38
C. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut. Hasil penelitian Imam Baihaqi 2011 tenta
ng “Peningkatan Keterampilan Bermain Drama dengan Metode Role Playing pada Kolompok Teater Kenes
SMPN 4 Yogyakarta ” menyimpulkan bahwa metode role playing dapat
meningkatkan keterampilan bermain drama pada kelompok Teater Kenes SMPN 4 Yogyakarta. Kemampuan rata-rata siswa dalam bermain drama sebelum adanya
implementasi tindakan berkategori kurang. Namun, setelah implementasi tindakan selama dua siklus, kemampuan rata-rata siswa dalam bermain drama menjadi
kategori baik. Proses pembelajaran bermain drama juga mengalami peningkatan. Sebelum implementasi tindakan, siswa masih belum berani untuk bermain peran,
kurang aktif, dan siswa masih terlihat ragu untuk melakukan gerakan sehingga peran yang dimainkan menjadi kurang maksimal. Setelah implementasi tindakan,
siswa menjadi lebih berani aktif di dalam pembelajaran, dan mereka tidak ragu lagi untuk melakukan gerakan, bahkan mereka sudah bisa melakukan improvisasi
gerakan. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan, yaitu pada jenis penelitian dan subjek penelitian. Kedua penelitian sama-sama memiliki
jenis penelitian tindakan kelas. Kedua penelitian ini juga sama-sama memiliki subjek penelitian yang sama yaitu keterampilan bermain drama. Perbedaan
penelitian ini dengan yang akan diteliti adalah penelitian ini menggunakan metode role playing, sedangkan peneliti menggunakan metode sosiodrama.
Hasil penelitian M. Zaenal Arifin 2013 tentang “Keefektifan Media
Video Pementasan Drama dalam Pembelajaran Bermain Peran pada Siswa Kelas
39
XI SMAN 1 Purbalingga ” menyimpulkan bahwa: 1 terdapat perbedaan yang
signifikan antara siswa yang menggunakan media video pementasan drama dalam pembelajaran bermain peran dibandingkan dengan pembelajaran yang tidak
menggunakan media video pementasan drama dalam pembelajaran bermain peran. 2 media video pementasan drama efektif dalam pembelajaran bermain peran di
kelas XI SMAN 1 Purbalingga. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan, yaitu pada subjek penelitian. Kedua penelitian ini juga sama-
sama memiliki subjek penelitian yang sama yaitu keterampilan bermain drama. Perbedaan penelitian ini dengan yang akan diteliti adalah pada jenis penelitian dan
variabel penelitian. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen sedangkan peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas, variable yang
digunakan penelitian ini adalah media video pementasan drama sedangkan peneliti menggunakan metode sosiodrama.
D. Kerangka Pikir
Selayaknya dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, keterampilan bermain drama harus diajarkan secara sungguh-sungguh kepada
setiap siswa. Hal ini mengingat pentingnya manfaat dari keterampilan bermain drama itu sendiri terutama dalam bidang pembelajaran drama. Pada kenyataannya,
kegiatan pembelajaran bermain drama masih dianggap kegiatan yang membosankan. Pembelajaran bermain drama di sekolah pada umunya hanya
menuntut siswa untuk belajar bermain drama dengan pola yang biasa-biasa saja, bahkan mengalir seperti air. Pembelajaran bermain drama belum menggunakan
40
metode yang tepat dan menyenangkan, sehingga dalam proses pembelajaranya siswa terkadang menjadi cepat bosan.
Belum digunakannya metode yang tepat untuk mengajarkan siswa dalam bermain drama di sekolah menjadi salah satu hal yang membuat pembelajaran
bermain drama menjadi kurang menarik dan membosankan. Kenyataan itu terjadi pula di kelas XI-IPA 1 SMA Negeri 1 Kretek. Sebagian besar siswa masih malas
ketika diminta untuk belajar bermain drama. Kegiatan yang membosankan membuat sebagian besar siswa cenderung mengabaikan kegiatan pembelajaran.
Ketika pembelajaran bermain drama sedang berlangsung, banyak siswa yang tidak bersemangat dan hal ini membuat siswa tidak bisa bermain drama dengan
maksimal, sehingga siswa tergolong belum tuntas dalam hal penilaian keterampilan bermain drama.
Penggunaan metode sosiodrama dalam proses pembelajaran bermain drama membuat siswa termotivasi untuk melakukan kegiatan bermain drama.
Siswa akan merasa lebih tertarik karena metode sosiodrama menuntut siswa untuk kreatif. Siswa dituntut untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di
masyarakat dan sekitar mereka dengan topik dan tema yang menarik, sehingga siswa lebih bersemangat dan tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran. Pada
metode sosiodrama ini semua siswa diwajibkan memerankan satu tokoh beserta karakternya di depan kelas sehingga siswa berperan aktif dan berangsur-angsur
akan menghilangkan perasaan malu, serta dapat mengoptimalkan bakat mereka dalam bermain drama. Dengan demikian keterampilan bermain drama siswa akan
41
meningkat, baik dari segi proses yang meliputi keaktifan, minat, perhatian, maupun hasil penilaiannya.
Atas dasar kenyataan tersebut, maka dapat disusun kerangka pemecahan masalah secara rasional bahwa “metode sosiodrama sesuai dengan teori serta
kenyataan dalam pembelajaran, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas XI-IPA 1 SMA Negeri 1 Kretek untuk bermain drama dan menjadi
salah satu metode pembelajaran yang efektif ”. Siswa diberi contoh konkrit dan
dilibatkan langsung dalam proses pembelajaran serta diberi kesempatan untuk memerankan dirinya sendiri maupun orang lain dalam aktivitas bermain drama,
dengan metode sosiodrama siswa akan merasa senang dan terpacu untuk bermain drama dengan baik, sehingga prestasi siswa akan meningkat.
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian di atas, hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.
1. Jika pembelajaran keterampilan bermain drama siswa kelas XI-IPA 1 SMA
Negeri 1 Kretek Bantul menggunakan metode sosiodrama, maka kemampuan siswa dalam proses bermain drama akan meningkat.
2. Jika pembelajaran keterampilan bermain drama siswa kelas XI-IPA 1 SMA
Negeri 1 Kretek Bantul menggunakan metode sosiodrama, maka kemampuan siswa dalam hasil penilaian bermain drama akan meningkat.