamat, memainkan peran, diskusi, dan evaluasi, serta refleksi. Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui peningkatan keterampilan bermain drama siswa berupa lembar pengamatan. Penilaian hasil bermain drama meliputi 6 aspek, yaitu: 1 aspek ekspresi, 2 aspek penghayatan, 3 aspek gerak, 4 aspek sikap, 5 aspek intonasi, dan 6 aspek artikulasi. Penilaian proses selama pembelajaran meliputi 5 aspek, yaitu: 1 aspek keberanian siswa, 2 aspek keaktifan siswa, 3 aspek konsentrasi siswa, 4 aspek antusias siswa, 5 aspek situasi pembelajaran. Pelaksanaan siklus I dimulai dengan perlakuan tindakan, yaitu penyiapan materi tentang metode sosiodrama. Pada siklus I ini siswa diberikan pengetahuaan tentang metode sosiodrama. Siswa diperkenalkan tentang satu demi satu tahapan metode sosiodrama. Setelah siswa diberikan pengetahuan tentang metode sosiodrama, kemudian siswa dilatih menggunakan metode sosiodrama untuk meningkatkan keterampilan bermain drama siswa. Permainan drama siswa pada siklus I ini mengalami peningkatan pada aspek penghayatan, ekspresi, sikap,